Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Memasuki bulan Agustus esok hari, artinya juga memasuki Pekan ASI Sedunia, yang dirayakan oleh semua ibu di seluruh dunia. Pada pekan ini, waktunya kita semua saling mendukung dan mengajak semua ibu untuk memberikan hak anak, yaitu ASI, selama dua tahun awal kehidupannya. Gak usah dijelasin lagi, pasti kita sudah tahu dong manfaat ASI yang buanyak banget itu? Kalau kita cari di Google juga semua info tentang ASI akan bertebaran. Termasuk saya salah satunya, pasti masih banyak lagi Blogger lain yang membahas tentang ASI dan proses menyusui. Artinya, kita juga sudah mendukung dan mendorong semua ibu untuk menyusui anak secara eksklusif, meskipun perjalanannya memang tidak mudah dan penuh perjuangan. Keringat dan darah juga (seakan-akan) sudah mengucur sebanyak ASI yang diberikan. Tapi, sebagai ibu, kita pun gak boleh pantang menyerah untuk terus menyusui.

https://widyasty.com

Seiring dengan banyaknya informasi tentang ASI, mitos dan hoaks pun gak kalah banyak masih terdengar di berbagai sumber. Maklum, biasanya mitos ini didapat dari orang-orang jaman dulu, yang mana belum pernah terpapar informasi tentang ASI dengan tepat. Nah, saatnya kita melawan semua mitos itu dan memperbanyak penyebaran fakta. Setuju kan, ibu-ibu? 🤗

BANYAK MITOS TENTANG MENYUSUI

Berapa banyak mitos yang kalian terima, mulai dari sejak orang-orang tahu bahwa kalian hamil, melahirkan, dan menyusui? Masih juga diserang dengan kelompok kubu-kubuan, yang seharusnya gak perlu diperdebatkan. Kalau saya sendiri, pernah mendengar mitos yang termasuk konyol, tapi masih banyak juga ibu-ibu yang percaya, misalnya: payudara harus "dikocok/diaduk" dulu sebelum menyusui, supaya ASI-nya gak encer. Secara logika, hal ini memungkinkan bila kita bicara tentang susu di dalam botol. Tapi, kalau di dalam payudara, apakah benar-benar harus dilakukan? Bayanginnya aja saya mau ketawa wkwk. Padahal, ASI memang memiliki dua komponen; hindmilk yang kental, dan foremilk yang encer. Dua komponen tersebut tetap dibutuhkan oleh anak, dan gak ada yang salah dengan ASI tersebut.

Pernah juga saya dengar mitos bahwa ketika ibunya pulang dari luar rumah, ASI-nya harus diperah dan dibuang dulu sebelum menyusui ke anak, supaya anak tidak masuk angin. Padahal, ASI gak akan terpengaruh apapun selama ibu di luar rumah, kecuali ASI hasil perah karena memang gak boleh disimpan di suhu ruang atau bahkan kena matahari dalam waktu yang lama. Makanya, banyak ibu pekerja yang membawa alat pumping beserta ice gel untuk menyimpan ASIP agar tetap terjaga sampai pulang ke rumah.

Di Pekan ASI Sedunia ini, mari kita berantas semua mitos tentang ASI dan menyusui. Perjuangan ini pasti gak mudah, karena banyak mitos yang sudah ditanamkan sejak puluhan tahun lamanya. Tapi, bukan gak mungkin kita bisa memperbaiki itu semua untuk calon ibu di masa mendatang, agar gak terpapar mitos yang aneh-aneh lagi, dan bisa mendapatkan informasi yang tepat, yang dapat menguntungkan bagi ibu dan anak selama proses menyusui.

TANTANGAN IBU MENYUSUI MASA KINI

Dahulu kala, saat kita belum diserang oleh promosi susu formula, semua ibu terlihat lancar menyusui anaknya dengan baik hingga dua tahun, bahkan ada yang lebih. Mungkin karena dulu belum banyak ibu bekerja yang gak bisa mengasuh anaknya sendiri di rumah. Mungkin tuntutan sosial jaman dulu belum tinggi. Mungkin karena gak banyak pilihan lain, semua ibu-ibu memang harus menyusui anaknya secara langsung. Jaman sekarang, setelah banyaknya promosi susu formula yang bisa dibeli bebas, tuntutan ibu pun semakin tinggi. Belum lagi kondisi mental yang kadang gak stabil, yang membuat ASI makin seret dan gak lancar, akhirnya lama-lama berhenti produksi. Karena banyak faktor tersebut, banyak juga ibu yang lebih memilih memberikan susu formula untuk anaknya, meskipun tanpa indikasi medis dari dokter.

