Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Personal Stories
  • • Parenting Diary
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Hello!

Hari ini saya akhirnya menstruasi guyssss setelah menunggu keterlambatan selama sembilan hari wowww. Hampir aja rasanya mau beli testpack karena insecure hahahaha, soalnya saya masih belum siap untuk hamil lagi dan merasa kayaknya main aman deh kemarin masa sih bisa kecolongan? 🤣🤣🤣 dan ternyata yaa cuma telat ajaaaa, tapi lama banget sampai sembilan hari padahal biasanya cuma 2-3 hari aja.

Oke anyway, berhubung lagi menstruasi, saya jadi kepikiran untuk tulis review dan pengalaman saya menggunakan menstrual pad. Apa sih menstrual pad ituuuu?

Nah, ini dia penampakannya:



Jadiii... menstrual pad adalah pengganti disposable sanitary pad alias pembalut sekali pakai, yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali, gak langsung buang gitu aja lalu jadi sampah. Saya agak lumayan nyesel karena baru dapat pencerahan untuk menggunakan menstrual pad di umur saya yang sudah lebih dari 1/4 abad ini, karena itu artinya saya udah pakai disposable sanitary pad selama puluhan tahun dan menjadi salah satu penyumbang sampah di Indonesia yang tidak bisa terurai huhuhu. Tapi yasudahlah, saatnya saya sadar dan melakukan sesuatu untuk berupaya mengurangi sampah yang dihasilkan dari diri saya sendiri. FYI, disposable sanitary pad itu adalah salah satu jenis sampah yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai, bahkan lebih lama daripada botol plastik loh. NAHLOH! (Sumber: Instagram Story @sustaination)



Jadi, saya memang berniat untuk mengganti pembalut sekali pakai dengan menstrual pad karena saya belum berani pakai menstrual cup walaupun sudah baca banyak sekali review yang menenangkannnn hahaha. Tapi, setelah saya melahirkan dan nifas, saya lama sekali gak mens, sampai akhirnya setelah anak saya hampir masuk di tahun kedua, barulah saya mens hahaha lama bangettt. Akhirnya buru-buru deh saya beli di Shopee pakai instant delivery dan sampai sekarang, sudah lima kali menstruasi, akhirnya saya bisa tulis review sekarang tentang penggunaan menstrual pad ini, karena sangat yakin, bahwa ini adalah salah satu opsi terbaik untuk mulai beralih dan tidak menyampah.

Menstrual pad yang saya gunakan ini mereknya GG. Saya gak tahu banyak merek lain, tapi kayaknya ada banyak sekali merek menstrual pad, bahkan lokal punya, yang bisa jadi pilihan. Silakan cari review-nya di Google sendiri ya. Nah, GG ini memiliki dua lapisan dan tanpa inner tambahan, jadi langsung dijahit jadi satu gitu ya, tapi menurut saya, tidak mengurangi kualitas penyerapan darah menstruasi. Lapisan dalam terbuat dari microfleece, sangat lembut dan nyaman digunakan, serta breatheable. Sedangkan lapisan luar terbuat dari Polyurethane Laminate/PUL (0,8 mil) yang waterproof dan dapat mencegah kebocoran. So far, saya gak pernah tembus selama menggunakan menstrual pad, bahkan saat malam hari dan di hari pertama yang notabene arusnya masih sangat deras. Yang bikin nyaman lagi, menspad memiliki kancing di bagian sayapnya untuk mengunci di celana dalam, jadi mencegah geser atau terlipat dan menyebabkan kebocoran. Beda banget deh sama kalau kita pakai pembalut biasa yang sayapnya gak nempel kuat di celana, sering kelipet dan nyelip akhirnya pembalutnya geser lalu bocor deh.

Lapisan microfleece-nya lembut banget yaa.

Kancingnya sangat kuat dan gak gampang lepas.


Terus cara penggunaannya gimana?
Sama persis kok kayak pakai pembalut biasa. Diganti setelah pemakaian beberapa jam atau kalau sudah terasa penuh, lalu dicuci aja langsung. Yang paling disarankan adalah mencuci tanpa menggunakan sabun/deterjen dengan pewangi, pelembut, serta pemutih, karena residu deterjen dianggap dapat merusak lapisan penyerap pada menstrual pad, sehingga nantinya lapisan tersebut lama kelamaan tidak dapat menyerap cairan darah menstruasi secara maksimal. Tahu kan, kalau residu deterjen dapat tetap menempel di kain, meskipun sudah dibilas berkali-kali dengan air hangat? Nah, residu deterjen tersebut juga bisa membuat area vital alergi atau kemerahan atau gatal-gatal jika tidak cocok dengan penggunaan deterjennya. Lalu paling aman pakai apa dong? Ada yang bilang pakai deterjen khusus clodi dan pakaian bayi, tapi ada juga yang beranggapan bahwa deterjen tersebut tetap meninggalkan residu, walaupun mungkin tidak sebanyak residu deterjen biasa. Ada juga yang menyarankan dicuci dengan menggunakan lerak, atau ya direndam aja pakai air hangat lalu dibilas seperti biasa. Takut masih bau amis karena gak pakai pewangi? Tenang, darah menstruasi gak sebandel itu kok hilangnya, bau amisnya pun gak ada setelah dicuci. Kalau nodanya susah hilang, bisa direndam di air campuran white vinegar dan baking soda. Untuk metode ini, saya belum pernah coba, karena di rumah gak nyetok white vinegar dan baking soda, dan lerak juga (tapi soon saya memang ada rencana untuk membelinya). Nah, saya pribadi masih mencuci dengan deterjen biasa setiap saya mau ganti menstrual pad yang baru, lalu langsung jemur. GG menstrual pad ini cepet banget kering loh, I'm happyyyy! Kebetulan, saya juga gak ada keluhan apa-apa di area vital selama ini. Untuk menyiasati residu deterjen yang mungkin tersisa, setiap bulannya, setiap selesai masa menstruasi, saya langsung melakukan stripping. Sama seperti apa yang selalu saya lakukan dengan clodi dan training pants milik Biandul. Setiap bulan atau maksimal dua bulan sekali harus dilakukan stripping.

Ini penampakan lerak yang bisa digunakan untuk mencuci menstrual pad. Sumber gambar ambil dari Google.

Step by step melakukan stripping. Sumber gambar ambil dari Google.


Gimana sih, caranya stripping?
Direndam dengan air hangat/panas, lalu dicuci dan bilas seperti biasa dan dijemur. Tanpa sabun, tanpa pemutih, tanpa pelembut/pewangi. Kalau clodi dan training pants Biandul masih sering meninggalkan bau pesing, makanya saya harus sering-sering stripping. Mungkin karena residu itu juga kali ya. Nah, tapi GG menstrual pad ini gak pernah kecium amis sama saya. Yaa, paling ada nyisa noda coklat yang samar banget, cuma keliatan kalau kita lihat dari dekat banget aja gitu. Sisanya aman banget. Kalau mau aman cuci pakai lerak boleh banget loh karena bisa memperpanjang umur penggunaan menstrual pad. Untuk metode pencucian pakai lerak boleh cari di Google sendiri.

Berapa lama menstrual pad bisa digunakan?
3 tahun, 7 tahun, bahkan saya pernah dengar ada yang masih bisa dipakai hingga 10 tahun! Waw! 10 tahun gak pakai pembalut sekali pakai tuh sungguh sebuah langkah penghematan pengeluaran lohhh! Belum lagi juga ikut partisipasi dalam mengurangi sampai yang sulit terurai. Bayangin aja berapa buah kamu membutuhkan pembalut, kalau masa menstruasi kamu sekitar 7-8 hari? Dengan menstrual pad, kamu cuma beli satu kali untuk penggunaan bertahun-tahun, berpuluh-puluh kali menstruasi. Asal penggunaan dan cara mencucinya bisa apik, pasti menstrual pad akan bisa digunakan terus selama bertahun-tahun, just like your whole clothes. No more buying disposable sanitary pad! Byeee...

Berapa harga satuannya?
Gak mahaaaal... Asli! Untuk ukuran menstrual pad yang paling kecil, seukuran pantyliners, bisa kamu dapatkan seharga Rp20,000. Lalu untuk ukuran medium, seukuran pembalut harian, harganya sekitar Rp30,000. Dan untuk night mode yang lebih panjang lagi ukurannya, harganya sekitar Rp40,000. Kamu bisa aja dapetin harga yang lebih murah atau mahal, tergantung diskonan atau mungkin merek yang berbeda. Murah kaaaaannn. Nah, karena gak mungkin cuma nyetok 1 buah doang, kita harus beli banyak dulu doong? Gapapa modal agak besar di awal, tapi kan setelahnya gak perlu beli-beli lagi.

Harus nyetok berapa buah?
Tergantung kebutuhan, beb. Kalau saya, mungkin akan lebih banyak butuh yang day mode, apalagi kalau di hari pertama lagi heavy banget, pasti akan lebih sering ganti pembalut daripada di hari ke-4 atau 5, dst. Jadi saya beli 4 day, 2 night, dan 2 pantyliners. Nanti beli lagi kalau ternyata dirasa kurang. Tapi ternyata karena GG menstrual pad ini cepet banget kering pas dijemur, saya jadi merasa cukup punya segitu aja. Karena hari ini pakai dan cuci, besok pakai yang lain dan yang kemarin dicuci udah kering dan siap dipakai lagi. Begitu terus setiap hari selama masa menstruasi. Apalagi saya lebih banyak di rumah dan jarang ke mana-mana yang sampai seharian di luar rumah gitu kan. Nginep-nginep atau liburan selama tanggal menstruasi aja belum pernah selain ke rumah Ibu saya. Kebutuhan ini akan sangat berbeda untuk kalian yang sangat tinggi tingkat mobilitasnya atau pekerja kantoran.

Gimana untuk wanita kantoran yang seharian ada di luar rumah dan gak bisa nyuci langsung?
Tiap mau ganti menspad, yang kotor taruh dulu di sanitary napkin bag (alias pouch untuk nyimpen menspad yang kotor sementara), ada juga kok yang jual banyaaakk banget, boleh cari sendiri yaah.

Contoh sanitary napkin bag yang diambil dari salah satu toko di Shopee:


Nanti sampai rumah baru deh rendam pakai white vinegar dan baking soda trs cuci dan jemur. Tapi jadinya musti nyetok lebih banyak lagi karena seharian aja kita bisa ganti berapa kali yakan? Apalagi di hari pertama dan kedua yang lagi heavy banget. Memang, jadinya akan agak ribet dan extra effort, but I prefer doing this dibanding bayangin berapa banyak sampah pembalut kotor dari 1 wanita aja selama seminggu menstruasi? Dikali ada berapa juta wanita subur yang masih aktif menstruasi di negeri ini? Wkwk pusing ya mikirinnya berat banget 🤣🤣🤣 Tapi ya namanya perubahan memang akan butuh lebih banyak usaha karena meninggalkan yang instan. Again, ini harus disesuaikan dengan kondisi kalian ya. Kalau memang dirasa belum mampu, ya nabung aja dulu sampai kebeli. Jangan maksa. Kalau di rumahnya, akses air bersih sulit, juga jangan memaksakan untuk menggunakan menstrual pad, karena kalau treatment pencuciannya gak bisa bersih dan malah menimbulkan penyakit di area vital, lebih repot lagi loh. Jadi, cobalah untuk membuat perubahan saat kita memang sudah siap dan mampu. Bukan cuma karena ikut-ikutan orang karena lagi hype, atau malah gak dipelajarin dulu cara-caranya lalu malah jadi pake dengan cara asal. Nooo...

Kayaknya udah kepanjangan deh pembahasan kali ini, hehe. Maaf yaa kalau lebih banyak basa-basi dan curhatnya, tapi semoga manfaatnya lebih banyak lagi :) Saya akhiri dengan kesimpulan plus dan minusnya yaa untuk penggunaan menstrual pad kali ini. Semoga bisa membantu!

(➕) Kelebihan penggunaan menstrual pad
  • Dapat mengurangi sampah pembalut sekali pakai.
  • Dapat menghemat anggaran pengeluaran, karena hanya butuh sekali beli saja.
  • Dapat digunakan berkali-kali selama bertahun-tahun.
  • Treatment dan pencucian sangat mudah.
  • Tidak meninggalkan bau amis setelah dicuci, noda darah menstruasi juga mudah hilang.
  • Cepat kering saat dijemur.
  • Terdapat kancing di bagian sayap yang bisa mengunci di celana dalam, sehingga mencegah kebocoran.
  • Tekstur kain lembut dan breatheable, rasanya gak kayak pakai pembalut, gak ganggu.
  • Gak pernah bocor dan nembus ke celana/baju luar.
  • Harga relatif murah dan mudah dicari di online shop.
  • Bisa dilipat sehingga ukurannya kecil dan tidak memakan banyak tempat.

(➖) Kekurangan penggunaan menstrual pad
  • Agak lebih ribet karena harus dicuci dan jemur dulu setiap mau ganti pembalut baru, tidak seperti pembalut sekali pakai yang bisa langsung buang.
  • Modal awal pembelian agak mahal karena harus nyetok beberapa buah untuk ganti-ganti sehari-hari.
So far, saya coba ingat-ingat lagi tapi gak kepikiran lagi kekurangan menstrual pad selain dua poin di atas. Mungkin akan saya update kalau tetiba kepikiran lagi nanti. See? Lebih banyak banget kelebihannya kan daripada kekurangannya? Buat yang udah yakin mau beralih, semoga dilancarkan dan istiqomah sama pilihannya yaa! (Jih kayak lagi ngajak orang nutup aurat aja hahahaha). Dannnn, terima kasih telah mau berusaha untuk mengurangi sampah :)


Sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Cheers.
Drama ini adalah drama yang paling saya takutkan sejak lama..... akhirnya, mau gak mau, suka gak suka, harus saya lalui juga. MENYAPIH. Kenapa?

Pertama, menyapih artinya adalah menghentikan proses menyusui, yang mana proses tersebut adalah proses yang paling saya sukai selama ini. Menyusui adalah bagian dari bonding bagi saya dan Biandul. Sambil menyusui, kami bisa saling berpelukan, bercanda, lalu ketiduran bersama. Indah ya :") Walaupun banyak ribetnya juga, sih. Misalnya, saya jadi sering harus nahan kebelet pup atau pipis karena Biandul gak mau lepas nen, lagi mau makan tiba-tiba dia minta nen, pas lagi pergi juga agak ribet kalau anak minta nen, belum lagi drama puting luka karena digigit si bocah. Hiiihh!


Baca juga: Menghadapi Bayi yang Suka Gigit Puting

Kedua, ya dramanya ini sendiri. WALAAAHHH! Kebayang gak sih, nangisnya akan kayak apa ketika dia minta nen tapi gak dikasih? Biandul tuh termasuk monster nenen, ngambek dikit minta nen, gak mau diajak main sama orang pura-pura minta nen ke kamar, abis jatuh/kenapa-kenapa nangis lalu minta nen, ngantuk pun kudu nen dulu. Gak pernah tuh ada cerita dia ngantuk lalu ketiduran kayak anak orang-orang yang di Internet/Instagram hahaha. Dia kudu ngamuk ngambek gak jelas minta nen dulu, baru bisa merem. Lalu, gimana nasib pertiduran dia kalau udah gak boleh nenen? Mari duduk santai sejenak, siapkan teh/kopi, lalu baca cerita proses saya menyapih Biandul di sini.


SOUNDING SEJAK 6 BULAN SEBELUMNYA

Saya sudah bertekad untuk langsung menyapih Biandul sehabis ia ulang tahun dan tiup lilin. Itu saya ulang terus-menerus walaupun berakhir dengan jawaban iya iya aja tanpa tahu bener gak sih dia udah paham? Kuncinya, percaya dulu. Percaya sama anak. Percaya bahwa ia bisa melewatinya. Percaya bahwa ia cukup pintar untuk menangkap dan mengerti maksud dari omongan orangtuanya.

"Nanti kalau sudah tiup lilin, tandanya Bian sudah jadi big boy. Big boy itu tidak nenen lagi, minumnya susu di gelas. Gapapa ya?" Lalu dibalas dengan "Gapapa" a la bayi baru sotoy berbicara sambil angguk-angguk sok ngerti. Oke, tiap hari, tiap lagi nen, tiap lagi ngapain aja saya terus sounding sambil counting down. Tiga bulan lagi, dua bulan lagi, sebulan lagi, dua minggu lagi, seminggu lagi, dst...

Janji saya untuk tiup lilin tentu akan saya tepati, bahkan saya mengolah sendiri kue ulang tahunnya. Lebih ke penasaran dan ingin coba-coba, jadilah momen ulang tahun anak adalah waktu yang tepat untuk belajar membuat kue. Lalu, iseng bilang ke suami kalau kita bisa gak sih sekalian aqiqah aja pas nanti Bian ulang tahun? Suami saya menyanggupi, lalu kami menabung dua bulan sebelumnya, mencari vendor paket aqiqah yang cocok, dan tadaaa... akhirnya Biandul resmi ditebus dari pegadaian! Hahaha.


BELAJAR PERCAYA SAMA ANAK

Again, saya tekankan, bahwa kepercayaan adalah salah satu hal yang wajib dipersiapkan, selain kesiapan mental dan fisik ibu & anak. Menyapih tentu butuh kesiapan fisik dan mental, baik ibu dan juga anak. Ibu dan anak harus dalam keadaan sehat dan bugar, jangan memaksakan ketika sakit. Ibu sakit pasti gak punya tenaga, sedangkan menyapih itu sangat melelahkan. Sangat. Jika anak sakit pun pasti akan lebih butuh perhatian dan rasa nyaman yang ia dapat dari ibunya, bagaimana jika rasa nyaman itu adalah dengan menyusui, lalu ia tidak mendapatkan hal itu? So, perhatikan dulu kesehatan fisik sebelum mulai menyapih. Pun dengan mental, tiada yang lebih memusingkan daripada mendengar bayi menangis tanpa henti selama berjam-jam karena menginginkan sesuatu yang tidak didapatkan. Wajar, jadi ibu harus sabar. Di sinilah mental akan diuji. Perasaan akan lebih sensitif, peka, dan mudah tersinggung. Suami harus paham juga kondisi ini, sehingga diharapkan mampu membantu, sekecil apapun bantuan itu, karena proses ini memang akan lebih baik jika dijalani bersama-sama.

Lalu, bagaimana dengan kepercayaan kepada anak?
Percayalah bahwa kami, ibu dan anak, bisa saling menguatkan dan melewati proses ini. Selama Bian menangis dan meneriakkan "NENENNN" terus-menerus selama berjam-jam, gak bosan-bosan saya bilang, "Bian bisa ya, Nak, bobo tanpa nenen. Kan sudah jadi big boy. Mama percaya, Bian pasti bisa. Mama masih sayang sama Bian walaupun udah gak nenen." Itulah mantra kekuatan untuk sang anak. Kalau mau menerapkan metode menyapih sesuai kenyamanan masing-masing, itu hak ibu kok. Bagi saya, percaya sama anak adalah kunci, yang saya yakin bisa dibawa terus sama Biandul sampai ia dewasa. Kunci bahwa Mamanya akan selalu percaya sama dia.

Keluarga dari pihak suami sempat menyarankan beberapa cara; membawa Biandul ke pengobatan supaya disembur aja, lalu gak usah ada drama nangis behari-hari, atau putingnya dioles dengan berbagai macam dari lipstik, daun brotowali, bahkan hingga balsam. Saya terima saran mereka, tapi, pada akhirnya, keputusan saya adalah menggunakan kepercayaan saya terhadap Bian. Siapa lagi yang mau percaya sama Bian kalau bukan dimulai dari ibunya sendiri?


SIAPIN CAMILAN KESUKAAN ANAK, YANG BANYAKK

Camilan, susu, makanan kesukaan Biandul kudu siap di kamar karena dia pasti butuh pengalihan selain nenen. Saya stok susu UHT besar, lalu tuang ke cangkir kecilnya setiap dia minta susu. Iya, Biandul belum pernah saya kasih sufor, dulu anaknya gak doyan. Gak tau kalau sekarang, karena belum pernah coba lagi dan malas nyeduhnya hahaha jadi pilih UHT yang udah siap minum aja lah hehehe. Coklat Chacha, donat, wafer, dan segala jajanan kesukaannya. Iyaaa coklat teruuus, coklat semuaaa, gapapaaaa. Asal sikat giginya gampang mah gapapa deh, abis gimana dong sumber kenyamanan satu-satunya udah mau direbut balik, masih gak boleh juga makan jajanan kesukaan. Kasian amat hehehe. Saya bukan ibu perfeksionis yang harus selalu kasih anak makanan sehat, dia tetap ikut makan makanan yang saya makan walaupun bisa dibilang gak ada sehat-sehatnya. Tapi, itu kan gak setiap hari juga laaah, jadi, ya balik lagi aja anaknya doyan apa, ibunya mau kasih apa. Gituu.


CARI KEGIATAN LAIN SEBELUM TIDUR, SUPAYA LUPA NENEN

Yang ini, hasilnya bisa beragam dan gak sama, tapi gak menutup kemungkinan juga susah nemunya, atau malah gampang. Ada yang dikasih HP aja, tontonin Youtube sampe ketiduran, ada yang bacain buku, ada yang digendong terus sampe ketiduran, dan masih banyak lagi. Kalau di Bian, saya belum nemuin kegiatan rutinnya, tapi, sejauh ini, biasanya Bian mainan mobil-mobilannya di atas kasur sampe dia capek sendiri. Kadang, kalau saya udah ngantuk duluan, saya tinggal merem aja (walaupun jadinya dikit-dikit kebangun sih), nanti lama-lama dia akan ikut tidur kalau sudah capek atau bosan. Di awal-awal masa sapih, hampir tiap sesi tidur selalu ada tangisan jerit-jerit. Sayanya maksa tidur, anaknya ngantuk, tapi gak mau tidur. Mungkin karena nunggu dinenenin juga kali yah. Ini akan terbentuk sendiri aja sesuai kebiasaan masing-masing ibu dan anak. Kuncinya, sabar. Sabar begadang, sabar pusing, sabar dengerin anak nangis. Tahan marahnya, buk. Tahan....


SAATNYA PROSES MENYAPIH

Jeng! Kalau semua sudah siap, ayo kita mulai sapih, Buibuk! Saya memilih untuk menyapih Bian secara bertahap, gak langsung full disapih siang-malam. Tujuannya; 1. Sambil nyicil nurunin produksi ASI yang sudah mulai jarang disedot, 2. Supaya Biandul gak langsung kaget, 3. Perkara kesiapan mental juga nyicil sih biar saya gak kaget juga hehe. Jadi, kalau siangnya udah pusing liat Biandul ngamuk karena gak dikasih nenen, biarlah tidur malam kami berdua tenang karena Biandul masih dikasih boleh nenen.

Malah bikin anak bingung gak, sih, kok siang gak boleh tapi malam boleh? Yaa, mungkin akan bingung, tapi kan tetap dikomunikasikan. "Siang gak usah nenen ya, tapi nanti malam Bian boleh nenen sebelum bobo." Dan kami lebih bahagia menjalani hari jika sudah gelap wkwkwk.

Nah, untuk runutannya kemarin, alhamdulillah bisa sesuai plan, karena memang di awal saya dah komit sama diri sendiri untuk menyelesaikan persapihan ini segera.

Day 1 - 19 Okt : Tidur siang tanpa nenen, tidur malam masih nenen. Tapi karena Biandul masih terbiasa kebangun ketika tidur untuk minta nen, jadi hari pertama ini dia tidur siang hanya 1 jam aja. Itupun karena kecapean nangis dan terpaksa menerima keadaan kalau gak boleh nenen.

Day 2 - 20 Okt : Tidur siang tanpa nenen, tidur malam masih nenen. Kali ini agak chaos karena tidur siangnya cuma setengah jam, ngamuk karena kebangun minta nen tapi gak dikasih. Jadi gak bisa tidur lagi. Payudara saya belum terasa bengkak tapi pas malam berasa banget penuhnya karena 24 jam gak keluarin ASI, baru akhirnya pas nenenin Bian malemnya, payudara kosong lagi.

Day 3 - 21 Okt : HAPPY BIRTHDAY BIANDRA! Ultah Bian yang sesungguhnya tuh hari ini, hahaha tapi kita majuin 2 hari karena berbarengan aqiqah. Hari ini mulai FULL menyapih siang-malam. Siang bisa tidur setelah dibujuk makan Chacha, minum susu, baca buku, main mobilan, dipijit, terakhir digendong sejam sambil nangis-nangis. Malamnya lebih ngamuk lagi karena udah beneran gak dikasih nenen. Begadanglah kami sampai jam 1-2 pagi sebelum akhirnya dia bisa tidur. Sampai pagi. Gak kebangun kayak biasanya.

Day 4 - 22 Okt : Payudara udah mulai kenceng banget, sakit kalau kesentuh. Akhirnya beli kol di pasar, masukin freezer 15 menit, lalu kompres di payudara sampai kolnya layu. Diulang terus setiap 2-3 jam. Pas mandi sempet marmet sebentar cuma biar gak kepenuhan aja, tapi gak sampe kosong. Sedih plus legaaa banget rasanya. Sedih liat ASI muncrat-muncrat di kamar mandi tapi udah gak keminum lagi (sayang banget hu), lega karena rasanya payudara agak enteng, gak kayak lagi bawa batu di dada :(
Tidur siang Biandul masih bingungin, tapi udah lebih ngerti karena udah mulai gak minta nenen. Tapiiii, gak mau aja gitu disuruh tidur. Adaaa aja alasannya. Akhirnya baru bisa tidur sore dan lamaaaa banget sampe maghrib baru bangun. Jadi malemnya dia melek lebih lama, lalu kami baru tidur malam sekitar jam 2-3 pagi. Besoknya sama-sama bangun kesiangan. Saya kecapean banget rasanya, but I'm beyond proud because my son was so cooperative.

Day 5 - 23 Okt : Udah gak ada drama minta nenen lagi, bahkan udah lupa banget. Tapi kendalanya adalah susah disuruh tidur. Jadi setiap hari memang akan ada sesi tidur yang sebelumnya dipenuhi dengan suara tangisan dulu huhu. Rasanya ngeliat itu setiap hari tuh kayak semacam mikir, anak saya tuh kayak anak gak bahagia ya selalu nangis setiap hari :") But this too shall pass, indeed.

Kayaknya day 6 dan seterusnya sama deh permasalahannya, susah disuruh tidur. Tapi udah gak pernah minta nenen lagi. Akhirnyaaaaaaa...

And, guess what??
Nafsu makan Biandul langsung naik drastisss loh! Selain doyan ngemil, sekarang anaknya bisa minta makan kalau laper. Karena udah gak dikasih nenen lagi, jadi mau gak mau ya kalau laper itu makan. Jam 11-12 malem aja bahkan sering minta makannnn, jadi gimana gak kudu nyetok lauk sampai tengah malem coba? Hehehehe. Alhamdulillahh. Bener ternyata kata banyak orang yang bilang kalau anak biasanya selepas sapih langsung doyan makan. Ini yang saya tunggu sejak lamaaaa, secara susah banget ngajak anak ini makan, sampai hampir stress mamaknya :")

Nah, Buibuk yang sedang mempersiapkan masa sapih, semangat ya! Fase ini memang harus kita lewatin sama-sama, pasti akan berakhir kok, dan akan sukses kalau dari kita dulu, ibunya, percaya diri. Takut itu pasti. Apalagi harus dengerin tangisan anak sampai ngamuk-ngamuk, gak tega. Belum lagi kehilangan bonding time saat menyusui berdua sambil pelukan, pasti kangen banget nanti. Jadi, puas-puasin aja dulu. Setelah tiba saatnya semua selesai, selesaikanlah juga dengan cinta, sama seperti perjuangan awal saat ibu dan bayi belajar saling memberi dan menerima ASI sebagai bentuk kasih sayang dan tanggung jawab. Ikhlas :)
Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ►  2023 (5)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ▼  2019 (7)
    • ▼  November 2019 (2)
      • Review: Pengalaman Menggunakan Menstrual Pad
      • The Journey of Menyapih
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)
  • ►  2016 (1)
    • ►  June 2016 (1)
  • ►  2015 (1)
    • ►  June 2015 (1)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINION

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes