Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Berhubung hari ini adalah hari Bumi sedunia, saya jadi pengin berkeluh kesah sedikit. Tentang betapa banyak hal yang belum pernah bisa saya lakukan untuk menjaga bumi. Tentang betapa menyesalnya saat sampah yang saya hasilkan masih banyak. Ternyata, niat saja memang belum cukup untuk menggerakkan saya melakukan aksi nyata. Ternyata, saya masih butuh menata situasi dan kondisi di depan mata, sebelum melakukan hal lain yang jauh lebih penting untuk dilakukan. Memang benar, jika sudah ada niat, harus langsung bergerak. Karena tanpa gerakan, niat tersebut hanyalah menjadi gagasan yang memuai lalu hilang tanpa jejak. Tapi, masih banyak hal yang belum saya benahi untuk bisa memulai sesuatu yang baru.

Saya masih belum bisa meninggalkan plastik kresek dan sampah plastik di rumah. Saya masih selalu lupa membawa alat makan sendiri saat bepergian. Saya masih tidak bisa berkomitmen panjang untuk memilah sampah rumah tangga. Saya masih belum mampu mulai mengompos sampah organik. Saya masih belum memiliki kesempatan untuk menanam tanaman di rumah. Saya masih menghasilkan sampah kemasan dari belanja online. Sampah sisa makanan di rumah masih banyak, meskipun saya sudah berusaha untuk mencegahnya. Masih banyak kegagalan yang saya alami dalam proses ini. Tapi, proses belajar dan memahami semua hal masih terus saya serap, meskipun belum bisa saya terapkan. Saya banyak belajar dari internet, media sosial, dan orang-orang yang berpengaruh, sambil terus berpikir, "suatu saat saya akan menerapkan gaya hidup sebersih itu". Bukan hanya untuk bumi, tapi juga untuk kenyamanan keluarga kami. Saya menulis ini sebagai catatan dan pengingat, bahwa saya pernah memiliki ambisi untuk memiliki hidup yang lebih baik dari kemarin. Dan, semoga, entah berapa tahun yang akan datang, saya bisa menghasilkan aksi yang lebih dari sekadar harapan seperti sekarang.

Omong-omong tentang menjaga bumi, aksi-aksi yang saya sebutkan di atas itu sebenarnya hanya aksi kecil yang sesederhana bisa kita lakukan terhadap diri sendiri di rumah, tapi kalau semua orang sanggup menerapkan, efeknya pasti akan dirasakan sama seluruh manusia di dunia, dong? Karena untuk menggerakkan hal lain yang lebih besar lagi, kita gak sanggup sendirian. Kalau milah sampah di rumah aja masih gagal, kenapa harus mikirin gimana cara pemerintah mengurangi penggunaan mobil/motor pribadi untuk mengurangi polusi udara? Kita bahkan gak tahu gimana caranya. Jadi, memang lebih bijak kalau kita kendalikan diri sendiri dulu. Nah, saya masih banyak gagalnya di sini. Padahal, akses informasi saya udah lumayan terkumpul nih. Sedih kan? Huhu. Tapi gapapa, saya masih terus belajar dan memahami dulu, aksi apa yang akan dan bisa saya lakukan sedikit demi sedikit. Karena memang saya gak mampu melakukan semuanya sekaligus, padahal proses belajar saya masih sedikit.

Baca juga: Pengalaman Menggunakan Menstrual Pad

Semoga teman-teman semua juga bisa memulai perlahan aksi nyata untuk menjaga bumi dari ancaman bahaya manusia. Semoga akses informasi dan pembelajaran juga lebih mudah kita dapatkan, sehingga semua orang bisa tergerak untuk memulai. Semoga saya juga bisa menemukan cara untuk memulai hidup yang lebih bersahabat dengan alam. Mendekat dengan bumi. Memelihara kesederhanaan dan tidak terlena dengan semua yang serba instan, tapi berujung tanpa tanggung jawab atas apa yang saya konsumsi.

Tulisan ini bukan dibuat untuk menggurui atau menghakimi siapapun atas apa yang sudah atau belum diperbuat. Tulisan ini hanyalah opini pribadi untuk menyentil diri saya sendiri, sebagai upaya pengingat, bahwa saya masih jauh dari kata berhasil untuk melakukan aksi nyata dalam menjaga bumi. Maaf ya, bumi. Tolong jangan marah. Tolong bertahan sebagai rumah kami yang tetap indah.

Selamat hari Bumi sedunia...


Ketika saya pertama kali berlangganan secara legal aplikasi streaming untuk film, saya langsung memutuskan mau menonton series Black Mirror. Kenapa? Karena penasaran bangett. Udah banyak yang nonton dan katanya seru banget. Masa, sih? Seseru apa sampai bisa nge-hype gitu, ya? Ditambah lagi, ternyata series ini gak berhubungan ceritanya satu sama lain, dan ada mapping khusus untuk mengikutinya, loh! Katanya sih map ini disusun dari cerita yang paling ringan sampai yang heavy untuk ditonton, jadi gak berurutan dari season 1 seperti menonton series lain kebanyakan. Entah siapa yang pertama kali membuat map ini, tapi lumayan membantu juga untuk orang-orang yang belum pernah menonton dan bingung mulai dari mana. Beberapa episode memang mengandung banyak adegan yang mungkin membuat sebagian orang gak nyaman, sih. Hmmm, makin penasaran nih saya.

Ini map-nya, buat yang penasaran dan belum tonton bisa ikuti urutan ini aja. Jadi gak langsung kaget karena season 1 episode 1 itu kategorinya gak ringan untuk ditonton.


Sumber image: reddit.com


Nah, karena episode Black Mirror ada banyak, jadi saya mau review tentang beberapa episode paling favorit versi saya aja, ya! Ini episode yang paling paling gak bisa dilupain dan layak rewatch, beberapa cerita sangat relate sama fenomena sekarang, tapi dikemas dalam dimensi yang lebih "canggih" aja. Oiya, FYI, semua episode Black Mirror itu memiliki teknologi dan pengetahuan yang udah lebih maju dari sekarang. Ada yang tentang kecerdasan buatan, robot pengganti manusia, menjelajah dunia khayalan, teknologi yang berhubungan dengan penghubung saraf, manusia hologram, dan masih banyak lagi. Mungkin, di masa depan, ilmuwan sudah menciptakan teknologi serupa yang udah super canggih dan bisa memengaruhi kehidupan kita semua. Bisa jadiii, yakan? Sekarang aja udah ada banyak robot yang bisa menggantikan pekerjaan manusia.

Baca juga: Review Behind Her Eyes (Netflix)

Yuk, kita mulai review-nya! 😊
(❗️❗️Disclaimer: urutan saya berdasarkan urutan season, ya. Bukan berdasarkan mapping yang tadi saya kasih tahu. Daaaaan, tulisan ini akan jadi panjaaaaang banget. Tapi, semoga gak bikin bosan untuk dibaca hehe)



✨ SEASON 3 ✨
  • NOSEDIVE

Apa ya rasanya jadi orang terkenal yang selalu dapat angka likes banyak di social media? Apapun yang kita share akan disukai oleh semua orang. Kehidupan kita serasa sempurna, bahagia, pokoknya bikin iri orang lain, deh! Persis kayak fenomena jaman sekarang kan? Nah, tapi, bagaimana kalau semua orang bisa saling memberikan rating hanya dengan semudah satu click di depan wajah mereka ketika papasan? Resek sedikit di depan umum, semua orang bisa kasih kamu bintang satu. Padahal gak kenal. Tapi kalau kamu ramah, bintang lima mah kasih daaah. Wah, ngeriii. Ditambah lagi, angka rate ini bisa jadi penentu kelas sosial seseorang. Wow.

Lacie, termasuk salah satu orang yang ambisius dalam menaikkan poin rating-nya, demi bisa membeli satu rumah elite yang memberikannya diskon 20% jika ia bisa mendapat poin minimal 4.5 bintang ke atas. Tapi semua hal itu ternyata gak semudah yang ia pikirkan. Selama 24 jam terakhir, ia selalu mendapati masalah dan melakukan kesalahan terus-menerus, hingga akhirnya poinnya malah selalu turun hingga ke angka 0.6 bintang karena semua orang memberinya rate 1 bintang, dan berakhir masuk ke penjara karena dianggap memiliki catatan kriminal. Ouch, poor girl! 😢 sesuatu yang dilakukan secara berlebihan memang gak selalu baik, ya.

  • SHUT UP AND DANCE

Ah, habis nonton ini kayaknya kamu akan melakukan hal yang sama kayak saya, nih! Nutup kamera di laptop pakai solasi! Lalu takut download antivirus/aplikasi aneh karena takut salah klik dan malah kena hack. Sereeemmm.

Dianggap kena malware berbahaya, Kenny men-download antivirus di laptopnya. Ternyata, aplikasi yang ia download adalah milik hacker yang bisa mengambil alih laptopnya dan merekam apapun dari kameranya, termasuk merekam keseharian Kenny di kamar dan juga momen saat Kenny menonton sesuatu di laptopnya sambil.... hmm.... coli. Hehehe. Nahloh, apatuh yang ditonton?

Tiba-tiba ada email asing masuk, minta dikirimkan nomor hp dan mengancam akan menyebarkan video itu jika Kenny tidak mengikuti perintahnya. Kemudian Kenny disuruh melakukan banyak hal di bawah ancaman karena takut video colinya disebar dan ia akan dipermalukan. Akankah ia menang dari permainan si anonim ini dan memperbaiki hal yang telah ia rusak hari ini?

  • SAN JUNIPERO

Kayaknya ini episode Black Mirror yang paling menenangkan untuk ditonton dan punya happy ending, deh. Sangat cocok ditonton di awal kalau gak mau langsung nonton episode yang berakhir kelam, hehehe. Ets, tapi, kalau kamu gak nyaman sama cerita yang bertema LGBT, kamu boleh skip episode ini. 😊

Kelly bertemu Yorkie pertama kali di sebuah club hari Sabtu malam. Setelah pertemuan itu, ternyata Yorkie merasa sangat terhubung oleh Kelly, dan mengharapkan pertemuan lagi di Sabtu berikutnya. Tetapi, Kelly sulit ditemui. Yap, Kelly dikenal sebagai perempuan bebas yang tidak mau terikat oleh siapapun. Baginya, sex hanyalah sex, tidak ada ikatan setelahnya, tidak ada relationship. Tetapi, bersama Yorkie, pengalaman itu berbeda. Mereka memiliki ketertarikan satu sama lain.

Ternyata, San Junipero adalah sebuah "dunia khayal" tempat mereka melarikan diri dari dunia nyata. Mereka sama-sama diberikan kesempatan satu kali dalam seminggu selama lima jam hingga pukul 12 malam, setiap hari Sabtu, diberikan akses untuk "berlari" ke San Junipero, bersenang-senang sementara tubuh aslinya terbaring di dunia nyata. Setelah tengah malam datang, mereka akan kembali tersadarkan diri. Pulang ke dunia nyata sebagai lansia; Kelly di panti jompo, sedangkan Yorkie sekarat di rumah sakit. Itulah mengapa mereka hanya bisa bertemu di hari Sabtu saja.

Mereka memiliki pilihan untuk menyebrang ke San Junipero, tinggal selamanya di sana tanpa batas, jika mereka memilih untuk menyelesaikan kehidupan nyatanya. Ketika mereka meninggal dunia, jiwa mereka bisa dikirim ke tempat khayalan yang mereka mau, dalam hal ini, Yorkie menginginkan San Junipero. Bersama Kelly. Apakah Kelly mau hidup bersama Yorkie di dunia tanpa batas selamanya? Mereka tak akan merasakan sakit, tua, dan mati. Selamanya mereka hanya tahu caranya bersenang-senang.

Jika benar ada teknologi ini di kemudian hari, mungkin kematian gak akan terasa menakutkan dan menyedihkan lagi. Kita memiliki tempat untuk kehidupan kedua. Abadi. 😊

Baca juga: Momen Pernikahan Asty & Tian


✨ SEASON 4 ✨
  • ARKANGEL

Menjadi single parent memang gak mudah. Apalagi kalau punya anak perempuan. Rasanya mau menjaganya supaya tetap aman dan terkendali,  memastikan anaknya selalu berada di keadaan yang terkontrol. Tapi, gak selamanya hal itu berdampak baik yah, Ibu-Ibu. Terlalu posesif ke anak juga gak baik, loh!

Baca juga: Mengeluhlah Ibu, Sebentar Saja

Sara adalah anak perempuan yang pernah hilang di taman. Ibunya gak mau itu terjadi lagi. Jadi, ia membawa Sara ke Arkangel, menanamkan chip di kepalanya dan menaruh kontrol sepenuhnya pada orangtua, sehingga ia bisa terus melihat dan memantau ke manapun Sara pergi dan beraktivitas melalui sebuah tab. Sayangnya, program ini tidak bisa dibatalkan, jadi selamanya Sara akan membawa chip ini di kepalanya. Selamanya ibunya memiliki kontrol atas apa yang ia lihat dan dengar.