Banyak juga kubu-kubu yang memisahkan ibu sesuai kelompoknya, misalnya ibu bekerja VS ibu rumah tangga. ASI VS sufor. MPASI instan VS MPASI buatan. Melahirkan normal VS caesar. Banyak ibu yang jadi merasa berperang dengan sesama ibu hanya karena perbedaan pilihan ini. Padahal, daripada kita berperang, bukankah lebih baik kita saling mendukung dan menghargai pilihan masing-masing? Bukankah perjuangan semua ibu itu sama, dan menghadapi kesulitan yang sama? Jadi, buat apa kita saling menghakimi?

Sebagai ibu yang pernah bekerja, dan sekarang menjadi ibu rumah tangga, saya merasakan kesulitan berada di posisi keduanya. Sebagai ibu yang mengalami kontraksi tapi berujung harus operasi, saya juga sangat paham level kesakitannya. Sebagai ibu yang gak bisa masak tetapi dituntut untuk bisa membuat makanan yang bergizi untuk anak, saya juga mengalami struggling yang sangat sulit. Tapi, dari semua itu, yang paling sangat saya butuhkan adalah SUPPORT. Support dari suami, keluarga, dan teman sekitar sangat penting untuk membangun kepercayaan diri saya yang baru saja "lahir" menjadi seorang ibu.

https://widyasty.com

Nyatanya, dari sekian banyak dukungan, gak sedikit juga yang menghakimi atau memandang aneh saya, mulai dari aneh ngelihat saya pumping di kantor setiap saat, dianggap ngerepotin diri sendiri karena bawa cooler bag ke mana-mana dan gak bisa main sepulang kerja, dianggap gak bisa bonding sama anak karena gak menyusui langsung. Padahal, kalau di rumah ya saya pasti menyusui langsung juga kok, dan Biandul gak bingung puting meskipun lebih sering minum dari botol dot. Yah, yasudahlah, kita gak bisa mengontrol mulut ratusan orang, tapi kita bisa menutup dua kuping kita dari omongan yang gak enak.

PEKAN ASI SEDUNIA, APA YANG IBU BUTUHKAN?

Support jelas adalah hal yang paling penting dan dibutuhkan oleh ibu. Selain itu, ibu juga butuh akses informasi yang tepat, sehingga saya berharap banget kalau semua ibu bisa saling berbagi informasi di social media, blog, dan media lainnya supaya ibu baru dimudahkan dalam belajar. Saya sendiri sudah baca tentang cara menyusui dan menyimpan ASIP dengan benar sejak umur kehamilan baru 5 bulan. Yap, segugup itu saya karena takut gak bisa memberi ASI ke anak hanya karena saya masih harus bekerja.

Sebagai salah satu refrensi bacaan tentang menyusui, dulu saya pernah menuliskan tentang perjalanan saya selama menyusui Biandul. Jadi, teman-teman bisa cek beberapa tulisan di bawah ini jika sedang butuh informasi:

  • All About Pumping & ASIP
  • Manajemen ASIP

Semua tulisan saya di sini ditulis berdasarkan pengalaman yang sudah saya hadapi dan jalani, sehingga memang ada beberapa poin yang sangat personal. Karena kondisi orang bisa berbeda-beda, ada baiknya kamu menyaring informasi sesuai yang kamu butuhkan, dan gak perlu diikuti semuanya jika memang gak memungkinkan atau gak sesuai dengan pendapat pribadi. Agree to disagree, right? 😉

Jika ada pendapat yang berbeda atau ingin menambahkan hal lain, saya gak pernah menutup komen yang mengkritik, asal bahasa yang digunakan masih sopan dan gak bertujuan untuk menjatuhkan. Saya juga sebisa mungkin menyertakan sumber yang valid untuk mengesahkan pendapat agar gak dianggap menyesatkan, hehe.

Nah, untuk mengakhiri tulisan ini, saya sangat berharap teman-teman bisa membantu sesama ibu untuk memberikan semangat karena perjalanan ini gak mudah, dan kita gak bisa memutar balik kehidupan. Jadi, yuk saling sharing! Jadikan internet sebagai tempat yang sehat untuk berbagi informasi.

Apa yang mau kamu lakukan selama Pekan ASI Sedunia ini nih, teman-teman?
Sungguh sebuah keajaiban ketika mendengar dari mulut Biandul sendiri bahwa dia minta sunat! Yes, bagi saya, ini keajaiban, karena sebelumnya Biandul tuh takut banget dan gak pernah mau diajak sunat. Bahkan dia beberapa kali pengin nangis, padahal cuma ditanya, "kapan Bian mau sunat?". Dia takut bangettt karena bayangan dia, sunat tuh potong penis wkwkwk, entah dari siapa bayangan ini dia dapatkan, karena kita sebagai keluarganya gak pernah ada yang nakut-nakutin, atau bahkan memaksa. Gapapa kalau memang belum mau, nanti juga dia paham sendiri dan berani sunat.

Semua terjadi begitu saja, kita gak pernah ada yang menyinggung tentang sunat, teman dan tetangga pun sedang gak ada yang sunat dalam waktu dekat. Intinya dia sudah lama gak kita kasih input tentang sunat. Kita sedang sibuk banget mengurus persiapan masuk sekolah TK, plus harus mulai cicil pembangunan rumah di Yogyakarta (horaayyy!). Tiba-tiba, dia minta sunat begitu saja. Yap, karena ini sebuah hal yang hampir mustahil, maka mari kita abadikan dalam bentuk tulisan di sini 🥳

CERITA BIANDUL MINTA SUNAT

Pada siang hari tanggal 6 Juli 2023, Biandul membuka percakapan dengan saya. Dia bertanya, "Mama, sunat tuh sakit, gak?" Dengan menyembunyikan rasa kaget, saya berusaha menjawab dengan normal. Saya bilang, "Mama gak tahu karena Mama gak disunat. Yang disunat itu laki-laki. Tapi, Mama bisa kasih tahu Bian, kalau sunat itu banyak manfaatnya, dari sisi kesehatan maupun sisi agama. Kalaupun sakit, pasti cuma sebentar dan akan segera sembuh."

Well, 1-2 minggu bagi orang dewasa memang sebentar, tapi bagi anak-anak itu luamaaaa banget pasti wkwk. Anak-anak berpikir sebentar itu pasti hanya hitungan jam, atau paling maksimal 2-3 hari. Bayangkan aja waktu kita sedang berjuang melawan Covid-19, anak-anak banyak yang terkena juga dan harus isolasi mandiri selama 2 minggu, selama itu juga mereka terbatas memiliki waktu main dan bertemu dengan temannya. Mereka jelas rungsing dan rewel karena gak bisa terus-terusan berada di dalam rumah doang. Begitu pun dengan sunat, mereka gak akan bisa main dalam jangka waktu yang gak jauh berbeda, karena masih dalam masa recovery. Okay, anggaplah jawaban saya terlalu tidak realistis bagi anak-anak, jadi, kalau kamu sedang mempersiapkan mental anak untuk berani sunat, gak usah pakai jawaban kayak saya gapapa hehehe.

Lanjut, dia lagi-lagi melontarkan banyak pertanyaan, dan saya menjawabnya dengan tenang, gak menggebu-gebu seakan-akan menyuruh dia untuk sunat sekarang saja. Saya juga gak mengiming-imingi dia hadiah atau uang, saya bahkan gak nanya apakah dia mau sunat. Tapi, sepertinya diam-diam dia menyiapkan mentalnya, sehingga terlontarlah niatnya bahwa dia mau sunat sekarang juga karena sudah berani. Waw!! Keren! Gak berenti-berentinya saya memuji keberaniannya. Sebagai anak yang agak cengeng dan perasa banget, bagi saya fase ini merupakan fase terberat dia karena harus melawan rasa takutnya yang paling besar.

Mumpung dia udah berani dan mau langsung segera sunat, saya gak pikir panjang untuk langsung cari klinik sunat yang jadwalnya kosong besok. YESSS, BESOK BANGET! Kenapa? Selain mengejar waktu takut dia berubah pikiran, kita juga mengejar waktu karena kurang dari satu minggu lagi dia udah masuk sekolah TK. Dia minta sunat Kamis malam, sedangkan Rabu depan dia masuk sekolah pertama kali. Gimanaaa coba tuhhhh 🥲🥲🥲

Saya pikir, yaudah mau gak mau hari Jumat sudah harus sunat, supaya dia punya waktu recovery dulu sebelum masuk sekolah. Untungnya langsung dapat tuh klinik sunat dekat rumah. Jadi keesokan harinya, kita langsung ngeeeeng sunat~

https://widyasty.com

APA SAJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN?

Nomor satu sebenarnya yang paling harus dipersiapkan adalah mental anak, karena dia yang akan merasakan sakit pasca sunat. Jangan sampai meninggalkan trauma atau ketidakpercayaan pada orangtuanya kalau dipaksa atau dibohongi. Makanya, lebih baik sounding sejak lama aja, dibujuk dengan pelan dan hati-hati, gak dengan ditakut-takuti, gak dengan dibohongi atau dipaksa, juga gak dengan iming-iming hadiah (kalau tetap mau pakai cara ini juga sebenarnya gak apa-apa sih, balik lagi ke value keluarga masing-masing). Malah kalau kata suami saya, enakan disunat pas masih kecil banget, jadi minim drama dan recovery lukanya juga lebih cepat. Semakin anak besar, semakin lama juga lukanya pulih.

Selain mental anak, mental orangtua juga harus disiapkan. Tapi di kasus saya, gak ada waktu untuk siap-siap hahaha. Jadi, yaudah, saya sabarin aja yang penting cepat-cepat lega kalau semua prosesnya sudah selesai. Kenapa? Karena perawatan lukanya susahhhhh, repooottt, dan menguji kesabaran banget. Apalagi kalau toleransi sakit si anak rendah alias gampang nangis dan rewel kalau sakit, makin susah lagi dibujuknya. Sehari bisa berapa kali nangis ya? Bayangin deh, wkwk. Makanya orangtua juga harus siap, jangan lupa suami juga harus kompak membantu, karena gak bisa dong cuma mamanya aja yang ngurusin semuanya.

Yang ketiga, kita perlu seleksi dan memilih metode sunat apa yang mau diambil. Jaman sekarang, metodenya banyak banget lho, ada yang dilem, distepler, atau dikasih ring/klamp. Nah, Biandul kemarin pakai metode klamp/klem. Jangan tanya kenapa karena saya milih yang ada jadwal kosong aja secepatnya, dan yang paling dekat dari rumah hehehe, meskipun ternyata harganya masih terbilang agak mahal. Tetangga saya yang sunatin anaknya tuh dapat harga yang lebih murah, tapi mungkin karena persiapannya lebih matang dan gak terburu-buru ya, jadi bisa punya banyak waktu untuk research dulu.

Selain itu, persiapan lainnya lebih ke kebutuhan untuk perawatan pasca sunatnya sih, seperti celana dalam batok, sarung anak, kasa steril, obat antiseptik, dan lain-lain. Kalau ini, biasanya ada di dalam paket sunat yang dipilih, tapi kebetulan kemarin paket yang saya pilih gak termasuk itu semua karena jadi mahal banget. Jadi, saya lebih memilih untuk beli sendiri secara terpisah.

METODE DAN JENIS SUNAT

Jaman dulu, kayaknya metode sunat itu belum pakai alat-alat canggih, jadi cuma dipotong langsung aja kulup penisnya, proses pengerjaannya juga butuh waktu dan perawatannya termasuk lama. Tapi, metode ini bisa digunakan di semua usia. Selain itu, metode yang paling umum dan paling sering dipakai adalah metode laser. Minim pendarahan dan cepat juga pemulihannya. Harganya pun masih termasuk terjangkau dan mudah ditemui di klinik sunat mana saja.

Nah, jaman sekarang, mulai tersedia banyak alat-alat sunat yang canggih nih, Pengerjaannya pun paling lama 10 menit, ada yang hanya 3 menit aja. Bikin anak jadi gak trauma dan gak perlu ketakutan nangis-nangis, bahkan sampai ditahan badannya sama orang dewasa supaya gak ngelawan. Pokoknya kalau bisa, proses sunat jangan sampai bikin anak trauma atau menyesal deh.

Alat-alat canggih yang bisa dipakai untuk sunat antara lain gun stapler, klem, dan yang paling baru adalah optical maser. Tapi, kayaknya metode optical maser ini yang paling mahal deh, dan gak semua klinik sunat punya alatnya. Jadi, kalau mau pakai metode optical maser untuk sunat anak, usahakan nabung dari lama, research lokasi kliniknya, kalau anaknya sudah oke tinggal berangkat deh. Katanya, prosesnya cuma 3 menit dan minim pendarahan. Recovery-nya juga cepat banget. Selain pakai alat-alat canggih ini, ada juga metode sunat powerlem, ya caranya dengan dilem, jadi tanpa dijahit dan katanya diklaim bisa cepat beraktivitas. Saran saya, kamu harus menonton semua video proses sunat dulu sebelum menentukan yang akan digunakan, karena metode sunat akan sangat berpengaruh juga pada perawatan pasca sunat dan waktu recovery yang dibutuhkan. Semua metode sunat punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, tinggal kita aja mau pilih yang mana, yang kira-kira bikin anak nyaman dan kita mudah ngerawatnya sampai pulih.

View this post on Instagram

A post shared by bapak2ID (@bapak2id)

SETELAH ANAK SUNAT...

Jelas rasanya legaaaaa banget, karena ini hajat paling penting buat saya pribadi, sebelum akhirnya nanti suatu hari menikahkannya. Belum lagi kalau anaknya agak penakut dan gampang nangis kayak Biandul, jelas fase ini akan sangat sulit karena butuh kesabaran untuk membujuknya, kecuali mau sunatin anak sewaktu masih bayi. Di kasus teman-teman sekitar saya, anak mereka banyak yang terpaksa sunat sejak kecil banget karena terkena infeksi. Jadi, buat saya, jangan sampai anak sakit dulu baru disunat, karena jadinya proses persiapan mental kita juga gak akan maksimal. Usahakan jaga area vital anak tetap bersih dan sehat yaaah ibu-ibuuuu.

Perawatan pasca sunat juga ternyata sangat melelahkan, butuh ekstra kesabaran karena harus hati-hati, belum lagi mengatasi rewelnya karena perasaan gak nyaman, sakit, tersiksa, dan gak bisa beraktivitas.  Kita jadi harus begadang berhari-hari karena jagain anak, menenangkan waktu rewel. Kita harus benar-benar memberikan full service ke anak, menghiburnya, dan memberikan semua kebutuhannya, supaya dia tetap semangat sampai fase recovery-nya selesai dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Hingga hari ini, total penyembuhan Biandul pasca sunat itu 2 minggu sampai lukanya benar-benar kering, tapi masih tetap harus dijaga juga karena luka yang kering itu gak boleh dikelupas, biarkan sampai benar-benar lepas sendiri supaya gak perih dan berdarah lagi. Nah, setelah 3 minggu, luka di bagian bawah penis belum juga mengering, mungkin karena selalu tertutup dan menempel pada testis, jadi masih agak merah dan basah, tapi gak sakit lagi katanya sih, cuma emang belum kering aja. Bagian atas sudah mengering, keras, dan jadi koreng tebal gitu. Tinggal nunggu korengnya lepas sendiri aja. Tapi, tetap harus dijaga dan diperhatikan ya. Setiap setelah pipis, pup, dan mandi, area seluruh penis harus dilap dengan tisu hingga kering semua.

Untuk review lengkap dan proses dari sebelum hingga setelah sunat, dan perawatan lengkapnya, akan saya bahas di tulisan terpisah yaaa. Jadi, buat semua orangtua yang sedang bersiap-siap menyunatkan anak-anaknya, jangan lupa save tulisan ini supaya bisa dibaca lagi. Boleh ikuti saran yang baik, tapi kalau ada pendapat yang gak sama, silakan di-filter sendiri sesuai dengan kondisi anak ya 😊

Sampai jumpa di tulisan lainnya! 👋🏻

Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ►  2025 (2)
    • ►  April 2025 (1)
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ▼  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ▼  July 2023 (2)
      • Pekan ASI Sedunia. Apa yang Ibu Butuhkan?
      • Anak Minta Sunat, Orangtua Harus Persiapkan Apa?
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes