Kemarin muncul post sebuah berita tentang Ibu Risma, Menteri Sosial RI, yang menolak adanya konsep panti jompo, karena dianggap gak sesuai dengan budaya dan agama di negara ini. Di sebuah portal berita tentang statement Ibu Risma, Beliau menyampaikan bahwa konsep ini dikhawatirkan akan membawa pemikiran bahwa seorang anak bisa saja menelantarkan atau membuang orangtuanya ke panti jompo. Beliau juga menekankan pentingnya mengembalikan nila-nilai tradisional dan menghormati orangtua kita. Hmmm.. kamu sendiri setuju gak sama pendapatnya Ibu Risma?
TENTANG NILAI MENGHORMATI ORANGTUA
Jaman sekarang, kalau kita peka di media sosial, banyaaaakkk banget anak muda yang "curhat" tentang konfliknya dengan orangtua, banyak juga yang akhirnya merasa kurangnya kasih sayang dari orangtua. Penyebabnya tentu banyak, tapi apakah artinya kita jadi bisa bebas melawan orangtua atau bahkan sampai harus pergi dari rumah dan memutuskan hubungan dengan mereka? Ya, ini balik lagi ke kondisi masing-masing, karena yang tahu seberapa baik dan buruk hubungannya kan pasti anak dan orangtua itu sendiri.
Kalau cuma perkara beda pendapat sih namanya bukan pasti toxic ya, cuma memang perlu diperbaiki aja komunikasinya, lalu kita bisa kok tetap menghormati orangtua dengan cara masing-masing. Kita masih bisa saling menyayangi, saling perhatian, mencari kegiatan yang memperkuat bonding, jadi di masa tua pun kita gak merasa koneksi dengan orangtua memudar. Nah, cara kita menjaga hubungan dengan orangtua kan pasti dilandasi dengan rasa kasih sayang, sehingga kita merasa harus menjaga orangtua kita sampai mereka tutup usia 🥹🥲
Jadi, menurut saya, nilai-nilai menghormati orangtua itu pasti akan selalu tumbuh dari dalam hati, meskipun kita semua punya perbedaan kondisi, perbedaan jarak, dan lain hal lagi.
PANTI JOMPO ≠ TEMPAT PEMBUANGAN ORANGTUA
Saya setuju sama poin Ibu Risma bahwa memang lebih baik kalau orangtua tetap berada di lingkungan keluarganya, supaya kita bisa merawat dan memberi kasih sayang yang baik ke orangtua, dan mereka tidak merasa ditelantarkan oleh anak-anaknya di panti jompo. Tapi, apakah semua orangtua mau tinggal bersama anak-anaknya hingga tua, apalagi jika mereka semua sudah berkeluarga? Belum tentu.
Mungkin jaman dulu, iya. Banyak kondisi yang juga menempatkan seorang anak, mau gak mau harus "menampung" orangtuanya di rumah dan tinggal bercampur dengan keluarga. Nah, kadang konflik baru malah jadi muncul nih, karena satu rumah dihuni banyak kepala. Sebelumnya bisa baca tulisan saya dulu tentang Masalah Pernikahan yang Paling Sering Muncul.
Tapi, gak sedikit juga kok yang bisa hidup harmonis meskipun tinggal bersama dengan anggota keluarga yang banyak. Intinya, kondisi tiap rumah tangga itu berbeda-beda, jadi kita juga punya banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing, gak hanya dikotak-kotakkan dengan pernyataan "semua harus begini supaya bisa begitu".
Di jaman sekarang, banyak banget teman saya yang setuju atau bahkan sangat menerima konsep hidup masa tua di panti jompo, jadi gak ada salahnya bisa di Indonesia ada tempat/fasilitas tersebut, karena menurut saya tempat itu juga gak buruk kok. Buat anak yang menelantarkan orangtuanya, itu kan berarti karena orangnya yang memiliki keputusan itu, terlepas menurutnya itu salah atau benar, bukan lagi jadi urusan kita. Tapi, menurut saya, di mana orangtua yang sudah lansia dan ditelantarkan keluarganya bisa punya tempat tinggal kalau bukan panti jompo yang menerimanya? Masa mereka harus hidup di jalanan? 😟
KUALITAS HIDUP DI PANTI JOMPO
Memang sudah sejak lama penyebutan "panti" itu dianggap sebagai tempat orang-orang terlantar, gak cuma untuk lansia tapi juga anak-anak dan bayi. Akhirnya, kita juga sering merasa bahwa panti adalah tempat orang yang tidak diharapkan, dibuang, dan kurang kasih sayang, huhu. Tapi ya menurut saya itulah fungsinya panti.