Semua berjalan lancar hingga akhirnya Sara tumbuh dewasa, jatuh cinta, dan menjalin hubungan dengan teman sekolahnya. Suatu malam, Sara pulang terlambat ke rumah tetapi ia berbohong dengan ibunya. Ibunya panik dan mencari tahu dengan mengaktifkan kontrol orangtua. Sara ketahuan having sex, dan di situlah awal permasalahan ini. Ketika Sara tahu bahwa ibunya menguntitnya, ia melawan dan berontak. Ia merasa gak punya kebebasan atas hidupnya sendiri.

  • CROCODILE
Sekali membunuh, bakal membunuh terus. Kenapa, ya? Entahlah. Tapi, yang kali ini dirasakan oleh Mia Nolan adalah kepanikan, ketakutan, dan rasa putus asa, atas munculnya kembali kasus yang telah ia kubur selama 15 tahun. Ia memiliki keluarga yang harmonis dan karier yang telah menanjak tajam menuju puncak. Ia tak akan rela kehilangan semuanya hanya karena kesalahannya terkuak.
 
15 tahun lalu, Mia dan pacarnya menabrak pengendara sepeda di jalanan setelah melakukan pesta mabuk-mabukan. Korban meninggal di tempat, pacar Mia panik, takut masuk penjara, lalu mereka akhirnya lebih memilih untuk membuang mayat itu ke jurang yang menuju ke laut. Melupakan semuanya dan melanjutkan kehidupan. Mereka putus, Mia menikah dengan orang lain dan memiliki satu anak laki-laki berusia 9 tahun. Kariernya sedang di atas awan. Semua orang memuji kesuksesannya, jadwalnya padat mengisi berbagai talkshow di banyak kota.

Berbeda dengan mantan pacar Mia, yang ternyata memiliki trauma atas kasus itu. Kehidupannya hancur dan tak ada harapan. Ia terus-menerus memikirkan kesalahan itu, dan berencana mengaku ke polisi. Mia tentu gak mau. Tanpa sengaja ia membunuh mantan pacarnya agar ia gak melapor ke polisi. Membuang mayatnya agar tak terdeteksi. Setelah kejadian itu, ia jadi terlibat pembunuhan ke beberapa orang yang tidak sengaja terseret ketika Mia membunuh mantan pacarnya. Ia seakan gak mau menyisakan satu orang pun yang tahu bahwa ia memiliki kesalahan gelap.


✨ SEASON 5 ✨
  • STRIKING VIPERS

Saat Danny ultang tahun, sahabatnya—Karl, memberikan hadiah berupa VR version untuk memainkan game yang sering mereka mainkan bersama, Striking Vipers X. Ternyata, game ini membawa perjalanan yg berbeda di antara mereka selama bermain game. Mereka awalnya bermain game secara fair, hingga akhirnya malah menemukan sensasi lain yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sensasi yang sangat asing, aneh, nyata, tapi sulit untuk dihindari. Mereka menjadi kecanduan bermain game, mendistraksi hubungan Danny dengan istrinya yang sudah mulai hambar.

Hmm, kira-kira hal apa yang bisa mengubah hubungan Danny dan Karl karena game tersebut, ya? Psstt... hati-hati! Karena episode ini mengandung adegan sexual yang lumayan banyak. Hehehehe.

  • BLACK MUSEUM 

Waaaaaaah ini episode yang paling mindblowing sih karena plot twist di akhir episode bikin merinding dan kereeen!

Black Museum berisi benda-benda teknologi yang diciptakan oleh Rolo Haynes. Ia dulunya adalah pencipta teknologi di bidang kesehatan, di rumah sakit St. Juniper. Ia menciptakan berbagai alat untuk membantu masalah pasien. Berbagai alat ciptaannya diuji coba ke pasien di rumah sakit itu. Banyak yang gagal, dan pada akhirnya ia diberhentikan dari pekerjaan itu, lalu mendirikan Black Museum. Semua benda yang ada di situ adalah ciptaannya yang kini sudah dilarang produksinya.

Hari itu adalah hari yang sial bagi Haynes, karena kedatangan satu tamu yang ternyata akan membawanya ke pengalaman terburuk sepanjang kariernya. Ia mengajak tamunya berkeliling museum dan menceritakan semua kisah ciptaannya satu per satu. Tapi, tanpa sadar, ini adalah akhir dari karier Haynes yang sangat mengenaskan. Episode ini paling menarik tapi sulit diceritakan karena ada banyak kisah di dalamnya. Tapi, kamu bakal dibuat puas banget sama ending-nya!

  • RACHEL, JACK, AND ASHLEY TOO

Menjadi selebriti papan atas dan kaya raya gak selamanya menyenangkan. Ia harus selalu terlihat bahagia dan excited di depan media dan fans-nya. Padahal, kehidupan nyatanya gak selalu seindah senyum yang diperlihatkan. Kedengaran seperti nyata, ya? Kehidupan selebriti yang ada di sekitar kita juga sering terkuak kenyataan pahit seperti dalam episode ini. Kadang, kita sebagai fans gak tahu apa-apa selain hanya mengagumi aja.

Ashley tinggal bersama tantenya setelah orangtuanya meninggal. Sejak saat itu, tantenya merawat dan sekaligus menjadi manajer untuk karier Ashley sebagai penyanyi. Tapi, Ashley dituntut untuk selalu perfect, mengejar segala pencapaian tanpa pernah mendengarkan apa yang Ashley mau.

Suatu hari, saat kehidupan Ashley sedang berada di masa kritis, seorang fans berat Ashley yang bernama Rachel, beserta kakaknya—Jack, jadi gak sengaja terseret dalam sebuah misi menyelamatkan kehidupan Ashley. Apa yang terjadi dengan kehidupan Ashley? Apakah misi Rachel dan Jack akan berhasil?

Nah, sekian episode terfavorit versi saya. Kalau kamu paling suka yang mana? Ayok coba tulis di komentar. Sekalian minta rekomendasi film/series serupa yang pernah kamu tonton yuk! Maaf yaa kalau tulisan kali ini panjaaaang banget. Semoga gak membosankan untuk dibaca.

PS: Review film/series lainnya yang udah pernah saya tulis bisa dibaca di sini. Semoga suka! 😊

Saya penasaran deh, kenapa ya ada orang yang makannya masih gak habis? Padahal, yang ambil porsinya kita sendiri, kita juga yang menakar cukupnya seberapa, kan? Kok masih juga gak habis. Udah gitu, disisainnya kayak cuma 1-2 suap doang. Yaampun geregetannn.... soalnya bagi saya tuh 2 suap itu masih bisa masuk ke mulut loh, ya kalau udah kekenyangan banget sih saya bakal stop sebentar terus lanjut abisin. Daripada malah disisain terus kebuang. Beda kalau kondisinya lagi gak sehat, gak nafsu makan, pasti akan berat banget ngabisin makanannya karena gak mau makan tapi ya memang tetap harus makan. Itu pun sebenarnya masih bisa diakali, kok. Ya, ambil nasi dan lauknya dikit banget aja. Yang penting perutnya keisi, lalu bisa minum obat, dan gak takut mual karena kekenyangan. Jadi, perkara isi piring yang kebuang itu mencerminkan bagaimana kita bisa mengontrol diri sendiri. Cara kita mengontrol seberapa banyak, seberapa cukup, dan seberapa mampu kita menghabiskan isi piring tanpa ada sisa yang terbuang, cuma kita yang tahu. Itu adalah tanggung jawab kita masing-masing terhadap apa yang kita kasih ke tubuh, juga berpengaruh terhadap bumi.

https://widyasty.com

Yes, kalau makanan sisa akhirnya kebuang, ya yang rusak bumi juga, dong? Sampah makanan satu orang dalam sehari aja bisa jadi banyak kalau setiap hari kita melakukan hal yang sama. Artinya kita belum punya control system terhadap kebutuhan kita sendiri. Lalu, diakumulasi selama seminggu, sebulan, bahkan setahun. Belum lagi sampah makanan yang dihasilkan dari restoran, katering, perjamuan arisan, resepsi pernikahan, dan acara besar lainnya. Belum lagi ditambah sampah makanan satu RT, satu kelurahan, satu provinsi. Pantas saja kalau Indonesia bisa menduduki peringkat kedua penghasil sampah makanan terbesar di dunia. Jika dikutip dari artikel di website Bandung Food Smart City, setiap orang di Indonesia bisa menyumbang sampah makanan sebanyak sekitar 300kg selama setahun. Ajegile! Itu banyak bangettt. 

Yang bikin lebih dilema, masih ada banyak banget wilayah di Indonesia yang mengalami krisis pangan. Anak-anak mengalami stunting, kurang gizi, dan bahkan gizi buruk, karena kekurangan asupan makanan yang baik. Padahal, 300kg sampah makanan tadi bisa untuk makan berapa ratus/ribu orang coba? Harusnya kita bisa mulai melek sama isu ini, karena ini termasuk isu global, gak hanya Indonesia yang mengalaminya. Tapi, walaupun hal ini terjadi di banyak negara, bukanlah alasan kita untuk gak memperbaiki diri, kan? Justru, kalau kita bisa mengurangi, kenapa nggak? Emang gak takut tuh liat TPA-TPA udah pada penuh dan gak cukup lagi buat menampung sampah kita semua? Apalagi sampah makanan yang digabung dengan sampah non-organik lainnya tuh bisa memicu gas beracun yang berbahaya. Masih ingat kan, kasus meledak dan longsor di beberapa TPA di Indonesia? Bayangin deh kalau gak ada lagi tempat kita buat buang sampah, mau dibuang ke mana lagi? Sedangkan lingkungan bumi yang tercemar sampah tuh gak hanya lingkungan darat aja, tapi air di sungai dan bahkan laut juga udah mulai tercemar sampah juga, loh. Huhuhu bumikuuu...

https://bandungfoodsmartcity.org/

Saya pribadi juga belum benar-benar bisa sepenuhnya menerapkan hidup bebas sampah makanan. Tapi, saya setidaknya belajar untuk tidak membuang sampah makanan agar tidak mubazir. Gemesss aja gitu sama makanan yang akhirnya kebuang karena gak dimakan. Contoh paling nyata yang hampir selalu setiap hari terjadi di depan mata saya adalah nasi kering. Mana bisa ya kita makan lagi? Mentok-mentok kasih ke ayam deh, atau ya buang tempat sampah. Siapa yang mau makan nasi kering? Kenapa, sih, kok bisa sampai ada nasi kering? Yap. Karena kita masih kurang pintar mengelola nasi. Apalagi ini termasuk bahan pokok warga Indonesia, yang wajib dan harus ada setiap hari. Gak makan kalau gak pakai nasi, katanya. Tapi, malah nasi yang paling sering kebuang. Pasti masalah ini juga banyak dialami orang lain dalam kesehariannya. Ngaku deehh, bener kaaan? Hahaha. Saya sering kasih masukan ke Ibu mertua saya, kalau masak nasi baru, setelah matang, nasi sisa yang lama ikut dicampur lagi aja ke dalam rice cooker, supaya gak keburu kering dan kebuang. Meski kadang Beliau masih sering kelupaan, tiap saya yang kebagian masak nasi baru, ketika matang pasti akan langsung saya campur dengan nasi lama karena bagi saya masih layak banget untuk dimakan. Nasi itu hanya perlu segera dihangatkan supaya gak keburu kering dan adem. Apalagi melihat kebiasaan orang rumah yang lebih doyan nasi hangat daripada nasi yang udah adem. Mereka cenderung akan ambil nasi yang baru matang untuk dimakan, padahal nasi yang lama masih layak makan, tapi karena udah adem jadi gak ada yang nyentuh deh. Kasihan si nasiii. 

Akhirnya karena isu itu udah jadi perhatian saya sejak lama, saya harus punya inisiatif untuk mengubah kelola makanan tersebut di rumah ini. Dari hal sederhana itu, akhirnya bisa kita temukan solusinya, yang bisa kita lakukan sama-sama. Nah, semenjak punya rice cooker yang ukurannya kecil di sini (kalau gak salah kado nikah adik ipar saya), akhirnya saya juga sering ngide untuk masukin nasi lama ke rice cooker kecil dulu sebentar, sembari memasak nasi baru. Kalau sudah matang bisa dicampur lagi dan rice cooker kecilnya dimatiin deh. Jadi gak ada yang namanya nasi lama jadi adem atau kering karena dibiarin di luar rice cooker kelamaan. Orang rumah pun bisa tetap makan semua nasi yang ada karena semua masih hangat dan layak makan.

Duh, ini baru perkara nasi, loh. Belum lauk dan sayurnya. Kalau dalam pembahasan ilmu gizi, saya memang kurang paham bagaimana kandungan gizi dalam masakan matang yang dimasukkan ke kulkas lalu dihangatkan kembali. Tapi, setuju atau tidak, itu adalah cara yang paling sering kita temui dalam rumah tangga. Yakan? Baik Ibu saya atau mertua juga melakukan hal itu soalnya. Nah, ada hal menarik dari cara Ibu saya dalam mengelola lauk. Kalau ada sisa lauk yang belum kemakan, biasanya Beliau masak ulang dan dicampur dengan lauk lain, atau ditambah bahan baru, yang kemudian malah jadi menghasilkan masakan baru. Surprisingly, tetap enak! Jadi, dari dulu gak pernah ada yang namanya buang lauk sisa. Saya gak pernah lihat Ibu saya membuang sisa lauk, atau dibiarkan sampai basi lalu kebuang. Beliau selalu punya cara untuk mengkreasikan masakan itu supaya gak kebuang dan justru malah dihabiskan. Di rumah mertua, hal tersebut pun diadaptasi. Lauk yang hari ini gak habis akan dimasukkan ke kulkas, besok dihangatkan kembali, dan masak masakan baru juga sebagai tambahannya jika perlu.

Saya gak paham apakah ini cara yang tepat, tapi setidaknya bisa mengurangi sumbangan sampah makanan rumah tangga. Opsi lain yang ada di benak saya dan sejauh ini sudah saya terapkan pelan-pelan di rumah tangga saya adalah:

  1. Masak secukupnya. Kalau anggota keluarga hanya 3 orang seperti saya, ya masaknya sedikit aja buat satu hari makan. Ini biasanya proses trial & error-nya bisa berhari-hari atau minggu sambil meraba porsi lauk yang pas. Gak kurang, gak kebanyakan. 
  2. Kalau masaknya kebanyakan, ada baiknya kasih ke tetangga juga. Itung-itung berbagi, sekalian kasih icip masakannya. Siapa tau enak dan banyak yang suka, jadi bisa jualan lauk juga deh, hehe. Tapi yang ini belum pernah saya coba sih karena masaknya selalu dalam porsi dikit hihi. 
  3. Terapkan foodprep, sehingga bisa memangkas waktu masak lauk untuk satu kali makan bersama keluarga. Jadi dalam satu hari bisa makan lauk beragam dan gak sama/bikin bosan. Biasanya kalau sudah disiapkan dalam bentuk foodprep, masaknya jadi lebih mudah dan cepat. Semisal punya bumbu dasar merah, pagi bisa dibuat sarapan nasi goreng, siang lauk balado, sore/malam sayur berkuah.
Contoh list weekly menu yang saya buat


Ngomong-ngomong soal foodprep, saya juga akhir-akhir ini sedang belajar rutin melakukannya, nih. Dulu pernah banget niat sampai beli banyak food storage, lalu ketimpa musibah malas sampai akhirnya gak pernah lagi dilakukan. Memang agak kacau akhirnya karena bahan makanan jadi gak terorganisir dengan baik. Nah, semenjak udah mulai masak untuk keluarga sendiri, saya mulai terapkan lagi foodprep demi bisa bebas sampah makanan dan menerapkan gaya hidup minim sampah. Jadi, semua bahan makanan mentah yang saya beli tidak akan terbuang karena semua sudah diatur jumlahnya agar bisa dimasak untuk seminggu ke depan. Foodprep juga bisa memudahkan ketika masak, karena semua bahan (mulai dari sayuran, daging, dan bumbu) sudah disiapkan dan dipisahkan sesuai porsi masakan, jadi tinggal cemplung-cemplung dan kasih bumbu deh di kompor. Biasanya, yang saya beli dalam jumlah banyak itu adalah bumbu-bumbu dasar, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, dan bawang bombay. Untuk sayur dan lauk pauk, saya membuat list masakan dulu per minggu, jadi saya hanya akan membeli sayur yang sesuai dengan kebutuhan. Ini dibuat supaya meminimalisir sayur yang membusuk/layu sebelum digunakan, lalu berakhir menjadi sampah. 

Contoh foodprep, sumber: Buzzfeed di Pinterest


Nah, kalau cara kalian kelola sampah makanan tuh gimana? Saya butuh ide nih supaya bisa lebih mantap ngurus sampah di rumah. Jadi, kita juga bisa pelan-pelan menjaga bumi dari banyaknya sampah yang dihasilkan rumah tangga. Duh, kalau ngomongin sampah memang gak ada habisnya. Ini aja baru sampah makanan, belum lagi sampah non-organik, sampah elektronik, dan sampah-sampah lainnya. Kita masih perlu banyak bebenah diri nih, teman-teman. Hihi.

Oiya, saya juga pernah share tulisan dengan tema pengupayaan gaya hidup less waste, tentang penggunaan menspad saat menstruasi agar tidak menghasilkan sampah pembalut sekali pakai. Ada juga tulisan tentang proses toilet training kepada anak, salah satunya adalah dengan menggunakan clodi dan training pants untuk bebas dari sampah popok sekali pakai. Silakan dibaca ya kalau tertarik! 😊
Haaaai, maaf menunggu beberapa hari untuk update postingan toilet training. Kali ini, yang mau saya bahas adalah hal terakhir dari proses toilet training yang saya jalani, tapi bukan berarti menjadi akhir perjalanan. Karena sejujurnya, sampai hari ini, saya masih terus struggling dalam proses ini. Belajar bersama Biandul, bersabar, berusaha menjalani tanpa berpikir tentang target melulu, atau kejar-kejaran dengan parents lain. So, hadapilah anakmu sendiri tanpa harus melibatkan cara parenting orang lain untuk menjadi target. Kita semua punya masanya sendiri kok 😊 kalau ternyata ada orang yang masih memakaikan popoknya ke anak yang sudah berumur tiga tahun lebih, it's okay. Siapa tahu banyak pertimbangan yang membuat mereka gak bisa memulai toilet training segera. Atau bahkan ada yang sudah lulus tanpa mengompol di umur dua tahun, kan gak ada yang tahu. Kenapa dia bisa tapi anak saya gak bisa? Ya gapapa karena anakmu bukan anaknya hehe.

Tahap terakhir kali ini adalah yang paling menguras tenaga, pikiran, emosi, dan kesabaran ya Moms buat saya hihihi. Ayok tos dulu buat yang sekarang hobinya nyuci sprei dan jemur kasuuurrr! 🤣🤣👏🏻 Proses ini akan melibatkan peristiwa kurang tidur malam, perasaan cemas dan sering kebangun tengah malam hanya untuk mengecek celana dan kasur aman, berakhir dengan kepala pusing keesokan harinya karena tidurnya gelisah, tapi masih harus tetap nyuci baju anak yang basah bau ompol semalam, tiap hari nyuciiii mulu karena takut kehabisan celana dalam yang bisa selalu ganti 3-4 kali setiap malamnya wkwk. Ayo sini saya peluk mommmmms...

Sebelum lanjut ke pembahasan berikutnya, ada baiknya kalau kamu baca dulu proses toilet training dari part 1 dan part 2 supaya bisa tahu urutan tahapan yang udah saya terapkan selama ini. Setelah sudah selesai membaca, mari kita lanjut di tahap terakhir ini yuuuuuuk!


BELAJAR TIDAK MENGOMPOL

Saya ingat betul bahwa ketika saya berumur 5-6 tahun, saya masih sering menahan pipis dan berakhir mengompol. Bangun tidur masih sering basah-basahan karena mimpi kebelet pipis, lalu pipis di kamar mandi dengan perasaan lega, padahal kenyataannya pipis di kasur sambil merem huhu. Pernah juga ketika merasa takut/tegang di TPA, kebelet pipis, tapi gak berani minta izin ke toilet, lalu berakhir mengompol dan malu sejadi-jadinya di depan teman-teman. Astaga perjalanan masa kecilkuuu, huhu. Saya paham banget perjuangan saya untuk berhenti mengompol dulu sangat berat. Saya sering merasa takut hanya untuk izin ke toilet, saya sering tiba-tiba kebelet pipis saat sedang tertekan, cemas, deg-degan, dan semua itu di luar kontrol saya hingga akhirnya saya masih sering mengompol di depan umum. Maka dari itu, saya juga paham kini Biandul sedang dalam perjalanan memahami situasinya, bahwa ada aturan keras jika pipis/pup HANYA di toilet, bukan di tempat lain. Bahkan meskipun ia laki-laki, saya tidak pernah mengajaknya pipis sembarangan di pinggir jalan. Saya akan tetap mencari toilet di sekitar untuk menumpang pipis, seperti misalnya saat saya ajak Biandul belanja ke minimarket, setiap ia bilang mau pipis, saya akan segera minta izin untuk memakai toiletnya. Ketika sedang bermain di taman, saya akan gunakan toilet umumnya, bukan di pinggiran taman yang bisa dilihat semua orang. Tapi sebelum sampai pada tahap itu, tidak mudah untuk Biandul bisa menahan pipis dan tidak mengompol. Saya mengajarinya untuk mengenal toilet/kamar mandi sebagai tempat untuk pipis/pup, karena setelah itu ia harus belajar mengendalikan rasa kebeletnya sebelum ia sampai ke dalam toilet.

Setelah beberapa bulan menjalani toilet training dari tahap lepas popok, mengenalkan pipis/pup di toilet, hingga sekarang belajar tidak mengompol, Biandul membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk adaptasi. Di tahap kedua, saya masih hanya lepas popok di siang hari saja, tapi malam masih menggunakan popok. Di tahap ketiga kali ini, saya mulai memberanikan diri untuk FULL melepas popok Biandul siang dan malam. Hasilnya? Yes, kurang tidur karena harus patroliii 🤣 sejam sekali saya ngecek celananya Biandul, udah basah atau belum. Lalu mengajaknya ke toilet untuk pipis dulu, kemudian lanjut tidur lagi. Kalau kebablasan sampai berjam-jam dan sudah terlambat, ya sudah pasrah aja gantiin baju baru karena udah banjir hahaha. Oiya, perlak dan bedong bayi itu tuh ternyata kepake lagi kali iniii. Jadi, jangan dihibahkan ke orang lain dulu, atau jadi kain lap karena merasa udah gak kepake ya, Buibuk. Kepake bangettt bahkan ternyata kepake segitu sering dan banyaknya saat awal-awal anak masih sering mengompol. Biandul dalam satu malam kalau lagi kecolongan bisa tiga sampai empat kali mengompol dan ganti baju. Belum lagi kalau ditambah ngompol saat tidur siang. Jadi ya setiap hari memang WAJIB hukumnya mencuci baju, karena kan baunya pesing banget yah hahaha dan takut kehabisan celana dalam kalau ditunda-tunda. Apalagi training pants itu kan bahannya agak tebal, dan susah kering. Btw, saya gak pakai mesin cuci dan pengering jadi memang waktu menjemurnya lebih butuh waktu panjang untuk benar-benar kering. Itulah kenapa saya gak bisa nunda mencuci baju Biandul saat sedang menjalanin tahap ketiga toilet training ini.





APA SAJA PERSIAPAN YANG DIBUTUHKAN?

Training pants dan celana dalam sudah pasti butuh banyaaak. Perlak dan bedong juga berguna untuk melapisi sprei supaya ompolnya gak nembus ke kasur, bakal lebih repot lagi kalau kasurnya basah kena ompol mulu dan harus ngejemur setiap hari. Belum lagi kalau sedang musim hujan, kan gak ada matahari ya bookk 🤣 kalau memang dirasa butuh beli sprei waterproof, silakan beli. Saya pun beli dua buah. Tapi, sepengalaman saya, kalau ompolnya banyak tetap bisa nembus ke kasur loh, atau mungkin sprei yang saya beli memang kurang bagus ya kualitasnya hahaha. Jadi, yang saya lakukan adalah menjaga supaya kasur tidak ditembus ompol dan jadi bau pesing. Saya pakai sprei waterproof, lalu di atasnya lagi dilapisi pakai bedcover karena memang tebal banget kan daripada sprei biasa (and yes jadinya nge-laundry bedcover mulu deh huhu), lalu masih dilapisi lagi dengan perlak di atasnya. Jadi Biandul tidur di atas lapisan perlak, bedcover, dan sprei waterproof. Triple protections, yakk 🤣

Selebihnya, kita hanya butuh kesabaran untuk terus kasih sounding ke anak seperti ini setiap sebelum tidur: "Bian kalau ada rasa kebelet mau pipis, bangun dulu yah. Kita pipis dulu di toilet terus bisa tidur lagi. Kalau pipis di kasur nanti basah semua dan bau. Bian tidur di mana nanti?"

Walaupun dapat jawaban iya, oke, siap, ya tetep aja masih ngompol gak sadar hahaha. Jadi memang kita sebagai orangtuanya yang mengajak pipis duluan, bangunin pelan-pelan, lalu lanjut tidur lagi. Ada satu atau dua kali Biandul paham dan mau diajak pipis di tengah-tengah waktu tidur, tapi lebih banyak nangisnya dan gak mau, padahal pas udah sampai toilet ya keluar banyak juga itu pipisnya hahaha. Ya, mungkin memang karena lagi ngantuk banget jadi gak mau diganggu tidurnya, dan masih terbiasa kemarin pipis saat tidur tapi gak ada yang basah karena ditahan dengan popok. Saya pun ada sesekali rasa sebal dan kesal tiap malam harus kebangun ngajak pipis atau gantiin baju. Setiap hari harus cuci baju dan kejar-kejaran sama jemuran basah, tapi ya balik lagi karena ini proses transisi, dan harus adaptasi dengan kebiasaan baru, jadi hal ini cukup melelahkan dan berat bagi kedua pihak. Makanya dari awal saya tekankan bahwa toilet training perlu sekali dimulai saat anak dan ibu telah siap secara mental. Anak pun sudah paham dan bisa bilang mau pipis, paham rasanya kebelet pipis dan harus ditahan dulu sampai toilet dan lepas celana, baru bisa dikeluarkan. Ibu harus siap terjaga setiap malam dan tenaga habis untuk ngurus cucian setiap hari. Semua ini bisa saja sangat sulit dijalani, tapi sebagian lainnya merasa sangat mudah, jadi memang perjalanan ini akan berbeda dirasakan semua orang. Yang jelas, kita pasti akan merasakannya, cepat atau lambat, mudah atau susah.

Sampai hari ini, Biandul udah setahunan sejak awal dimulainya toilet training. Mengompol malam masih sering terjadi, tapi dua minggu terakhir ini dia pinter banget karena gak ngompol sama sekali :") Saat-saat seperti ini jadi hal yang membahagiakan dan melegakan, mulai pelan-pelan bisa lepas perlak, karena anak juga mulai gak nyaman tidur di atas perlak terus. Tapi, ibunya juga gak boleh lengah. Sesekali masih harus tetap pantau dan cek celananya, karena butuh segera ganti celana kalau sudah keburu basah mengompol.

Hmm, jadi penasaran tantangan setelah ini tuh fase apa lagi yaaa? Cerita juga dong yuk di komentar, anak kalian punya fase apa aja di tahun ke 3-4 setelah lulus toilet training? Siapa tahu saya bisa belajar juga dari pengalaman orang lain 😊


Baca juga pengalaman saya menjalani fase ini:
All about pumping
Cara menjaga dan mengatur flow ASIP
Journey of menyapih
Heyyy buibuuuk, apa kabaar? Hehe. Udah borong stok sabarnya lagi apa belum nih buat ngurus anak dan rumah? Wkwk, jangan sampe keburu habis terus belum di-refill yaaah. Bisa kacau urusan 🤣

Jujur aja, jadi ibu rumah tangga tuh emang keliatannya sepele tapi capeknya luar dalem lohhh. Jadi, kalau gak punya stok sabar yang melimpah ruah, wah bisa spaneng kepala. Isi rumah gak keurus, anak kena omel, suami dijudesin, dikit-dikit baper. Kan gak enak yah? Hehe. Apalagi kalau anak kita masih kecil dan lagi ada di fase-fase terpentingnya nih, kayak yang sekarang mau saya bahas. Dari kemarin kan saya udah keluarin satu tulisan tentang toilet training nih, tapi ternyata panjang dan banyak banget yang mau saya bahas. Jadilah saya bikin jadi tiga bagian, supaya lebih mudah dimengerti dan terarah aja penjelasannya, siapa tahu kan ada ibu-ibu di sini yang lagi siap-siap memasuki fase ini. Atau lagi barengan sama saya juga nih ngejalaninnya? Ayok kita pelukan virtual dulu supaya bisa transfer energi semangatnyaaa! Gapapa Moms, kamu gak sendirian.

Nah, di tulisan saya yang sebelumnya, saya udah sempat mention, kalau dalam menjalani toilet training ini, saya bagi jadi tiga tahap, supaya pelan-pelan aja dan lebih santai ngejalaninnya, karena pengalaman di saya lumayan susah dan lama nih, jadi gak bisa si Biandul dituntut buru-buru juga nurutin mau mamaknya. Tahap pertama yang kemarin udah saya share adalah mengenai lepas pospak alias popok sekali pakai. Kalau udah gak pakai popok kan berarti kalau ngompol akan banjir ya, maka dari itu saya pakai training pants. Sekarang, saya mau bahas tahap kedua, yaitu mengajarkan anak untuk pipis/pup di toilet/kamar mandi.

Buat yang belum baca part 1, silakan kunjungi laman berikut: Toilet Training (Part 1/2)
Setelah selesai baca part 2 di sini, silakan kunjungi laman berikut: Toilet Training (Part 3/3)




PIPIS DI TOILET

Sebelum Biandul bisa sukses pipis di toilet, dia struggling banget dengan cara menahan pipis. Saya struggling banget dengan nyuciin celana dia setiap hari soalnya sehari jadi ganti banyak banget baju/celana. Dia bisa pipis di mana aja, lagi ngapain aja, dan cuma bisa bengong....... yak, bengong buibuk. Gak ngomong, gak nangis, gak bilang apapun. Mungkin rasanya aneh ya, lagi main tiba-tiba ada air ngalir dari celana ke kakinya wkwk, ya gimana kan biasanya pipis mah pipis aja kan gak nembus kalau pakai popok. Jangan ditanya gimana perasaan saya dulu, bawaannya sewot pengen marahin aja karena udah berkali-kali dijelasin kalau ada rasa mau pipis bilang dulu baru dikeluarin di kamar mandi. Tapi usaha ini lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Ya gapapa, kalau kelepasan marah, langsung minta maaf aja. Soalnya, efek dari marah ini adalah bisa bikin anak makin takut ngomong pipis, akhirnya dia ngompol terus atau parahnya lagi sering nahan pipis. Kalau udah nahan pipis terus kan gak baik juga buat kesehatan kantung kemihnya. Kalau saya kelepasan marah yaudah, besok coba lagi dengan cara yang lebih halus. Sabaaaarrr. Tapiiii, bukan berarti kalian harus nahan marah terus ya. Marah itu wajar, mungkin susah atau gak bisa ditahan, tapi bisa kita kontrol. Mau marah tapi nadanya rendah dan tidak teriak, atau marah terus langsung minta maaf dan peluk anak, gapapa. Itu kan emosi dari dalam diri kita yang tetap harus kita terima dan sadari. Ya namanya manusia kan pasti bisa marah juga.

Akhirnya, daripada terus-terusan kecolongan ompol, saya lebih berinisiatif ngajak pipis ke kamar mandi sejam sekali. Awal-awal anaknya nurut aja sih, digendong langsung lari ke kamar mandi ya diem aja. Di kamar mandi, saya tungguin sampai pipisnya bisa keluar. Eh tapi lama-lama gantian dia yang sewot. Lagi main asik, saya gendong ke kamar mandi. Lagi nonton YouTube, diajak pipis lagi. Dia sebel, dia marah. Dia nangis dan gak mau pipis. Parahnya lagi, udah sampai kamar mandi, saya tungguin pipisnya malah ditahan sama dia, gak dikeluarin. "When I said no, it means NO!" Mungkin begitu yang ingin dia utarakan kalau aja dia bisa ngomong lancar wkwk. Seiring berjalannya waktu, saya mundurin jedanya jadi per dua jam sekali, lama-lama mundur lagi jadi 3-4 jam sekali. Ya, terima aja kalau dia nangis-nangis gak mau diajak pipis. Daripada saya yang kecolongan ngompol 🤣

Setelah struggling dengan cara ini selama berhari-hari, mungkin ada ya dua mingguan lebih, Biandul udah mulai bisa paham tanda-tanda mau pipis, dan akhirnya mau bilang ke saya. Eh tapi tapi ada tapinya. Dia lebih sering bilang setelah pipisnya udah keluar wkwk :") Oke, berarti sekarang pesan iklan saya berubah, tadinya...

"Bian kalau pipis bilang Mama ya, nanti kita ke kamar mandi,"

berubah menjadi...

"Bian kalau MAU pipis, tahan dulu dan bilang Mama ya. Jangan dikeluarin dulu sebelum kita sampai ke kamar mandi."

Huff. Perkara pipis ini sungguhhhh melahirkan drama yang panjang wkwk. Mungkin di anak lain hal ini jadi yang mudah dilewati ya, tapi nggak di Biandul. Dia lebih mudah melewati masa sapihnya daripada ngompolnya. Sedangkan di masa sapih, saya yang justru berat hati ngejalaninnya karena masih mau dekap-dekapan sama Biandul ketika menyusui huhu.

Baca juga: The Journey of Menyapih


PUP DI TOILET

Nah, kalau perkara pup ini ya, mungkin lebih jelas kelihatan tanda-tandanya, dan kedatangannya juga lebih bisa diduga daripada pipis, jadi saya bisa lebih antisipasi. Ketika liat Biandul diemmmm aja gak bergerak, muka pucat dan bengong (lebih ke agak melotot dikit sih karena ngeden wkwk), ya buru-buru saya angkut ke toilet karena saya paham banget kalau dia lagi ngeden mau puuuup wkwk. Perjalanan ini juga sama sih gak bisa cepet bisa karena Biandul gak pernah bilang mau pup. Saya cuma lihat gelagatnya aja lalu buru-buru ajak ke toilet. Dannn, intensitas pup kan sehari sekali ya, gak kayak pipis yang bisa berkali-kali dalam sehari. Akhirnya setelah perjalanan panjang, lama-lama Biandul bisa bilang "Mama aku mau eek". Gak sebanyak nahan pipis sih dramanya, tapi yaaa ada lah beberapa kali kejadian pupnya udah keburu keluar di celana, atau jatuh ke lantai pas lagi dibukain celananya wkwk. Ya kocak sih walaupun ada sebel-sebelnya dikit 🤣

Kayaknya perjalanan saya mengajarkan Biandul untuk bisa pipis/pup di toilet ini butuh waktu sebulanan lebih deh sejak dia belajar lepas pospak. Saat lepas pospak, saya gak langsung ngajarin dia tentang hal ini. Saya mau dia terbiasa dulu bahwa dia gak pakai pospak lagi, tapi ini langsung celana dalam yang bisa basah kalau kena pipis. Nah, karena training pants masih bisa menyerap air pipis sedikit, jadi ketika dia masih mengompol di celana, saya langsung gantiin sambil sedikit-sedikit sounding tentang toilet sebagai tempat yang tepat untuk pipis, pup, dan mandi. Tapi, saya belum ajak dia ke toilet per sejam sekali. Kalau gak salah, saya awalnya pakai clodi dulu selama sebulan, lalu ganti training pants sebulan, baru saya mulai ajak Biandul pipis/pup ke toilet, dan masih tetap pakai training pants (bahkan sampai sekarang, walaupun daya serapnya udah gak sekuat dulu, tapi awet aja sih dan enak dipakai sebagai celana dalam). Jadi, proses ini memang memakan waktu yang sangat lama. Oiya, selama proses sampai tahap kedua ini, saya masih pakai pospak hanya di malam hari aja saat tidur. Jadi lepas pospaknya pun bertahap pelan-pelan. Duh, hati-hati banget nih saya saking susahnya wkwk, gapapa kalau prosesnya lama atau kelihatan terlambat di mata orangtua lain yang anaknya udah lebih dulu lulus toilet training, gapapa. Ini bukan kompetisi ya, kita yang paling tahu kemampuan anak kita seberapa besar, jadi setiap mengajarkan satu fase, harus memikirkan kesiapan si anak juga. Jangan terlalu ditekan untuk buru-buru bisa kalau memang ternyata belum bisa. Toh ternyata, ketika Biandul sudah lepas popok sepenuhnya (siang dan malam), ternyata teman sebayanya di lingkungan rumah yang umurnya di atas bian 6 bulan sampai setahun belum juga lepas popok. Jadi memang beda anak beda cara, juga beda timeline.

Saya baru pede dan yakin Biandul lepas popok sepenuhnya ketika malam juga itu kayaknya setelah enam bulan sejak mulai toilet training deh wkwk. Lama banget ya? Saya takut banget soalnya, karena tidur pun juga jadi gak tenang, anak akan nangis terus karena kebangun saat ngompol, kita harus waspada dan siaga terus, bahkan bisa kecolongan ngompol sampai kasurnya basah dan bauuu. Ya inilah risikonya, dan saya memilih ambil risiko tersebut ketika saya udah sangat siap banget. Meskipun ternyata saya siapnya berbulan-bulan hehehe. Jadi, Biandul beneran lepas popok sepenuhnya itu saat berumur 2.5 tahun.

Oiya, dalam proses ini, saya gak beli potty training yaah, yang kayak toilet buat anak-anak gitu tuh. Soalnya awal-awal Biandul pup di toilet, saya langsung ajak jongkok eh ternyata dia bisa dan gak kesulitan. Jadi saya lanjut aja tanpa beli alat bantu itu. Mungkin kalau kalian butuh, ya bisa beli aja. Semua ini kan tergantung kebutuhan, kebetulan saya gak akan beli alat yang kemungkinan gak terlalu dibutuhkan, jadi biar gak nambahin benda di rumah, dan buang uang, saya gak beli potty training-nya hehe.

Potty training itu tuh yang kayak gini loh, pasti sering liat deh



Nah, perjalanan lepas popok sepenuhnya dan pengalaman tentang Biandul mengompol di malam hari akan saya bahas di tulisan selanjutnya yah. Sampai sekarang dia sudah berumur 3.5 tahun, dia masih juga loh sering ngompol di malam hari. Gapapa banget, saya sempat kacau tapi sudah sampai di kesadaran tentang penerimaan. Bahwa mungkin pengalaman ini akan jadi pengalaman panjang, mengingat dulu bahkan saya masih sering mengompol ketika sudah berumur 5-6 tahun, atau ketika saya sedang gugup/takut dengan sesuatu keadaan. Saya dan bahkan anak-anak lain dulunya juga mungkin masih mengompol di usia sekolah dasar. Hal ini sangat mungkin terjadi, tapi bedanya, ketika Biandul nanti sudah berumur di atas 4-5 tahun, dia tidak akan mengompol setiap hari seperti saat umurnya 3 tahun dan baru belajar toilet training. It's okay, ketika Biandul belajar satu hal, saya juga sedang belajar menyeimbangkan. Sehingga pengalaman mempelajari fase-fase pertumbuhannya bukan menjadi hal yang menakutkan, dramatis, atau bahkan traumatis.

Sampai jumpa di tulisan berikutnya ya! 😊
Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes