Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Memasuki bulan Agustus esok hari, artinya juga memasuki Pekan ASI Sedunia, yang dirayakan oleh semua ibu di seluruh dunia. Pada pekan ini, waktunya kita semua saling mendukung dan mengajak semua ibu untuk memberikan hak anak, yaitu ASI, selama dua tahun awal kehidupannya. Gak usah dijelasin lagi, pasti kita sudah tahu dong manfaat ASI yang buanyak banget itu? Kalau kita cari di Google juga semua info tentang ASI akan bertebaran. Termasuk saya salah satunya, pasti masih banyak lagi Blogger lain yang membahas tentang ASI dan proses menyusui. Artinya, kita juga sudah mendukung dan mendorong semua ibu untuk menyusui anak secara eksklusif, meskipun perjalanannya memang tidak mudah dan penuh perjuangan. Keringat dan darah juga (seakan-akan) sudah mengucur sebanyak ASI yang diberikan. Tapi, sebagai ibu, kita pun gak boleh pantang menyerah untuk terus menyusui.

https://widyasty.com

Seiring dengan banyaknya informasi tentang ASI, mitos dan hoaks pun gak kalah banyak masih terdengar di berbagai sumber. Maklum, biasanya mitos ini didapat dari orang-orang jaman dulu, yang mana belum pernah terpapar informasi tentang ASI dengan tepat. Nah, saatnya kita melawan semua mitos itu dan memperbanyak penyebaran fakta. Setuju kan, ibu-ibu? 🤗

BANYAK MITOS TENTANG MENYUSUI

Berapa banyak mitos yang kalian terima, mulai dari sejak orang-orang tahu bahwa kalian hamil, melahirkan, dan menyusui? Masih juga diserang dengan kelompok kubu-kubuan, yang seharusnya gak perlu diperdebatkan. Kalau saya sendiri, pernah mendengar mitos yang termasuk konyol, tapi masih banyak juga ibu-ibu yang percaya, misalnya: payudara harus "dikocok/diaduk" dulu sebelum menyusui, supaya ASI-nya gak encer. Secara logika, hal ini memungkinkan bila kita bicara tentang susu di dalam botol. Tapi, kalau di dalam payudara, apakah benar-benar harus dilakukan? Bayanginnya aja saya mau ketawa wkwk. Padahal, ASI memang memiliki dua komponen; hindmilk yang kental, dan foremilk yang encer. Dua komponen tersebut tetap dibutuhkan oleh anak, dan gak ada yang salah dengan ASI tersebut.

Pernah juga saya dengar mitos bahwa ketika ibunya pulang dari luar rumah, ASI-nya harus diperah dan dibuang dulu sebelum menyusui ke anak, supaya anak tidak masuk angin. Padahal, ASI gak akan terpengaruh apapun selama ibu di luar rumah, kecuali ASI hasil perah karena memang gak boleh disimpan di suhu ruang atau bahkan kena matahari dalam waktu yang lama. Makanya, banyak ibu pekerja yang membawa alat pumping beserta ice gel untuk menyimpan ASIP agar tetap terjaga sampai pulang ke rumah.

Di Pekan ASI Sedunia ini, mari kita berantas semua mitos tentang ASI dan menyusui. Perjuangan ini pasti gak mudah, karena banyak mitos yang sudah ditanamkan sejak puluhan tahun lamanya. Tapi, bukan gak mungkin kita bisa memperbaiki itu semua untuk calon ibu di masa mendatang, agar gak terpapar mitos yang aneh-aneh lagi, dan bisa mendapatkan informasi yang tepat, yang dapat menguntungkan bagi ibu dan anak selama proses menyusui.

TANTANGAN IBU MENYUSUI MASA KINI

Dahulu kala, saat kita belum diserang oleh promosi susu formula, semua ibu terlihat lancar menyusui anaknya dengan baik hingga dua tahun, bahkan ada yang lebih. Mungkin karena dulu belum banyak ibu bekerja yang gak bisa mengasuh anaknya sendiri di rumah. Mungkin tuntutan sosial jaman dulu belum tinggi. Mungkin karena gak banyak pilihan lain, semua ibu-ibu memang harus menyusui anaknya secara langsung. Jaman sekarang, setelah banyaknya promosi susu formula yang bisa dibeli bebas, tuntutan ibu pun semakin tinggi. Belum lagi kondisi mental yang kadang gak stabil, yang membuat ASI makin seret dan gak lancar, akhirnya lama-lama berhenti produksi. Karena banyak faktor tersebut, banyak juga ibu yang lebih memilih memberikan susu formula untuk anaknya, meskipun tanpa indikasi medis dari dokter.

Banyak juga kubu-kubu yang memisahkan ibu sesuai kelompoknya, misalnya ibu bekerja VS ibu rumah tangga. ASI VS sufor. MPASI instan VS MPASI buatan. Melahirkan normal VS caesar. Banyak ibu yang jadi merasa berperang dengan sesama ibu hanya karena perbedaan pilihan ini. Padahal, daripada kita berperang, bukankah lebih baik kita saling mendukung dan menghargai pilihan masing-masing? Bukankah perjuangan semua ibu itu sama, dan menghadapi kesulitan yang sama? Jadi, buat apa kita saling menghakimi?

Sebagai ibu yang pernah bekerja, dan sekarang menjadi ibu rumah tangga, saya merasakan kesulitan berada di posisi keduanya. Sebagai ibu yang mengalami kontraksi tapi berujung harus operasi, saya juga sangat paham level kesakitannya. Sebagai ibu yang gak bisa masak tetapi dituntut untuk bisa membuat makanan yang bergizi untuk anak, saya juga mengalami struggling yang sangat sulit. Tapi, dari semua itu, yang paling sangat saya butuhkan adalah SUPPORT. Support dari suami, keluarga, dan teman sekitar sangat penting untuk membangun kepercayaan diri saya yang baru saja "lahir" menjadi seorang ibu.

https://widyasty.com

Nyatanya, dari sekian banyak dukungan, gak sedikit juga yang menghakimi atau memandang aneh saya, mulai dari aneh ngelihat saya pumping di kantor setiap saat, dianggap ngerepotin diri sendiri karena bawa cooler bag ke mana-mana dan gak bisa main sepulang kerja, dianggap gak bisa bonding sama anak karena gak menyusui langsung. Padahal, kalau di rumah ya saya pasti menyusui langsung juga kok, dan Biandul gak bingung puting meskipun lebih sering minum dari botol dot. Yah, yasudahlah, kita gak bisa mengontrol mulut ratusan orang, tapi kita bisa menutup dua kuping kita dari omongan yang gak enak.

PEKAN ASI SEDUNIA, APA YANG IBU BUTUHKAN?

Support jelas adalah hal yang paling penting dan dibutuhkan oleh ibu. Selain itu, ibu juga butuh akses informasi yang tepat, sehingga saya berharap banget kalau semua ibu bisa saling berbagi informasi di social media, blog, dan media lainnya supaya ibu baru dimudahkan dalam belajar. Saya sendiri sudah baca tentang cara menyusui dan menyimpan ASIP dengan benar sejak umur kehamilan baru 5 bulan. Yap, segugup itu saya karena takut gak bisa memberi ASI ke anak hanya karena saya masih harus bekerja.

Sebagai salah satu refrensi bacaan tentang menyusui, dulu saya pernah menuliskan tentang perjalanan saya selama menyusui Biandul. Jadi, teman-teman bisa cek beberapa tulisan di bawah ini jika sedang butuh informasi:

  • All About Pumping & ASIP
  • Manajemen ASIP

Semua tulisan saya di sini ditulis berdasarkan pengalaman yang sudah saya hadapi dan jalani, sehingga memang ada beberapa poin yang sangat personal. Karena kondisi orang bisa berbeda-beda, ada baiknya kamu menyaring informasi sesuai yang kamu butuhkan, dan gak perlu diikuti semuanya jika memang gak memungkinkan atau gak sesuai dengan pendapat pribadi. Agree to disagree, right? 😉

Jika ada pendapat yang berbeda atau ingin menambahkan hal lain, saya gak pernah menutup komen yang mengkritik, asal bahasa yang digunakan masih sopan dan gak bertujuan untuk menjatuhkan. Saya juga sebisa mungkin menyertakan sumber yang valid untuk mengesahkan pendapat agar gak dianggap menyesatkan, hehe.

