Anak Minta Sunat, Orangtua Harus Persiapkan Apa?

Sungguh sebuah keajaiban ketika mendengar dari mulut Biandul sendiri bahwa dia minta sunat! Yes, bagi saya, ini keajaiban, karena sebelumnya Biandul tuh takut banget dan gak pernah mau diajak sunat. Bahkan dia beberapa kali pengin nangis, padahal cuma ditanya, "kapan Bian mau sunat?". Dia takut bangettt karena bayangan dia, sunat tuh potong penis wkwkwk, entah dari siapa bayangan ini dia dapatkan, karena kita sebagai keluarganya gak pernah ada yang nakut-nakutin, atau bahkan memaksa. Gapapa kalau memang belum mau, nanti juga dia paham sendiri dan berani sunat.

Semua terjadi begitu saja, kita gak pernah ada yang menyinggung tentang sunat, teman dan tetangga pun sedang gak ada yang sunat dalam waktu dekat. Intinya dia sudah lama gak kita kasih input tentang sunat. Kita sedang sibuk banget mengurus persiapan masuk sekolah TK, plus harus mulai cicil pembangunan rumah di Yogyakarta (horaayyy!). Tiba-tiba, dia minta sunat begitu saja. Yap, karena ini sebuah hal yang hampir mustahil, maka mari kita abadikan dalam bentuk tulisan di sini 🥳

CERITA BIANDUL MINTA SUNAT

Pada siang hari tanggal 6 Juli 2023, Biandul membuka percakapan dengan saya. Dia bertanya, "Mama, sunat tuh sakit, gak?" Dengan menyembunyikan rasa kaget, saya berusaha menjawab dengan normal. Saya bilang, "Mama gak tahu karena Mama gak disunat. Yang disunat itu laki-laki. Tapi, Mama bisa kasih tahu Bian, kalau sunat itu banyak manfaatnya, dari sisi kesehatan maupun sisi agama. Kalaupun sakit, pasti cuma sebentar dan akan segera sembuh."

Well, 1-2 minggu bagi orang dewasa memang sebentar, tapi bagi anak-anak itu luamaaaa banget pasti wkwk. Anak-anak berpikir sebentar itu pasti hanya hitungan jam, atau paling maksimal 2-3 hari. Bayangkan aja waktu kita sedang berjuang melawan Covid-19, anak-anak banyak yang terkena juga dan harus isolasi mandiri selama 2 minggu, selama itu juga mereka terbatas memiliki waktu main dan bertemu dengan temannya. Mereka jelas rungsing dan rewel karena gak bisa terus-terusan berada di dalam rumah doang. Begitu pun dengan sunat, mereka gak akan bisa main dalam jangka waktu yang gak jauh berbeda, karena masih dalam masa recovery. Okay, anggaplah jawaban saya terlalu tidak realistis bagi anak-anak, jadi, kalau kamu sedang mempersiapkan mental anak untuk berani sunat, gak usah pakai jawaban kayak saya gapapa hehehe.

Lanjut, dia lagi-lagi melontarkan banyak pertanyaan, dan saya menjawabnya dengan tenang, gak menggebu-gebu seakan-akan menyuruh dia untuk sunat sekarang saja. Saya juga gak mengiming-imingi dia hadiah atau uang, saya bahkan gak nanya apakah dia mau sunat. Tapi, sepertinya diam-diam dia menyiapkan mentalnya, sehingga terlontarlah niatnya bahwa dia mau sunat sekarang juga karena sudah berani. Waw!! Keren! Gak berenti-berentinya saya memuji keberaniannya. Sebagai anak yang agak cengeng dan perasa banget, bagi saya fase ini merupakan fase terberat dia karena harus melawan rasa takutnya yang paling besar.

Mumpung dia udah berani dan mau langsung segera sunat, saya gak pikir panjang untuk langsung cari klinik sunat yang jadwalnya kosong besok. YESSS, BESOK BANGET! Kenapa? Selain mengejar waktu takut dia berubah pikiran, kita juga mengejar waktu karena kurang dari satu minggu lagi dia udah masuk sekolah TK. Dia minta sunat Kamis malam, sedangkan Rabu depan dia masuk sekolah pertama kali. Gimanaaa coba tuhhhh 🥲🥲🥲

Saya pikir, yaudah mau gak mau hari Jumat sudah harus sunat, supaya dia punya waktu recovery dulu sebelum masuk sekolah. Untungnya langsung dapat tuh klinik sunat dekat rumah. Jadi keesokan harinya, kita langsung ngeeeeng sunat~

https://widyasty.com

APA SAJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN?

Nomor satu sebenarnya yang paling harus dipersiapkan adalah mental anak, karena dia yang akan merasakan sakit pasca sunat. Jangan sampai meninggalkan trauma atau ketidakpercayaan pada orangtuanya kalau dipaksa atau dibohongi. Makanya, lebih baik sounding sejak lama aja, dibujuk dengan pelan dan hati-hati, gak dengan ditakut-takuti, gak dengan dibohongi atau dipaksa, juga gak dengan iming-iming hadiah (kalau tetap mau pakai cara ini juga sebenarnya gak apa-apa sih, balik lagi ke value keluarga masing-masing). Malah kalau kata suami saya, enakan disunat pas masih kecil banget, jadi minim drama dan recovery lukanya juga lebih cepat. Semakin anak besar, semakin lama juga lukanya pulih.

Selain mental anak, mental orangtua juga harus disiapkan. Tapi di kasus saya, gak ada waktu untuk siap-siap hahaha. Jadi, yaudah, saya sabarin aja yang penting cepat-cepat lega kalau semua prosesnya sudah selesai. Kenapa? Karena perawatan lukanya susahhhhh, repooottt, dan menguji kesabaran banget. Apalagi kalau toleransi sakit si anak rendah alias gampang nangis dan rewel kalau sakit, makin susah lagi dibujuknya. Sehari bisa berapa kali nangis ya? Bayangin deh, wkwk. Makanya orangtua juga harus siap, jangan lupa suami juga harus kompak membantu, karena gak bisa dong cuma mamanya aja yang ngurusin semuanya.

Yang ketiga, kita perlu seleksi dan memilih metode sunat apa yang mau diambil. Jaman sekarang, metodenya banyak banget lho, ada yang dilem, distepler, atau dikasih ring/klamp. Nah, Biandul kemarin pakai metode klamp/klem. Jangan tanya kenapa karena saya milih yang ada jadwal kosong aja secepatnya, dan yang paling dekat dari rumah hehehe, meskipun ternyata harganya masih terbilang agak mahal. Tetangga saya yang sunatin anaknya tuh dapat harga yang lebih murah, tapi mungkin karena persiapannya lebih matang dan gak terburu-buru ya, jadi bisa punya banyak waktu untuk research dulu.

Selain itu, persiapan lainnya lebih ke kebutuhan untuk perawatan pasca sunatnya sih, seperti celana dalam batok, sarung anak, kasa steril, obat antiseptik, dan lain-lain. Kalau ini, biasanya ada di dalam paket sunat yang dipilih, tapi kebetulan kemarin paket yang saya pilih gak termasuk itu semua karena jadi mahal banget. Jadi, saya lebih memilih untuk beli sendiri secara terpisah.

METODE DAN JENIS SUNAT

Jaman dulu, kayaknya metode sunat itu belum pakai alat-alat canggih, jadi cuma dipotong langsung aja kulup penisnya, proses pengerjaannya juga butuh waktu dan perawatannya termasuk lama. Tapi, metode ini bisa digunakan di semua usia. Selain itu, metode yang paling umum dan paling sering dipakai adalah metode laser. Minim pendarahan dan cepat juga pemulihannya. Harganya pun masih termasuk terjangkau dan mudah ditemui di klinik sunat mana saja.

Nah, jaman sekarang, mulai tersedia banyak alat-alat sunat yang canggih nih, Pengerjaannya pun paling lama 10 menit, ada yang hanya 3 menit aja. Bikin anak jadi gak trauma dan gak perlu ketakutan nangis-nangis, bahkan sampai ditahan badannya sama orang dewasa supaya gak ngelawan. Pokoknya kalau bisa, proses sunat jangan sampai bikin anak trauma atau menyesal deh.

Alat-alat canggih yang bisa dipakai untuk sunat antara lain gun stapler, klem, dan yang paling baru adalah optical maser. Tapi, kayaknya metode optical maser ini yang paling mahal deh, dan gak semua klinik sunat punya alatnya. Jadi, kalau mau pakai metode optical maser untuk sunat anak, usahakan nabung dari lama, research lokasi kliniknya, kalau anaknya sudah oke tinggal berangkat deh. Katanya, prosesnya cuma 3 menit dan minim pendarahan. Recovery-nya juga cepat banget. Selain pakai alat-alat canggih ini, ada juga metode sunat powerlem, ya caranya dengan dilem, jadi tanpa dijahit dan katanya diklaim bisa cepat beraktivitas. Saran saya, kamu harus menonton semua video proses sunat dulu sebelum menentukan yang akan digunakan, karena metode sunat akan sangat berpengaruh juga pada perawatan pasca sunat dan waktu recovery yang dibutuhkan. Semua metode sunat punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, tinggal kita aja mau pilih yang mana, yang kira-kira bikin anak nyaman dan kita mudah ngerawatnya sampai pulih.

SETELAH ANAK SUNAT...

Jelas rasanya legaaaaa banget, karena ini hajat paling penting buat saya pribadi, sebelum akhirnya nanti suatu hari menikahkannya. Belum lagi kalau anaknya agak penakut dan gampang nangis kayak Biandul, jelas fase ini akan sangat sulit karena butuh kesabaran untuk membujuknya, kecuali mau sunatin anak sewaktu masih bayi. Di kasus teman-teman sekitar saya, anak mereka banyak yang terpaksa sunat sejak kecil banget karena terkena infeksi. Jadi, buat saya, jangan sampai anak sakit dulu baru disunat, karena jadinya proses persiapan mental kita juga gak akan maksimal. Usahakan jaga area vital anak tetap bersih dan sehat yaaah ibu-ibuuuu.

Perawatan pasca sunat juga ternyata sangat melelahkan, butuh ekstra kesabaran karena harus hati-hati, belum lagi mengatasi rewelnya karena perasaan gak nyaman, sakit, tersiksa, dan gak bisa beraktivitas.  Kita jadi harus begadang berhari-hari karena jagain anak, menenangkan waktu rewel. Kita harus benar-benar memberikan full service ke anak, menghiburnya, dan memberikan semua kebutuhannya, supaya dia tetap semangat sampai fase recovery-nya selesai dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Hingga hari ini, total penyembuhan Biandul pasca sunat itu 2 minggu sampai lukanya benar-benar kering, tapi masih tetap harus dijaga juga karena luka yang kering itu gak boleh dikelupas, biarkan sampai benar-benar lepas sendiri supaya gak perih dan berdarah lagi. Nah, setelah 3 minggu, luka di bagian bawah penis belum juga mengering, mungkin karena selalu tertutup dan menempel pada testis, jadi masih agak merah dan basah, tapi gak sakit lagi katanya sih, cuma emang belum kering aja. Bagian atas sudah mengering, keras, dan jadi koreng tebal gitu. Tinggal nunggu korengnya lepas sendiri aja. Tapi, tetap harus dijaga dan diperhatikan ya. Setiap setelah pipis, pup, dan mandi, area seluruh penis harus dilap dengan tisu hingga kering semua.

Untuk review lengkap dan proses dari sebelum hingga setelah sunat, dan perawatan lengkapnya, akan saya bahas di tulisan terpisah yaaa. Jadi, buat semua orangtua yang sedang bersiap-siap menyunatkan anak-anaknya, jangan lupa save tulisan ini supaya bisa dibaca lagi. Boleh ikuti saran yang baik, tapi kalau ada pendapat yang gak sama, silakan di-filter sendiri sesuai dengan kondisi anak ya 😊

Sampai jumpa di tulisan lainnya! 👋🏻

Share:

27 comments

  1. Zaman sekarang banyak pilihan metode khitan ya. Sebagai orang tua juga harus membekali diri dengan pengetahuan merawat luka pasca khitan. Artikelnya sangat membantu

    ReplyDelete
  2. Si Biandul berarti kaya saya dulu, temen-temen pada takut disunat, sampe ada yang kejar2an, sembunyi di atas pohon, di kolong jembatan dll karena takut disunnat, saya malah minta disunat.
    Di zaman dulu belum ada metode laser, jadi perawatan juga lama, sampe 2 minggu. Kalo anak2 sekarang, abis disunat udah bisa main seperti biasa, karena pake metode penyunatan canggih.

    ReplyDelete
  3. Artikel ini membuat saya flashback melihat orangtua yang sibuk mempersiapkan banyak hal untuk keperluan anaknya.

    Biasanya sunat dilakukan di jeda semester sekolah, supaya proses pemulihannya tidak menganggu proses belajar di sekolah.

    Tips ini penting bagi orangtua untuk kembali mengingat dan mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan

    ReplyDelete
  4. Waduhh.. Sya blum pernah menghadapi momen kaya gitu, soalnya blum punya anak.. Hehee..

    Tapi dari artikel ini sya ada bbrapa gambaran yg bagus nih buat mempersiapkan hal kaya gini

    ReplyDelete
  5. Wah sekarang apa2 sudah canggih ya, bisa sunat pake laser, pake metode powerlem. Gak kayak jaman dulu wakt sepupu laki2 sy disunat sempat liat dokternya pake gunting wih ngeri entah gunting dipake sunat atau pake gunting sesuatu karena setelah melihat gunting nya sy pun kabur ketakutan. Bian juga pinter banget ya, sudah bisa menyiapkan mental nya untuk disunat, kebanyakan anak2 harus pake drama dulu sebelum disunat hehehe. Sehat selalu Bian yaaa..

    ReplyDelete
  6. Ijin save link ya kk, jujurly saya yang belum siap deh. Padahal anak sih belum ngerti dan kalau sunat pun keknya dia mau-mau aja.

    ReplyDelete
  7. Momen anak di sunat tuh bakal terasa sekali yaa sepertinya. Pasti rasanya ampur aduk yaaa :D thanks yaa sudah sharing

    ReplyDelete
  8. Tetap berikan cinta, dukungan, dan pengertian kepada Biandul dalam setiap langkahnya, dan biarkan dia tumbuh dengan penuh kepercayaan diri dan bahagia. Teruslah mendukung dan mencintai Biandul dengan sepenuh hati! Semangaaat...

    ReplyDelete
  9. Walau sudah disunat bertahun-tahun yang lalu, tapi tiap baca cerita pengalaman anak disunat, masih tetep ngerasa ngilu.

    Dan bener sih, pascasunatnya ini yang orangtua bener2 harus dampingin si anak. Sampai bener2 kering dan sembuh dari sunatnya.

    ReplyDelete
  10. Mempersiapkan mental ternyata sepenting itu untuk persiapan sunat

    ReplyDelete
  11. Sunat zaman skrg tuh enak sih. Ga menderita kayak zaman dl. Haha. Metodenya udh keren. Dlm 1-2 hari malah si anak udh sembuh.

    Yg repot tuh kl org Jawa. Hrs nyiapin hari sunat pas wkt wetonnya. Jd itu kalender Jawa yg hrs diikuti pakemnya. Ga bs sembarangan hari sih. Apalagi kalo dirayain gede2an. Haha. Ini sih yg ribet.

    ReplyDelete
  12. Betul Mbak, sebelum sunat memang paling penting itu menjaga mental anak. Terlebih lagi mereka sudah memberanikan diri datang ke tempat sunat dengan perasaan cemas. Maka kalau tiba-tiba harus melihat anak lain jerit-jerit atau nangis, mental pun pasti bisa drop lagi. Hehehe. Btw, selamat ya Mbak untuk Bian yang sudah disunat.

    ReplyDelete
  13. Si adek ternyata mau masuk TK ya bund? Salut dan hebat banget sih di usianya udah berani buat sunat. Soalnya kalau di daerah saya, rerata mulai dari SD - SMP

    ReplyDelete
  14. Wah. Informatif nih ulasan pengalamannya, Mbak. Jadi ingat waktu keponakan saya disunat (sekitar 2 tahun lalu), orang tua juga perlu siapkan mental ya, bukan anaknya saja. :D

    ReplyDelete
  15. metode sunat sekarang lebih canggih dibanding dulu, kalau sekarang ada laser jadi nggak butuh waktu lama juga
    adik aku juga cepet prosesnya dan sepertinya penyembuhannya butuh waktu kurang lebih 2 minggu
    Kaka bian berani banget ini masih kecil udah minta sunat, adik aku malah udah agak gede :D
    Memang perlu pemahaman sejak dini ya mbak, karena pasti bikin anak anak takutjuga

    ReplyDelete
  16. Yups mempersiapkan mental anak penting sebelum disunat. Anak adikku kelas 3 udah minta sunat Alhamdulillah.

    ReplyDelete
  17. Wah iya, nggak hanya anak yang harus siap ya mbak
    Tapi orang tua juga
    Sekarang metode khitan ada banyak ya

    ReplyDelete
  18. Jadi ingat kapan hari Keponakan minta sunat, ngotot banget. Sama orang tuanya belum dikasih. Kayanya ortunya yang belum siap, hahaha. Perawatan setelah sunat kan kadang bikin drama. Terus kepikiran juga tahun ini dia mau Imtas. Jadi fokus ke salah satu dulu

    ReplyDelete
  19. Mbak, masyaAllah makasih ya sharingnya. Jadi ada gambaran nih, karena aku mulai kepikiran buat sunat anakku. Aku setuju, nggak perlu nunggu infeksi atau apalah buat sunat, naudzubillah malah jangan sampe. Dan menurutku juga nggak perlu nunggu anak gede juga, katanya kalo makin kecil sunatnya malah makin cepet ya penyembuhannya. Ditunggu sharing review lengkapnya ya mbak...

    ReplyDelete
  20. Bener sih kak, yang pertama anak harus siap dahulu jangan terlalu dipaksa kalau belum mau. Kalo anaknya sudah mau lebih baik langsung jangan ditunda-tunda karena takut nanti berubah pikiran hehe.

    ReplyDelete
  21. Jadi inget waktu ponakan daku di sunat, serunya luar biasa, sampe diiming²i es krim hehe, karena memang kitanya sebagai keluarga perlu menguatkan mentalnya.

    ReplyDelete
  22. Biandul enak disunatnya masih kecil, saya dulu SD. Pakai gunting dan dijahit. Jadi lumayan lama sembuhnya.

    ReplyDelete
  23. Jadi pelajaran banget nih kalau punya anak laki laki. Makasih sudah berbagi cerita dan tipsnya mbak

    ReplyDelete
  24. Asik banget kalau anaknya yg minta sendiri buat disunat ya. Dan memang beneran jangan ditunda takutnya nanti anak berubah pikiran hehe..Lagi pula sekarang udah canggih, recovery-nya juga cepet. Jadi gak khawatir.. Anakku cowok juga udah disunat dan beneran legaaa aku rasanya haha..

    ReplyDelete
  25. Kalau di Aceh ini sebelum khitan anak laki-laki ada pesta dulu untuk itu baru ada khitan

    ReplyDelete
  26. Meskipun anak masih umur 3 tahun, tapi ada pikiran tentang sunat. Masih mencari metode yang tepat dan di mana bisa melaksanakan hal tersebut. Terima kasih sharingnya mom. Jadi makin paham.

    ReplyDelete
  27. Kalo ingat sunat Klemp ini sungguh bikin saya trauma, karena gagal dianak saya.. bengkak Penisnya dan bernanah :( demam ampe 3 harian, akhirnya dibawa kerumah sakit sunat manual baru sembuh.. padahal sunat klemp itu sama dr yang disarankan ke teman juga, karena anaknya sunat klemp sama dokter itu. kena dianak saya malah gagal..

    ReplyDelete

Thank you for meeting me here! Hope you will be back soon and let us connect each other 😉