Jika panti jompo dianggap punya konotasi negatif hanya karena penyebutan atau penamaannya, mungkin kita bisa lihat dulu bagaimana fasilitas di dalamnya, dan perlu riset lebih dalam tentang angka kualitas hidup para lansia selama tinggal di panti jompo. Apakah lebih banyak mereka yang merasa kesepian dan kurang kasih sayang, atau justru banyak yang merasa bahagia karena punya banyak teman sesama lansia di sana dan punya banyak kegiatan yang dilakukan bersama sehari-hari?
Fasilitas yang disediakan juga beragam, tentunya dengan biaya yang berbeda juga. Setahu saya juga nama tempatnya belum tentu benar-benar menyebutkan panti jompo, kok, meskipun mungkin ada juga beberapa tempat yang menyebut seperti itu. Penyebutan lainnya misalnya panti werdha, senior living, griya lansia, balai pelayanan sosial, atau nursing home. Yah, biasanya namanya makin keren, biayanya juga lebih mahal wkwkwk, tapi fasilitasnya juga bisa lebih lengkap lho. Ada yang menyediakan fasilitas tenaga medis, pemeriksaan medis tiap bulan, spa/salon, karaoke, olahraga bersama, dan kegiatan lain yang biasanya dilakukan bersama sesuai jadwal. Hmm, kayaknya enak itu mah gak bakal bosen setiap hari, malah seru ketemu teman sesama lansia, berbagi cerita masa muda, kesehatan juga terjamin karena dipantau sama perawat. Anak-anak juga bisa tenang karena orangtua tinggal di tempat yang nyaman dan terjamin.
|
Banyak panti jompo/senior living yang menyediakan perawat untuk semua penghuninya |
KISARAN BIAYA TINGGAL DI PANTI JOMPO
Kalau yang pernah saya dengar, senior living di sekitaran wilayah DKI Jakarta tuh ada yang biayanya mulai dari 4juta/bulan sampai puluhan juta juga ada, tergantung fasilitas dan tipe kamar yang dipilih. Makin enak dan banyak fasilitasnya ya makin mahal. Salah satu portal berita yang pernah mengulas biaya beberapa panti jompo bisa dibaca di sini: Tarif Bulanan Panti Jompo (Mommies Daily).
Kamu tentunya bisa survey di tempat lain yang mungkin biayanya bisa lebih ekonomis dan sesuai dengan kemampuan. Makanya, kalau kita bisa nabung dari masa muda tuh bisa aja kita pilih fasilitas yang nyaman meskipun biayanya agak mahal. Yang pasti jangan malah jadi merepotkan anak dengan minta dibayarkan biaya bulanannya yaa, kecuali anaknya yang menawarkan dan memang mampu tanpa merusak keuangan rumah tangganya sendiri.
SIAPA AJA YANG BUTUH PANTI JOMPO?
Nah, balik lagi ke pernyataan awal saya tadi, bahwa fasilitas ini mungkin bisa dianggap sama Ibu Risma tidak sesuai dengan konsep dan nilai budaya di Indonesia. Tapi, pasti dari puluhan juta orang, tetap ada yang butuh panti jompo kok. Jadi, gak ada salahnya tempat ini tetap bisa disediakan. Kalau bisa malah harusnya tersebar di semua wilayah, gak cuma di kota besar. Banyak juga kan orangtua yang mau menghabiskan masa tua dengan pensiun di daerah terpencil atau desa-desa, tapi tetap butuh fasilitas yang lengkap dan nyaman.
Coba kita hapus satu poin bahwa panti jompo adalah tempat anak "membuang" orangtuanya. Poin lain nya adalah bahwa panti jompo tetap dibutuhkan bagi sebagian orang, seperti misalnya orang-orang berikut:
✔️ Orangtua yang tidak mau tinggal seatap dengan keluarga anak-anaknya;
✔️ Orangtua yang tinggal jauh dari anak-anaknya dan tetap butuh pendamping;
✔️ Orangtua yang ditinggal anaknya meninggal lebih dahulu dan tidak ada keluarga lain;
✔️ Lansia yang tidak mau menikah atau punya anak;
✔️ Lansia yang tidak punya pasangan, atau ditinggal pasangannya meninggal lebih dulu;
✔️ Lansia yang mau mandiri dan telah menyiapkan masa tuanya sendiri tanpa bantuan anaknya.
Masih banyak alasan lainnya, yang menurut saya gak mengarah ke tujuan atau alasan yang buruk. Memang mereka memilih sendiri dengan sadar bahwa mereka mau tinggal sendiri di tempat yang nyaman, fasilitas lengkap, tetapi tetap ada pendamping yang menjaganya, meskipun bukan anak mereka sendiri. Anak-anaknya pun tetap masih bisa mengunjungi orangtuanya sesekali, bisa menghabiskan waktu dan kangen-kangenan setelah sekian lama gak bertemu. Lagipula, teknologi jaman sekarang udah canggih banget untuk mendekatkan yang jauh. Jadi, meskipun gak tinggal bersama atau di tempat yang berdekatan, komunikasi yang dijaga akan tetap bisa harmonis tanpa merasa ditinggalkan, diabaikan, atau dibuang oleh keluarga.
Semoga juga, orangtua atau lansia yang terpaksa tinggal di panti jompo dengan alasan tertentu seperti kurang diperhatikan oleh keluarganya, bisa tetap bahagia dan mendapatkan kehidupan yang cukup di panti jompo, karena punya tempat/rumah menetap yang bisa menampungnya. Biar bagaimanapun, panti jompo menurut saya masih tetap lebih baik daripada terlantar di jalanan atau berakhir menjadi pengemis tanpa bisa diketahui kabarnya huhu.
OPSI TINGGAL SELAIN PANTI JOMPO
Kalau ada yang tetap gak setuju sama konsep panti jompo, ya gak apa-apa juga kok. Masih banyak opsi lain, karena balik lagi disesuaikan aja sama kondisi keluarga masing-masing. Beberapa pilihan tersebut seperti misalnya:
✔️ Menabung/patungan dengan anak, membangun rumah bertingkat dengan kamar banyak jika anggota keluarganya banyak. Misalnya lantai bawah 1 kamar untuk orangtua, lantai atas 3-4 kamar untuk keluarga anak (tergantung jumlah keluarganya). Keluarga anak bisa tetap punya privasi dengan ruangannya sendiri di lantai atas meskipun tinggal satu atap, karena orangtua tinggal di lantai bawah. Anak bisa tetap menjaga dan memperhatikan kondisi orangtua karena setiap hari bertemu.
✔️ Membangun rumah di samping rumah anak. Tentunya ini bisa dilakukan jika sudah punya tanah yang luasnya setara dengan 2 bangunan rumah berjajar. Rumah orangtua bisa dibuat seminimalis mungkin dengan spesifikasi rumah lansia supaya ketika sudah tua tidak repot, misalnya jangan dibuat bertingkat, memilih WC duduk, lantai tidak licin, ada pegangan di dinding kamar mandi dan kamar untuk membantu berjalan.
✔️ Jika orangtua memilih membangun rumah pensiun di desa dan jauh dari anak, bisa juga memilih opsi mencari pendamping lansia yang mau tinggal bersama orangtua. Konsepnya ya seperti kita menyewa babysitter tapi untuk orangtua. Tentunya tetap butuh pengawasan anak supaya kita yakin bahwa orangtua bisa dijaga oleh orang yang amanah.
|
Semua orangtua/lansia berhak menentukan hidup yang nyaman bagi mereka sendiri, apapun pilihannya |
Semua opsi tersebut bisa disesuaikan lagi aja, mana yang menurut kita lebih baik dibanding opsi lain. Nah, kira-kira ada ide lain gak supaya kita bisa menghabiskan masa tua dengan nyaman selain di panti jompo? Share opini teman-teman di komentar, yuk! 😊
14 comments
Panti jompo memang tidak selalu buruk kok untuk orang tua. Karena bagaimanapun ada anak yang tidak dapat merawat ortunya dengan maksimal. Terutama yang justru beresiko hidup terancam saat berhenti bekerja misalnya. Baik dari segi penghasilan dan keberlangsungan hidup anak-anak dan keluarga.
ReplyDeletePada akhirnya menjadi pilihan ya. Jika panti jompo lebih baik kenapa gak, karena tidak setiap anak-anaknya bisa ada waktu banyak untuk menjaga orang tuanya. Di panti jompo bisa jadi lebih terjamin kesehatan dan perhatiannya karena ada yang menjaganya. Tinggal sebagai anak mempersiapkan segala sesuatunya.
ReplyDeleteDi zaman yang serba cepat seperti sekarang, tempat panti jompo itu bisa jadi alternatif. Bukan bermaksud durhaka, tapi yahh.. justru itu lebih baik karena zaman sekarang kalau anak ga kerja, gak bisa memenuhin kebutuhannya dia dong?
ReplyDeleteKalau dipikir-pikir ternyata panti jompo tidak buruk-buruk amat ya ternyata. Dan ada beberapa kondisi dimana orang emang hanya punya pilihan panti jompo ini. Setuju juga kalau tinggal dekat keluarga malah berpotensi menambah konflik.
ReplyDeleteIya, rame ya bahas ini
ReplyDeletePadahal banyak lansia yang suka tinggal di panti jompo dgn fasilitas lengkap dan mewah
Tinggal di Panti Jompo sepertinya sekarang sudah tidak lagi semenakutkan dulu bagi para lansia. Bahkan kadang ada yang memang lebih memilih untuk tinggal di panti jompo karena merasa selalu mendapat teman yang sepadan secara usia. Sehingga berbagi cerita, hobi, dan suka duka pun lebih mudah bagi mereka.
ReplyDeleteYang penting dikomunikasikan ya antara anak-anak dan orang tua. Apalagi ya panti jompo juga kan nggak lekas melepaskan tanggungjawab anak-anak. Ada biaya juga yang harus dikeluarkan.
ReplyDeleteSejauh ini saya belum kepikiran bagaimana menjalani hidup di masa tua nanti. Tapi dari pengalaman nenek saya, di masa tuanya tinggal di salah satu rumah anaknya (melalui diskusi semuanya), tapi biayanya ditanggung bersama oleh seluruh anak-anaknya.
Kemarin pernah lihat postingan di media sosial, yang menceritakan bahwa anaknya sudah tanda tangan menyerah dan membiarkan orang tuanya sampai meninggal ada di panti, gak balik ke rumah untuk diurus anaknya. Aliasnya anak gak mau tanggung jawab. Miris sekali sih.
ReplyDeleteBisa dilihat dari kondisi juga ya, semisal si anak ternyata mampu merawat pastinya jadi surga dan keberkahan yang tak terkira.
ReplyDeleteSebab karena orangtua lah maka si anak bisa ada ke dunia ini.
dulu memang panti jompo itu kesannya negatif ya karena kayak anak nggak mau merawat orang tuanya. padahal kadang memang ada kondisi yang membuat orang tua memang ada baiknya tinggal di panti jompo misalnya kalau semua anak tingal jauh dan tidak ada yang menjaganya, maka mungkin panti jompo bisa jadi pilihan
ReplyDeleteDilema sih. Dan lumayan rada sensi kalau ngomongin ini, apalagi uyk orang² yg masih konservatif
ReplyDeleteKalau mau jujur saya adalah salah satu yang setuju mengenai konsep.panti jompo saya malah berpikir saat tua mau disana supaya gk nyusahin anak soalnya saya emang gk punya sodara makanya kalau disana banyak temennya
ReplyDeleteAda drama korea yang membahas mengenai pembangunan lokalisasi Panti Jompo.
ReplyDeleteJadi bikinnya skala besar dan tujuannya adalah membuat orangtua tetap nyaman di hari tuanya. Karena orangtua juga butuh teman ngobrol, mengerjakan hobi dan tetap aktualisasi diri. Kalau di rumah anaknya, bisa jadi semua gak tersalurkan karena punya kesibukan masing-masing.
Kalau di Senior Living ((hehehe, keren yaa..)), sesama orangtua bisa tetap saling berkomunikasi, menyalurkan hobi sampai tetap menjadi diri sendiri.
Win win solution sebenarnya kan yaa..
Di tempat saya ada panti jompo yang isinya kebanyakan orang tua tanoa keluarga atau anaknya jauh di luar pulau. ada juga penghuni tidak tetap yang kadang berkunjung karena merasa menemukan teman seumuran
ReplyDeleteThank you for meeting me here! Hope you will be back soon and let us connect each other 😉