Nah, untuk mengakhiri tulisan ini, saya sangat berharap teman-teman bisa membantu sesama ibu untuk memberikan semangat karena perjalanan ini gak mudah, dan kita gak bisa memutar balik kehidupan. Jadi, yuk saling sharing! Jadikan internet sebagai tempat yang sehat untuk berbagi informasi.

Apa yang mau kamu lakukan selama Pekan ASI Sedunia ini nih, teman-teman?
Sungguh sebuah keajaiban ketika mendengar dari mulut Biandul sendiri bahwa dia minta sunat! Yes, bagi saya, ini keajaiban, karena sebelumnya Biandul tuh takut banget dan gak pernah mau diajak sunat. Bahkan dia beberapa kali pengin nangis, padahal cuma ditanya, "kapan Bian mau sunat?". Dia takut bangettt karena bayangan dia, sunat tuh potong penis wkwkwk, entah dari siapa bayangan ini dia dapatkan, karena kita sebagai keluarganya gak pernah ada yang nakut-nakutin, atau bahkan memaksa. Gapapa kalau memang belum mau, nanti juga dia paham sendiri dan berani sunat.

Semua terjadi begitu saja, kita gak pernah ada yang menyinggung tentang sunat, teman dan tetangga pun sedang gak ada yang sunat dalam waktu dekat. Intinya dia sudah lama gak kita kasih input tentang sunat. Kita sedang sibuk banget mengurus persiapan masuk sekolah TK, plus harus mulai cicil pembangunan rumah di Yogyakarta (horaayyy!). Tiba-tiba, dia minta sunat begitu saja. Yap, karena ini sebuah hal yang hampir mustahil, maka mari kita abadikan dalam bentuk tulisan di sini 🥳

CERITA BIANDUL MINTA SUNAT

Pada siang hari tanggal 6 Juli 2023, Biandul membuka percakapan dengan saya. Dia bertanya, "Mama, sunat tuh sakit, gak?" Dengan menyembunyikan rasa kaget, saya berusaha menjawab dengan normal. Saya bilang, "Mama gak tahu karena Mama gak disunat. Yang disunat itu laki-laki. Tapi, Mama bisa kasih tahu Bian, kalau sunat itu banyak manfaatnya, dari sisi kesehatan maupun sisi agama. Kalaupun sakit, pasti cuma sebentar dan akan segera sembuh."

Well, 1-2 minggu bagi orang dewasa memang sebentar, tapi bagi anak-anak itu luamaaaa banget pasti wkwk. Anak-anak berpikir sebentar itu pasti hanya hitungan jam, atau paling maksimal 2-3 hari. Bayangkan aja waktu kita sedang berjuang melawan Covid-19, anak-anak banyak yang terkena juga dan harus isolasi mandiri selama 2 minggu, selama itu juga mereka terbatas memiliki waktu main dan bertemu dengan temannya. Mereka jelas rungsing dan rewel karena gak bisa terus-terusan berada di dalam rumah doang. Begitu pun dengan sunat, mereka gak akan bisa main dalam jangka waktu yang gak jauh berbeda, karena masih dalam masa recovery. Okay, anggaplah jawaban saya terlalu tidak realistis bagi anak-anak, jadi, kalau kamu sedang mempersiapkan mental anak untuk berani sunat, gak usah pakai jawaban kayak saya gapapa hehehe.

Lanjut, dia lagi-lagi melontarkan banyak pertanyaan, dan saya menjawabnya dengan tenang, gak menggebu-gebu seakan-akan menyuruh dia untuk sunat sekarang saja. Saya juga gak mengiming-imingi dia hadiah atau uang, saya bahkan gak nanya apakah dia mau sunat. Tapi, sepertinya diam-diam dia menyiapkan mentalnya, sehingga terlontarlah niatnya bahwa dia mau sunat sekarang juga karena sudah berani. Waw!! Keren! Gak berenti-berentinya saya memuji keberaniannya. Sebagai anak yang agak cengeng dan perasa banget, bagi saya fase ini merupakan fase terberat dia karena harus melawan rasa takutnya yang paling besar.

Mumpung dia udah berani dan mau langsung segera sunat, saya gak pikir panjang untuk langsung cari klinik sunat yang jadwalnya kosong besok. YESSS, BESOK BANGET! Kenapa? Selain mengejar waktu takut dia berubah pikiran, kita juga mengejar waktu karena kurang dari satu minggu lagi dia udah masuk sekolah TK. Dia minta sunat Kamis malam, sedangkan Rabu depan dia masuk sekolah pertama kali. Gimanaaa coba tuhhhh 🥲🥲🥲

Saya pikir, yaudah mau gak mau hari Jumat sudah harus sunat, supaya dia punya waktu recovery dulu sebelum masuk sekolah. Untungnya langsung dapat tuh klinik sunat dekat rumah. Jadi keesokan harinya, kita langsung ngeeeeng sunat~

https://widyasty.com

APA SAJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN?

Nomor satu sebenarnya yang paling harus dipersiapkan adalah mental anak, karena dia yang akan merasakan sakit pasca sunat. Jangan sampai meninggalkan trauma atau ketidakpercayaan pada orangtuanya kalau dipaksa atau dibohongi. Makanya, lebih baik sounding sejak lama aja, dibujuk dengan pelan dan hati-hati, gak dengan ditakut-takuti, gak dengan dibohongi atau dipaksa, juga gak dengan iming-iming hadiah (kalau tetap mau pakai cara ini juga sebenarnya gak apa-apa sih, balik lagi ke value keluarga masing-masing). Malah kalau kata suami saya, enakan disunat pas masih kecil banget, jadi minim drama dan recovery lukanya juga lebih cepat. Semakin anak besar, semakin lama juga lukanya pulih.

Selain mental anak, mental orangtua juga harus disiapkan. Tapi di kasus saya, gak ada waktu untuk siap-siap hahaha. Jadi, yaudah, saya sabarin aja yang penting cepat-cepat lega kalau semua prosesnya sudah selesai. Kenapa? Karena perawatan lukanya susahhhhh, repooottt, dan menguji kesabaran banget. Apalagi kalau toleransi sakit si anak rendah alias gampang nangis dan rewel kalau sakit, makin susah lagi dibujuknya. Sehari bisa berapa kali nangis ya? Bayangin deh, wkwk. Makanya orangtua juga harus siap, jangan lupa suami juga harus kompak membantu, karena gak bisa dong cuma mamanya aja yang ngurusin semuanya.

Yang ketiga, kita perlu seleksi dan memilih metode sunat apa yang mau diambil. Jaman sekarang, metodenya banyak banget lho, ada yang dilem, distepler, atau dikasih ring/klamp. Nah, Biandul kemarin pakai metode klamp/klem. Jangan tanya kenapa karena saya milih yang ada jadwal kosong aja secepatnya, dan yang paling dekat dari rumah hehehe, meskipun ternyata harganya masih terbilang agak mahal. Tetangga saya yang sunatin anaknya tuh dapat harga yang lebih murah, tapi mungkin karena persiapannya lebih matang dan gak terburu-buru ya, jadi bisa punya banyak waktu untuk research dulu.

Selain itu, persiapan lainnya lebih ke kebutuhan untuk perawatan pasca sunatnya sih, seperti celana dalam batok, sarung anak, kasa steril, obat antiseptik, dan lain-lain. Kalau ini, biasanya ada di dalam paket sunat yang dipilih, tapi kebetulan kemarin paket yang saya pilih gak termasuk itu semua karena jadi mahal banget. Jadi, saya lebih memilih untuk beli sendiri secara terpisah.

METODE DAN JENIS SUNAT

Jaman dulu, kayaknya metode sunat itu belum pakai alat-alat canggih, jadi cuma dipotong langsung aja kulup penisnya, proses pengerjaannya juga butuh waktu dan perawatannya termasuk lama. Tapi, metode ini bisa digunakan di semua usia. Selain itu, metode yang paling umum dan paling sering dipakai adalah metode laser. Minim pendarahan dan cepat juga pemulihannya. Harganya pun masih termasuk terjangkau dan mudah ditemui di klinik sunat mana saja.

Nah, jaman sekarang, mulai tersedia banyak alat-alat sunat yang canggih nih, Pengerjaannya pun paling lama 10 menit, ada yang hanya 3 menit aja. Bikin anak jadi gak trauma dan gak perlu ketakutan nangis-nangis, bahkan sampai ditahan badannya sama orang dewasa supaya gak ngelawan. Pokoknya kalau bisa, proses sunat jangan sampai bikin anak trauma atau menyesal deh.

Alat-alat canggih yang bisa dipakai untuk sunat antara lain gun stapler, klem, dan yang paling baru adalah optical maser. Tapi, kayaknya metode optical maser ini yang paling mahal deh, dan gak semua klinik sunat punya alatnya. Jadi, kalau mau pakai metode optical maser untuk sunat anak, usahakan nabung dari lama, research lokasi kliniknya, kalau anaknya sudah oke tinggal berangkat deh. Katanya, prosesnya cuma 3 menit dan minim pendarahan. Recovery-nya juga cepat banget. Selain pakai alat-alat canggih ini, ada juga metode sunat powerlem, ya caranya dengan dilem, jadi tanpa dijahit dan katanya diklaim bisa cepat beraktivitas. Saran saya, kamu harus menonton semua video proses sunat dulu sebelum menentukan yang akan digunakan, karena metode sunat akan sangat berpengaruh juga pada perawatan pasca sunat dan waktu recovery yang dibutuhkan. Semua metode sunat punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, tinggal kita aja mau pilih yang mana, yang kira-kira bikin anak nyaman dan kita mudah ngerawatnya sampai pulih.

View this post on Instagram

A post shared by bapak2ID (@bapak2id)

SETELAH ANAK SUNAT...

Jelas rasanya legaaaaa banget, karena ini hajat paling penting buat saya pribadi, sebelum akhirnya nanti suatu hari menikahkannya. Belum lagi kalau anaknya agak penakut dan gampang nangis kayak Biandul, jelas fase ini akan sangat sulit karena butuh kesabaran untuk membujuknya, kecuali mau sunatin anak sewaktu masih bayi. Di kasus teman-teman sekitar saya, anak mereka banyak yang terpaksa sunat sejak kecil banget karena terkena infeksi. Jadi, buat saya, jangan sampai anak sakit dulu baru disunat, karena jadinya proses persiapan mental kita juga gak akan maksimal. Usahakan jaga area vital anak tetap bersih dan sehat yaaah ibu-ibuuuu.

Perawatan pasca sunat juga ternyata sangat melelahkan, butuh ekstra kesabaran karena harus hati-hati, belum lagi mengatasi rewelnya karena perasaan gak nyaman, sakit, tersiksa, dan gak bisa beraktivitas.  Kita jadi harus begadang berhari-hari karena jagain anak, menenangkan waktu rewel. Kita harus benar-benar memberikan full service ke anak, menghiburnya, dan memberikan semua kebutuhannya, supaya dia tetap semangat sampai fase recovery-nya selesai dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Hingga hari ini, total penyembuhan Biandul pasca sunat itu 2 minggu sampai lukanya benar-benar kering, tapi masih tetap harus dijaga juga karena luka yang kering itu gak boleh dikelupas, biarkan sampai benar-benar lepas sendiri supaya gak perih dan berdarah lagi. Nah, setelah 3 minggu, luka di bagian bawah penis belum juga mengering, mungkin karena selalu tertutup dan menempel pada testis, jadi masih agak merah dan basah, tapi gak sakit lagi katanya sih, cuma emang belum kering aja. Bagian atas sudah mengering, keras, dan jadi koreng tebal gitu. Tinggal nunggu korengnya lepas sendiri aja. Tapi, tetap harus dijaga dan diperhatikan ya. Setiap setelah pipis, pup, dan mandi, area seluruh penis harus dilap dengan tisu hingga kering semua.

Untuk review lengkap dan proses dari sebelum hingga setelah sunat, dan perawatan lengkapnya, akan saya bahas di tulisan terpisah yaaa. Jadi, buat semua orangtua yang sedang bersiap-siap menyunatkan anak-anaknya, jangan lupa save tulisan ini supaya bisa dibaca lagi. Boleh ikuti saran yang baik, tapi kalau ada pendapat yang gak sama, silakan di-filter sendiri sesuai dengan kondisi anak ya 😊

Sampai jumpa di tulisan lainnya! 👋🏻

Semua orang bilang, menggunakan sunscreen itu wajib dan harus, agar kulit kita terlindungi dari sinar matahari yang dapat merusak kulit. Tapi, sudahkah kamu menggunakan sunscreen dengan cara yang tepat?

Saat ini, ada sangat banyak bentuk sunscreen yang ditawarkan pasar, dengan klaim melindungi kulit dari paparan sinar UV yang berbahaya untuk kulit, misalnya berbentuk lotion, krim, powder, dan bahkan spray. Untuk tingkat efektivitasnya pun bisa jadi berbeda-beda pada masing-masing kulit. Tapi, satu yang harus diperhatikan adalah angka SPF yang terkandung dalam sunscreen tersebut dan juga formulanya yang disesuaikan dengan jenis kulit, karena ternyata ada loh produk sunscreen yang gak sesuai dan malah membuat wajah jadi berjerawat karena gak cocok sama produknya. Naah, makanya kita harus sangat cermat dalam memilih produk sunscreen.

Sinar UVA dan UVB dari matahari dianggap merupakan paparan gelombang panas yang tidak terlihat namun tetap dapat berbahaya bagi kulit, karena dapat menembus awan, kaca, baju, bahkan epidermis. Melakukan kegiatan di bawah matahari dalam waktu yang panjang tanpa proteksi sunscreen dapat menyebabkan kulit memerah seperti terbakar, panas, perih, bahkan alergi. Efek jangka panjang yang ditimbulkan adalah bercak hitam dan gangguan pigmentasi, penuaan dini dan kerutan di kulit, bahkan kanker kulit. Makanya banyak sekali kampanye yang menganjurkan kita untuk menggunakan sunscreen setiap hari, meskipun sedang hujan atau berkegiatan di dalam rumah. Hayoo, siapa yang masih skip sunscreen, angkat tangaaan?!
https://widyasty.com
Wajib bawa sunscreen saat berkegiatan di luar rumah

MITOS DAN FAKTA TENTANG SUNSCREEN

Meskipun sudah banyak anjuran tentang penggunaan sunscreen setiap hari, tapi masih banyak juga nih informasi yang missleading dan mitos yang masih dipercaya oleh banyak orang tentang sunscreen, sehingga penggunaannya gak efektif dan malah jadi percuma. Di antara mitos dan fakta di bawah ini, mana yang paling sering kamu dengar atau bahkan baru tahu? Simak sampai selesai yaa.

✘  Tidak perlu re-apply bila angka SPF sunscreen sudah tinggi
Angka SPF (sun protector factor) yang tertulis pada setiap produk sunscreen menunjukkan tingkat proteksi, namun tetap harus digunakan ulang agar proteksinya dapat maksimal sepanjang hari. Terdapat empat tingkat perlindungan pada sunscreen:

☀︎  rendah (SPF 6-10),
☀︎  sedang (SPF 15-25),
☀︎  tinggi (SPF 30-50), dan
☀︎  sangat tinggi (SPF 50+).

Nah, sangat dianjurkan untuk kita menggunakan SPF 30 ke atas agar perlindungannya efektif. Cara menghitung perlindungan SPF pada sunscreen adalah: saat kita berkegiatan di luar ruangan dan butuh waktu 10 menit sebelum kulit merasa terbakar, artinya jika kita menggunakan sunscreen dengan SPF 30, maka perlindungan terhadap matahari adalah 30x10menit= 300 menit atau 5 jam. Maka, dianjurkan untuk tetap re-apply sunscreen 2-3 jam sekali jika kita berada di luar ruangan selama lebih dari 5 jam.

Selain itu, ada juga skor PA (protection grade of UVA) yang biasanya ditulis dalam simbol +. PA adalah metode pengukuran dalam perlindungan terhadap sinar UVA. Tingkat perlindungan PA dibagi menjadi tiga:

☀︎  general protection (PA+),
☀︎  strong protection (PA++), dan
☀︎  super protection (PA+++).

Salah satu merek sunscreen yang mengandung perlindungan SPF 50 dan PA+++ adalah Scarlett Sun Bright Daily Sunscreen.

✘  Tidak perlu pakai sunscreen jika menggunakan makeup yang mengandung SPF
Beberapa produk makeup yang mengandung SPF di dalamnya belum tentu efektif untuk menjaga kulit dari paparan sinar matahari. Kita tetap perlu menggunakan sunscreen di tahap akhir skincare sebelum mengaplikasikan makeup. Bahkan, kita direkomendasikan untuk memberi jeda sekitar 10-15 menit setelah menggunakan sunscreen sebelum lanjut menggunakan makeup, agar sunscreen dapat menyerap dan membentuk perlindungan dulu di kulit wajah kita.

✘  Tidak perlu pakai sunscreen di dalam rumah atau saat sedang hujan
Hmm, meskipun masih sering malas aplikasi sunscreen karena merasa cuma di rumah aja, tapi ternyata kulit kita tetap butuh perlindungan lho, karena sinar UVA masih tetap dapat menembus kaca. Jadi, jangan sampai terlewat yah, selalu gunakan sunscreen di akhir tahap skincare.

✘  Boleh mencampur sunscreen dengan pelembap atau makeup
Noooo, jangan lakukan ini ya huhu. Produk sunscreen gak boleh dicampur oleh apapun, karena jika sunscreen dicampur oleh pelembap, lotion, atau yang lainnya, artinya kamu mengencerkan (diluting) produk sunscreen yang kamu gunakan, dan angka SPF-nya pun akan berkurang, sehingga efektivitasnya gak akan maksimal lagi saat digunakan. Mencampur sunscreen dengan produk lain juga dapat merusak formula yang telah dirancang sejak awal.

Sebenarnya masih ada banyak lagi, tapi kayaknya akan kita bahas di lain waktu aja ya, supaya gak kepanjangan hehehe.

CARA PENGGUNAAN SUNSCREEN YANG TEPAT

Nah, kalau kamu sudah tahu tentang mitos yang perlu dihindari saat menggunakan sunscreen, sudah paham juga tentang proteksi SPF dan PA+++, sekarang balik lagi nih ke pertanyaan awal: sudahkah kamu menggunakan sunscreen dengan cara yang tepat?

✓  Gunakan produk sunscreen dengan SPF 30 ke atas
Scarlett Sun Bright Daily Sunscreen mengandung SPF 50 dan PA+++ yang perlindungannya gak perlu diragukan lagi. Saya udah cobain selama dua minggu, dan seminggu terakhir kemarin sebelum puasa kebetulan kegiatan saya banyak di luar ruangan. Jangan lupa re-apply 3 jam sekali yaa.

✓  Gunakan sunscreen sebanyak DUA JARI
Kebanyakan orang bingung karena banyak yang menyebutkan dua ruas jari, padahal satu jari punya tiga ruas. Sedangkan rekomendasi takaran penggunaan sunscreen yang tepat adalah ¼ sendok teh atau setara dengan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) untuk wajah dan leher. Jadi, bukan dua ruas jari ya tapi dua jari. Pakai sunscreen dengan takaran yang terlalu sedikit juga dianggap gak efektif.

https://widyasty.com

✓  Sunscreen butuh waktu untuk menyerap sebelum menggunakan makeup
Seperti yang udah saya bilang sebelumnya, kalau bisa kasih jeda selama 10-15 menit setelah menggunakan sunscreen, baru lanjut penggunaan makeup. Pasalnya, sunscreen ini kan mudah banget luntur yah, bahkan kalau kita sentuh wajah yang baru banget pakai sunscreen, maka lapisan pelindungnya tuh bisa luntur karena belum sempat membentuk perlindungan di area wajah. Kalau langsung kena produk makeup dan alat-alatnya, dikhawatirkan merusak lapisan sunscreen yang baru aja digunakan.

SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN DENGAN SPF 50 PA +++

Pertama kali tahu bahwa Scarlett akhirnya keluarin produk sunscreen, saya langsung penasaran pengin banget cobain. Soalnya saya udah pernah pakai rangkaian skincare dan bodycare Scarlett, dan semuanya cocok banget tanpa ada efek buruk apapun, jadi saya pikir gak ada salahnya untuk cobain Scarlett Sun Bright Daily Sunscreen. Apalagi dia punya SPF 50 PA +++ yang perlindungannya pasti udah mantap betul.

Baca juga:
Review Scarlett Acne Care
5 Langkah Bikin Kulit Kamu Jadi Happy

Nah, salah satu concern saya sebenarnya adalah sunscreen ini ditujukan untuk tipe kulit normal to dry skin, sedangkan kulit saya oily dan acne prone. Awalnya saya sempat takut kulitnya jadi becek gitu karena kelihatan basah atau makin berminyak, terus takut makin banyak komedo atau jerawatan kalau gak cocok. Tapi, saya tergiur bangetttt sama ingredients dan klaimnyaaa, jadi bismillah tetep cobain hihi.

Setelah dua minggu terakhir pakai Scarlett Sun Bright Daily Sunscreen ini, saya bisa bilang kalau sunscreen ini enak banget dipakai buat berkegiatan di luar ruangan seharian. Finish look-nya memang agak basah ya dan perlu waktu agak lama untuk blending, tapi wajah langsung otw glowing rasanyaaa. Berkegiatan di luar rumah seharian pun gak bikin wajah jadi memerah dan kusam, gak peeling juga ketika ditimpa makeup.

https://widyasty.com
Teksturnya seperti lotion tapi agak encer, warnanya putih dan wanginya gak terlalu nyengat. Masih cukup ringan untuk dipakai daily. Yang paling penting, gak ada whitecast. Selama dua minggu pemakaian kemarin juga gak menimbulkan breakout di wajah saya. Tapi, perlu dicatat ya poin penting ini: harus rajin double cleansing! Apalagi kalau abis keluar rumah seharian dan pakai makeup tebal. Oiya, ada tips biar gak terlalu bikin wajah jadi basah banget buat oily skin kayak saya: kasih jeda dulu sehabis pakai pelembap, biar menyerap dulu, dan blend sampai benar-benar rata, baru apply sunscreen. Kasih jeda lagi juga kalau mau ditimpa makeup. Buat yang kulitnya kering mungkin lebih aman-aman aja ya.

Selama saya pakai sunscreen ini, saya gak ngerasa kulit wajah jadi lebih cerah, tapi glowing-nya keliatan banget loh. Makeup juga lebih nyatu dan hasilnya oke punya. Kalau untuk klaim melembapkan, gak usah ditanya lagi deh. Hampir semua produk Scarlett tuh pasti efeknya bisa melembapkan kulit, jadi bisa tetap terhidrasi dengan baik.

Produk Scarlett Sun Bright Daily Sunscreen ini bisa saya kasih rate 4/5 ★ dehhh karena beberapa klaimnya bisa saya rasakan meskipun ya gak semuanya, yang penting gak tipu-tipu hahaha. Ingredients-nya juga jagoan semua, kayak lagi kasih makanan bergizi gitu ke kulit. Gak cuma buat melindungi kulit dari UVA, UVB, dan blue light aja, tapi kandungan lainnya bikin kulit wajah jadi lebih sehat dan moist bangettt.

https://widyasty.com
Ingredients Scarlett Sun Bright Daily Sunscreen mantap semua!

KELEBIHAN & KEKURANGAN SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN

Setiap produk pasti tetap ada kekurangannya dong ya, tapi sejauh ini saya gak pernah nemuin banyak minus di produk-produk Scarlett, good job banget deh buat owner dan semua timnya! Kita mulai dari kelebihannya dulu yuk.

☺︎  Finish-nya bikin glowing banget, sukaaa!
☺︎  Klaimnya yang benar-benar dirasakan: melembapkan dan menyejukkan kulit, melindungi dari efek buruk sinar matahari.
☺︎  No fragrance. Ada aromanya sih sedikit tp gak ganggu apalagi nyengat banget.
☺︎  Harganya termasuk ekonomis. Rp75,000 udah dapat 50ml sunscreen.
☺︎  Untuk kulit saya yang acne prone, gak memicu jerawat baru loh. Mantep!

Beneran bagus kaaan, jadi gak salah deh kalau mau beli dan cobain dari sekarang. Apalagi kita udah mau masuk musim kemarau kan, dan cuaca pasti akan lebih banyak panas. Stok sunscreen banyak di rumah tuh bukan keputusan yang salaaah.

Meskipun saya suka sama sunscreen ini, ada juga beberapa concern dari saya. Harapannya semoga kualitas produk Scarlett akan lebih baik lagi.

☹︎ Kemasannya kurang travel friendly.
☹︎ Teksturnya terlalu encer dan rawan bleber/tumpah. Jadi harus hati-hati tuangnya.
☹︎ Butuh waktu lama untuk nge-blend sampai benar-benar rata dan gak basah.

https://widyasty.com

So far, lebih banyak kelebihannya kan daripada kekurangannya? Jadi produk ini masih tetap worth to try. Apakah saya akan repurchase terus? Belum tentu, tapi kemungkinan iya. Saya masih mau coba pakai dulu selama beberapa bulan untuk lihat efeknya, kalau memang benar cocok dan gak bikin breakout, ya saya lanjut pemakaiannya.

CARA MEMBELI SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SCARLETT

Supaya gak insecure beli produk Scarlett tapi takut dapet yang gak asli, mending beli di official store-nya aja di Shopee dan Tokopedia. Harganya seriiing banget diskon loh, belum lagi banyak bonus gratisannya kalau langsung beli banyak produk. Dijamin gak rugi! Setelah beli, jangan lupa tetap cek keaslian produk Scarlett yaa, caranya gampang banget kok. Tinggal scan barcode yang ada di botolnya aja.

Dah, jangan pikir lama-lama lagi, cus langsung checkout sekarang jugaaaaa!
Beberapa hari yang lalu, saya baru aja nonton Najwa Shihab ngobrol dengan beberapa bintang tamu laki-laki di Mata Najwa, ngomongin Susahnya Jadi Perempuan. Tema ini kayaknya gak akan habis dibahas dan diperbincangkan, karena semua orang punya pemikirannya masing-masing mengenai banyaknya stereotype perempuan di Indonesia. Yes, karena stereotype ini sudah dirawat selama puluhan tahun, maka saya paham bahwa gak akan mudah untuk menghapusnya. Kenapa harus dihapus? Ya, karena beberapa poinnya lebih sering memberatkan kaum perempuan. Makanya setiap hari sebagian besar perempuan semakin gencar menyuarakan emansipasi wanita, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia.

Bagi saya, kesetaraan gender sendiri sudah lebih kompleks untuk dibahas, daripada peran perempuan itu sendiri dalam keseharian. Sebanyak dan sekeras apapun suara kita diperdengarkan, akan lebih baik jika kita bisa mulai dari orang terdekat di lingkungan kita, jangan sampai debat kusir di Twitter sama orang yang gak dikenal, haduh energinya abis banyak banget. Malah capek sendiri, karena semua orang akan mempertahankan pendapat yang mereka anggap paling benar.

APA BENAR JADI PEREMPUAN ITU SUSAH?

Balik lagi ke channel YouTube-nya Mbak Najwa. Dalam tayangan tersebut selama kurang lebih satu jam, beberapa stereotype perempuan dibahas dan dikupas habis bersama narasumber untuk memecahkan teori perdebatan yang sering kita dengar. Narasumber itu adalah Onad, Anang, Denny Sumargo, dan Rocky Gerung. Jujur, di awal tayangan saya bertanya, kenapa harus membicarakan topik tentang perempuan dengan narasumber laki-laki?

Sebelumnya, hal yang akhirnya bikin saya ke-trigger untuk menonton tayangan full-nya adalah karena omongan Anang yang menyebut bahwa istri harus tetap tampil cantik saat suami capek pulang kerja, jangan pakai daster bolong. Yah, namanya juga cuma potongan tayangan ya, jadi pikiran kita ke mana-mana dan bawaannya mau ngomel duluan. Jadilah saya nonton aja tayangan full-nya, karena mau tahu apa maksud Anang ngomong kayak gitu. Apalagi judulnya adalah 'Susahnya Jadi Perempuan', akhirnya bikin saya berpikir apakah tuntutan kayak gitu dalam rumah tangga menandakan bahwa jadi perempuan itu memang benar-benar susah?

https://www.youtube.com/results?search_query=najwa+shihab

KUPAS TUNTAS TENTANG STEREOTYPE PEREMPUAN DI INDONESIA

Dari semua stereotype yang masih mendarah daging di Indonesia, salah satu hal yang paling mengganggu saya itu adalah ketika sebuah rumah tangga didasari dengan patriarki, yang mana perempuan selalu diposisikan sebagai yang tunduk dan patuh kepada laki-laki. Untungnya, rumah tangga saya didasari oleh kesetaraan dan kesepakatan, tapi bukan berarti semua rumah tangga bisa se-ideal ini. Saya paham banget masih banyak perempuan yang terjebak dalam rumah tangga yang gak sehat karena patriarki tersebut, dan sulit bagi kita menghapus stereotype itu karena sudah dirawat dan dipertahankan sejak puluhan tahun lalu.

Selain itu, stereotype apa lagi yang dibahas oleh Najwa Shihab dan empat narasumber lainnya? Seperti yang udah saya katakan, kalau saya ke-trigger nonton dari sepotong cuplikan, makanya hal ini juga akan saya breakdown satu per satu, tapi sesuai dengan pandangan pribadi saya ya. Dan mungkin akan jadi tulisan yang agak panjang, semoga gak bosan dibaca sama teman-teman. Kalau memang ada pandangan yang berbeda, just write down on the comment section to let me know, and let's discuss together ☺️

PEREMPUAN YANG BELUM MENIKAH DIANGGAP NEGATIF

Udah bosan dong dengan pertanyaan 'kapan nikah?' setiap ketemu keluarga atau kerabat yang basa-basi? Apalagi kalau udah memasuki usia 25 tahun ke atas, kayaknya kok udah ketuaan banget untuk gak menikah. Tapi, kalau memang ada hal lain yang jadi pertimbangan, atau memang belum ketemu jodohnya, mau gimana dong? Huhu. Masa udah berkelakuan baik di masyarakat, tetap masih dianggap negatif hanya karena belum menikah. SAD BANGET!

Rocky Gerung punya pendapat, bahwa dari sudut pandang patriarki, perempuan yang tidak menikah dan melahirkan dianggap dapat memutuskan generasi. Saya setuju dengan pendapat itu, meskipun sekarang sudah banyak banget perempuan yang lebih memilih untuk childfree. Mengandung dan melahirkan itu hanya bisa dilakukan oleh perempuan karena hal itu adalah kodratnya. Nah, tapi kalau berbicara tentang rentang usia, saya sebenarnya gak setuju kalau perempuan selalu diburu-buru menikah, padahal laki-laki bebas.

Sisi lain tentang permasalahan usia pernikahan dan kehamilan bagi saya adalah, semakin tua seorang perempuan, maka fisiknya pun juga berpengaruh saat sedang merencanakan kehamilan dan kelahiran. Misal, kualitas sel telur dan alat reproduksi di usia 35 tahun pasti akan sangat berbeda dengan usia 25 tahun, dan ini akan memengaruhi kondisi fisik perempuan selama mengandung dan melahirkan. Belum lagi setelah melahirkan, kita masih harus menyusui anak hingga dua tahun, dan bertanggung jawab sampai anak bisa mandiri.

Bagi saya yang memang mau berkeluarga dan memiliki keturunan, saya sejak dulu selalu menghitung usia perkiraan saat hamil dan mengasuh anak. Jika saya baru menikah dan hamil di usia 30 tahun, maka saya harus memiliki fisik yang sehat dan kuat, karena saya harus bertanggung jawab terhadap hidup anak saya hingga Ia berusia 18-20 tahun, yang artinya saya sudah berusia 50 tahun. Nah, kalau saya semakin menunda pernikahan dan kehamilan, maka usia saya sudah termasuk non-produktif lagi saat anak saya belum menyelesaikan usia pendidikannya. Sedangkan kita bisa berencana, tapi kita tetap gak pernah tahu persis bagaimana kondisi dan situasi kita saat nanti memasuki usia non-produktif itu. Makanya, bagi saya usia 25 tahun itu waktu yang tepat untuk menikah dan mulai berencana memiliki anak. Malah dulu saya mau banget nikah muda di umur 20-21 tahun, tapi ternyata masih enak menikmati kehidupan dan pekerjaan, jadi berubah pikiran deh hehe.

Baca juga: Pertimbangan Menunda Anak Kedua

Hal ini akan sangat berbeda dengan perempuan yang ingin menikah tapi gak mau punya anak, atau bahkan ga mau menikah karena mau membangun kehidupannya sendiri, karena pertimbangan mereka pasti berbeda, bukan hanya tentang anak. Jadi, dibalikin lagi aja, usia muda atau tua, kita para perempuan sendiri yang menentukannya sesuai tujuan masing-masing.

PEREMPUAN LEBIH EMOSIONAL, LAKI-LAKI LEBIH LOGIS

Mungkin stereotype ini berhubungan dengan perempuan yang lebih mudah terbawa perasaan dibanding laki-laki. Kadang, para perempuan juga sering banget saling curhat dengan sesama temannya, apalagi kalau lagi patah hati. Kayaknya dramatis banget ceritanya, dan lebih gampang nangis. Sedangkan laki-laki dianggap lebih logis karena tegas dengan keputusan yang sudah dibuat. Segala sesuatunya dipikirkan berdasarkan logika. Tapi, apakah itu semua benar?

Saya hampir setuju dengan stereotype ini, tapi kalau dipikir lebih panjang lagi, bisa jadi karena stereotype ini berhubungan juga dengan laki-laki yang dalam konstruksi sosial dituntut untuk lebih maskulin, jadi gak bisa secara bebas dan leluasa menunjukkan emosinya di depan banyak orang, seperti menangis saat sedih. Mereka langsung dicap cengeng dan gak maskulin. Yah, semacam toxic masculinity gitu lah. Padahal, semua orang berhak menunjukkan perasaan mereka, kan?

Mbak Nana kemudian mengeluarkan data research, bahwa sebagian besar perempuan ternyata akan menghabiskan uang yang mereka dapatkan untuk dialokasikan ke keluarga, rumah tangga, pendidikan anak, kesehatan, dan lain-lain, sedangkan laki-laki lebih banyak menghabiskan uang untuk hobi dan membeli barang. Jadi, dalam hal ini perempuan dianggap lebih logis dan rasional. Kamu sendiri setuju sama pendapat yang mana?

https://www.youtube.com/watch?v=jOfwbj09z1Q&t=2955s


PEREMPUAN TIDAK IDEAL SEBAGAI PEMIMPIN

Perempuan yang tegas dalam melakukan pekerjaannya sering dianggap bossy, perempuan yang punya target dan berusaha mencapainya dianggap ambisius, sedangkan laki-laki gak pernah terikat dengan stereotype ini meskipun mereka bersikap tegas dan ambisius. Di dalam rumah tangga, suami dianggap pemimpin dan biasanya bekerja untuk mencari nafkah, sedangkan istri harus berada di rumah. Bahkan Presiden Indonesia aja lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Kenapa ya?

Padahal, menurut data yang dipaparkan oleh Mbak Nana, organisasi yang dipimpin oleh seorang perempuan lebih maju dan berkembang. Sayangnya, sebanyak apapun data dan kenyataan yang diperlihatkan di lapangan, tetap gak bisa mengubah pola pikir bahwa perempuan tetap dianggap terbatas dan kurang layak dalam hal kepemimpian. 🥺

Denny Sumargo sendiri punya pendapat, bahwa meskipun perempuan bagus dalam hal memimpin, secara fisik mereka tetap perempuan dan dianggap gak bisa turun tangan misal saat ada konflik. Saya anggap berarti Ia masih berpikir bahwa perempuan gak bisa sekuat laki-laki dalam menangani konflik, dan semua sikapnya dalam memimpin jadi sia-sia dong? Huhu. Ia juga menegaskan bahwa laki-laki pasti punya perasaan ingin dominan dalam hal rumah tangga dan takut jika istrinya yang lebih berkuasa. Tapi, agar bisa berjalan selaras, kepemimpinan bisa berjalan dengan cara lain, misalnya istri tetap diperbolehkan at au diberi kesempatan untuk berkuasa dalam salah satu bidang, misalnya mengatur keuangan, bekerja sesuai passion, dll. Padahal, saat istri diberi izin untuk bekerja, tetap balik lagi bahwa keputusan itu didasari atas izin suami, yang artinya di balik kebebasan istri yang bekerja, ada kekuasaan dari suami yang harus memberi izin terlebih dahulu.

Wah wah wah, udah mulai gemes belum nih? Hahaha. Kita lanjut dengan stereotype berikutnya boleh yaaa? Yuk simak lagi sampai selesai.

PEREMPUAN LEBIH DIHARGAI DARI ASPEK PENAMPILAN DARIPADA KEAHLIAN

Kenapa Mbak Nana lebih sering dipuji cantik dibandingkan dipuji dengan keahliannya, setiap kali Ia diperkenalkan dalam sebuah acara? Tentu saja hal itu termasuk pujian, dan kita para perempuan harus senang dengan hal itu, tapi Beliau gak setuju karena seakan-akan penampilan perempuan lebih terlihat menonjol daripada keahliannya. Pertanyaan itu kemudian dijelaskan oleh Rocky Gerung. Ia beranggapan bahwa di dunia media saat ini, kamera dianggap sebagai mata laki-laki, yang lumrahnya menonjolkan konsep estetika, sehingga kecantikan perempuan menjadi pujian yang paling utama sebelum akhirnya menunjukkan keahliannya.

Hal itu membuat saya berpikir, wajar Mbak Nana sebal karena lebih dulu dipuji cantik dibandingkan pintar, karena di Indonesia perempuan harus susah payah membuktikan diri dulu ke dunia untuk dianggap berprestasi, baru mereka bisa dipromosikan, sedangkan laki-laki dianggap lebih mudah. Hal ini sebenarnya bisa mulai diedukasi, jika laki-laki juga mau bekerjasama dalam menghapus stereotype ini. Karena ketidaksetujuan Mbak Nana ini, Anang bersuara bahwa mungkin para perempuan, khususnya Najwa, harus mulai menerima aja apa yang masyarakat berikan, selama itu terdengar positif. Jangan selalu berpikir negatif bahwa dipuji cantik itu salah karena maunya dipuji atas keahliannya. Biarkan aja semua orang menganggap cantik, terima aja pujian itu. Yha, sounds like we have to shut our mouth up and let them judge~

Tapi, sorry banget ya Mas Anang, kalau yang begini aja kita perempuan disuruh diem dan terima, gimana dengan isu-isu lain, apakah harus diam dan terima juga? Padahal banyak perempuan yang juga merasa risih dengan hal ini. Gimana kalau kita pintar, berprestasi, punya banyak skill yang dibangun dari nol, tapi fisik kita gak memenuhi syarat cantiknya orang Indonesia? Ya gak akan dipandang sama siapa-siapa dong, dan berujung seperti apa kata Mbak Nana, bahwa kita jadi harus susah payah membuktikan ke dunia dulu untuk bisa diterima, hanya karena kita belum memenuhi kriteria fisik yang cantik untuk dipuji.

URUSAN DOMESTIK HANYA KEWAJIBAN PEREMPUAN

Kalau dalam agama Islam, katanya urusan domestik sesungguhnya kewajiban suami, dan istri diperbolehkan untuk membantu. Tapi, entah kenapa, semua ini jadi bergeser jauh. Perempuan jadi lebih terkesan wajib mengurusi urusan rumah, lalu laki-laki bebas membangun karier dan punya banyak kegiatan di luar rumah. Perempuan yang bahkan gak bisa masak jadi lebih sering dituntut atau bahkan dicap negatif karena jadi dianggap gak bisa jadi istri dan ibu rumah tangga yang baik. Padahal, skill memasak itu sebenarnya penting dikuasai bagi semua orang untuk survival, gak terbatas gender laki-laki atau perempuan.

Onad sendiri merasa bahwa masalah ini hanya sebuah kesepakatan dan komunikasi dengan pasangan. Selagi pembagian tugasnya disepakati kedua belah pihak, maka gak bisa disebut sebagai masalah. Pun Anang merasa setuju, karena bangun rumah tangga baginya adalah membangun keseimbangan. Mereka mau jika disuruh beberes rumah, cuci piring, gak ada masalah. Sayangnya, kehidupan rumah tangga yang ideal seperti ini kan gak bisa dirasakan semua perempuan. Masih banyak yang terkurung dalam stereotype itu, dan hidup seperti gak punya kesempatan berkembang, karena hidupnya sudah didedikasikan untuk mengurus rumah, suami, dan anak di rumah setiap hari.

Terus cara Anang menjawab dan heran dengan situasi kayak gini malah jadi bikin saya mikir... Anang nih terlalu sibuk menciptakan citra keluarga ideal di depan layar kaca, berharap semua orang menjadikannya sosok suami (dan laki-laki) bijaksana, tapi gak mau buka mata bahwa keluarga orang lain gak kayak keluarga dia. Masih banyak yang terkurung dalam masalah ini, lalu dia heran ngapain yang kayak gini dibahas? Ini kan bukan masalah. "Yeh, bukan masalah buat dia doang kali." ⎯ saya menggerutu.

Mereka, para narasumber selebritis, dengan pedenya berlomba saling menonjolkan sisi baik dalam rumah tangganya, seakan-akan pembahasan ini gak perlu. Istri mereka, para perempuan yang beruntung, karena punya suami yang gak mengurungnya dalam stigma-stigma negatif perempuan. Nah, mulai dari pembahasan ini kayaknya udah mulai berasa banget kalau semua poin yang diangkat oleh Mbak Nana, didapatkan beberapa feedback yang berbeda dari cara mereka menjawab dan melempar opini. Saya menghargai sekali diskusi ini menjadi hidup karena mereka semua punya pendapat yang berbeda, tapi tetap saling membuka pikiran, meskipun lebih sering gak setuju sama pendapat Anang dan gemas lihat Onad terlalu netral dan terkesan cari aman. HEHEHE.

PERENCANAAN KEHAMILAN (KB) DIBEBANKAN PADA PEREMPUAN

Kita semua tahu bahwa dampak KB itu hampir selalu dirasakan negatif oleh perempuan, tapi kita gak punya pilihan lain, karena KB untuk laki-laki belum banyak dikampanyekan di sini bahkan sempat ditolak. Padahal efeknya yang sangat berpengaruh ke hormon lumayan menyiksa kita. Ditambah lagi kalau kita gak melakukan KB, terus kebobolan hamil tanpa direncanakan, yang disalahkan pasti pihak perempuan. That's not FAIR! Bahkan Onad aja mengaku gak pernah tahu KB untuk laki-laki selain kondom 😩 Please banget lah. Lu kan diundang ke acara ini dengan tema yang pasti udah di-brief sebelumnya ya, masa gak ada inisiatif untuk riset dikit sih, kira-kira apa aja masalah yang akan dibahas, supaya pendapatnya gak kedengeran kosong banget gitu loh. Huhu.

Memang benar, KB untuk laki-laki sangat kurang dipromosikan di sini, sehingga terbentuk stigma bahwa yang KB harus pihak perempuan. Ternyata, hal itu didasari dari fakta dan data riset, bahwa industri farmasi sengaja hanya menyediakan KB untuk perempuan. Industri farmasi, yang sebagian besar dikuasai laki-laki, hanya bereksperimen pada hormon perempuan untuk memproduksi KB. Ada juga hubungannya dengan keterbatasan dana untuk menciptakan KB laki-laki.

https://widyasty.com

Fakta lainnya adalah banyak juga laki-laki yang ternyata menolak program KB vasektomi, sehingga KB untuk laki-laki semakin tidak dipromosikan. Nah, jadi kita para perempuan semakin merasa bahwa gak ada pilihan lain selain menggunakan KB. Alat reproduksi kita bahkan diatur negara, karena sasaran KB hanya perempuan. Padahal tahu sendiri kan efek KB tuh kayak apa? Teman-teman saya banyak banget yang ngeluh, mulai dari kenaikan berat badan, jerawatan, sampai jadwal menstruasi yang berantakan.

SEBUAH KESIMPULAN TENTANG SUSAHNYA JADI PEREMPUAN

Bagi saya, memang ada banyak sekali tantangan dan masalah yang dihadapi perempuan, meskipun banyak juga masalah yang dihadapi laki-laki, tapi gak bermaksud membanding-bandingkan, bahwa stigma negatif perempuan lebih melekat dan sulit untuk dihapus. Padahal sudah bertahun-tahun para feminis berteriak menyuarakan emansipasi, kesetaraan gender, dan kemerdekaan bagi perempuan, tapi hasilnya masih belum bisa kita rasakan hari ini. Kita seakan masih hidup dalam tempurung kuasa laki-laki, meskipun banyak yang sudah berusaha untuk keluar dan membebaskan diri.

Dalam pembahasan ini, Mbak Nana mengajak narasumber laki-laki karena ingin tahu bagaimana pendapat mereka, dan mengajak para laki-laki agar bisa lebih memahami permasalahan perempuan di Indonesia, karena ini termasuk permasalahan kompleks yang masih dirasakan sebagian besar perempuan. Tapi, tiga selebritis ini (Anang, Densu, dan Onad) kayaknya malah menjadikan acara ini sebagai ajang show off  bahwa mereka adalah seorang laki-laki yang memerdekakan istri. Mereka gak paham ini masalah kompleks, dan malah lebih sering mengajak kita untuk jangan terlalu berpikir negatif.

Tendensi diskusi ini malah bergeser menjadi "perempuan selalu merasa dirinya korban yang telah ditindas oleh laki-laki, padahal gak seharusnya begitu." Yeeesss, gak seharusnya begitu, dan mereka memang mungkin bukan salah satu dari laki-laki yang menindas perempuan. TAPI KAN LAKI-LAKI DI INDONESIA BUKAN CUMA TIGA ORANG INI AJA. Bahkan di kelas sosial menengah ke bawah, masalah patriarki lebih banyak ditemukan. Mereka malah sibuk cari validasi huhuhu. Untung diskusi ini masih bisa dinetralkan oleh Rocky Gerung, yang memang seorang filsuf dan feminisme. Beliau selalu mengeluarkan pendapat secara tertata dan sesuai dengan kondisi pada umumnya, serta memiliki banyak data sebagai acuan. Mungkin ini yang membedakan Rocky Gerung dan tiga narasumber lainnya dalam mengemukakan pendapat. Beliau tahu kapan saatnya berbicara, kapan saatnya berhenti dan mendengarkan.

Permasalahan tentang perempuan memang mungkin masih ada lebih banyak lagi, dan gak ada habisnya untuk dibahas. Tapi, mungkin kita bisa mulai untuk mengedukasi dari lingkungan terdekat kita, bahwa peran perempuan dan laki-laki itu jangan sampai hanya dibentuk oleh konstruksi sosial saja, tetapi juga berdasarkan moral yang manusiawi. Kadang, perempuan selalu merasa jadi korban yang tersudut karena banyaknya tuntutan sosial, tapi dengan diadakannya diskusi terbuka dan mengikutsertakan laki-laki untuk tukar pikiran, jadi suatu hari semua stigma negatif dan tuntutan untuk perempuan akan semakin hilang.

Nah, berhubung tulisan ini tayang berbarengan dengan International Women's Day yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2023, semoga artikel ini bisa lebih membuka pikiran kita untuk bisa saling menghargai dan hidup berdampingan secara merdeka. Mari rayakan hari spesial ini sebagai hari yang berkesadaran, bahwa semua perubahan bisa dimulai dari diri kita sendiri dulu.

Kalau menurut kamu sendiri, stereotype apa yang masih sangat kuat di lingkungan sekitarmu dan sangat membuat kamu gak nyaman? Ceritain juga dong yuk!

Terima kasih ya sudah membaca tulisan ini sampai akhir. Untuk yang mau menonton tayangannya secara penuh, silakan klik link berikut ya: Susahnya Jadi Perempuan - Part 2 | Mata Najwa

Kamu percaya gak, ada mitos yang banyak dipercaya orang, kalau umur pernikahan tahun ganjil itu katanya rawan dan berat tantangannya?

Saya pribadi baru menginjak tahun ke-7 pernikahan, jadi belum bisa bilang banyak tentang tantangan pernikahan. Tapi, pernikahan yang saya rasakan selama ini punya perbedaan yang cukup signifikan pada 2 kondisi; sebelum dan sesudah memiliki anak.

Pernikahan sebelum memiliki anak sudah pasti akan sangat berbeda. Bahkan, setelah memiliki anak lebih dari dua, kondisi pernikahan pasti juga akan berbeda dibandingkan saat baru memiliki satu anak. Maka, mungkin di situlah letak tantangannya. Bagaimana caranya menjaga "sparks" dengan pasangan setelah memiliki anak?

Saat awal-awal pernikahan, keintiman dan romantisasi sangat mudah dilakukan karena perhatian dan waktu kita belum terbagi untuk mengurus anak. Ada banyak waktu untuk pacaran berdua, melakukan hal-hal menyenangkan, memiliki rutinitas seru bersama, bahkan beberapa masalah rumah tangga belum terlihat, seperti misalnya masalah keuangan, komunikasi dan kerjasama, dan juga tanggung jawab yang lebih besar. Ketika anak pertama sudah mulai lahir, rutinitas dan kegiatan sehari-hari akan berubah. Perhatian istri akan lebih banyak bertujuan untuk kepentingan anak, tanggung jawab suami dalam mencari nafkah akan lebih berat, komunikasi mulai menemukan celah kosong, perdebatan akan semakin sering terjadi, kegiatan yang biasanya dilakukan hanya berdua pun akan terbatas.

Namun, memiliki anak bukan berarti menjadi beban, karena kehadirannya pasti juga membawa banyak kebahagiaan bagi para pasangan suami-istri. Hanya saja, kita harus tetap menjaga hubungan dengan pasangan agar tetap harmonis dan intim, maka pernikahan pun akan langgeng dan tidak pernah merasa bosan atau flat bahkan merenggang.

https://widyasty.com

Untuk menjaga hubungan saya dan suami agar tidak hambar dan membosankan, saya punya lima tips yang selalu kami terapkan di rumah, dan bagi saya hal-hal ini tidak pernah berubah meskipun kami sudah memiliki anak. Semoga juga tidak pernah berubah hingga kami menua bersama.

5 WAYS TO KEEP SPARKS WITH SPOUSE AFTER KID(S)

  1. Deep talk. Sepertinya ini hal paling pertama yang harus saya kasih tahu, karena komunikasi adalah kunci utama dalam menjaga hubungan. Deep talk bisa dilakukan kapan saja sesuai waktu luang kedua belah pihak, tapi biasanya malam hari sebelum tidur. Tanya kabar, apa saja yang terjadi hari ini, apa yang mau dilakukan esok hari, merencanakan kegiatan akhir pekan, atau sekadar curhat apa saja. Pasanganmu adalah teman terbaik yang bisa dipercaya, jadi apapun curhatannya, sebisa mungkin bersedialah untuk mendengarkan dan mencari solusi (jika ada masalah).
  2. Buat jadwal rutinitas. Misalnya, menonton film streaming setiap hari Minggu, makan bersama di luar rumah sebulan sekali, atau bertukar kado setiap ulang tahun. Hal-hal romantis seperti ini tetap bisa dilakukan meskipun sudah punya anak, kan? Saya dan suami biasanya suka streaming film bareng pas anak lagi main atau sudah tidur, meskipun jadwalnya gak regular dan pasti.
  3. Flirt each other. Biasanya yang paling suka tuh kalau love language-nya words of affirmation nih, kayak saya. Wah, bisa melayang sampai ke awan kalau pasangannya udah flirting atau sekadar memuji setiap hari tentang baju yang dipakai atau rasa masakannya, hehe. Buat yang love language-nya physical touch kayak suami saya, flirting sebelum melakukan hubungan seksual akan membuat pasangan merasa dihargai dan diinginkan. Hubungan pun akan semakin erat dan romantis.
  4. Laugh together. I knowwww tidak semua orang humoris dan bisa nge-jokes lucu untuk bikin pasangannya tertawa bareng, tapi setidaknya harus tetap ada suasana yang menghibur, apalagi kalau salah satu dari kita ada yang lagi overwhelmed atau butuh dihibur. Saya dan suami paling suka lempar jokes sampai kita tertawa dan sakit perut, tapi beda kebutuhan. Saat saya badmood, sedih, atau hormon menstruasi lagi kacau, saya butuh dihibur. Sebaliknya, kalau suami lagi overthinking masalah pekerjaan, lebih baik diam dan baru bisa becanda lagi setelah mood-nya membaik.
  5. Saling membuka diri. Tidak ada lagi yang disimpan dalam hati masing-masing, apalagi sampai meledak dan mengungkit masalah yang sudah lama kejadian. Kalau ada yang perlu dikeluhkan tentang hari ini, usahakan semuanya diselesaikan langsung. Nah, biasanya hal kayak gini juga dibicarakan saat deep talk. Saya dan suami selalu berusaha membicarakan apapun, baik itu masalah keluarga, teman, pekerjaan, dan hal lainnya, termasuk jika ada mantan pacar atau rekanan perempuan yang berkontak intens dengannya, sehingga tidak ada kecurigaan yang ditimbulkan.
Mungkin perlu tahu: Rekomendasi Short Animated Film di Netflix

Kembali ke soal tantangan pernikahan di tahun ganjil, saya sih gak percaya dan gak pernah ketemu juga tentang info yang valid, karena ya mungkin memang hanya dianggap mitos saja. Saya sendiri merasa tahun pertama dan ketiga pernikahan masih berjalan normal, jarang berantem heboh (aamiin), bahkan di tahun kelima saya dan suami malah makin lengket. Saya makin clingy dan manja ke suami, maunya nempeeeel mulu dan gak bisa jauh-jauh. Untung aja suami saya kerjanya di rumah hahaha. Jadi, tetep bisa ketemu, disempetin ngobrol, dan makan bareng di sela-sela waktu kerjanya.

Meskipun kebutuhan dan kepentingan anak itu paling penting, jangan lupa juga bahwa pasangan tetap butuh perhatian sama seperti sewaktu masih pacaran atau belum punya anak. Perlakuan yang sama ini akan membuat pasangan merasa bahwa kehadirannya masih tetap penting dan berarti, bukan hanya menjadi pasangan yang saling sibuk sendiri-sendiri dan lupa sama kebutuhan akan kasih sayang. Apalagi jadi jarang berbagi cerita, kebanyakan diam dan memendam sendiri, nanti sekalinya keluar malah meledak dan bikin suasana jadi serba salah dan susah.

Baca juga: Masalah Pernikahan yang Paling Sering Dikeluhkan

https://widyasty.com
Bonus foto keluarga waktu kita liburan ke Bandung, Biandul masih umur 3 tahun hehe

Kalau kamu sendiri punya cara gimana untuk menjaga keromantisan dengan pasangan saat udah punya anak? Share juga dong, apalagi kalau udah punya anak lebih dari satu. Kayaknya akan ada banyak orang yang butuh tips-nya nih! 😊
Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes