Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Tahun 2017 lalu, saya pernah membuat tulisan tentang pernikahan saya, yang surprisingly, ternyata mendapat atensi yang luar biasa dan gak disangka-sangka. Page views-nya saya dapatkan secara organik, hanya modal share ke media sosial aja lalu tiba-tiba tiap tahun makin banyak yang baca dan tanya-tanya di komentar tentang hal itu. Kaget sih, karena tulisan saya yang lainnya gak ada yang seheboh itu. Apalagi dulu blog saya isinya benar-benar cuma tulisan iseng aja. Belum diurus dengan fokus dan gak diberdayakan untuk dapat penghasilan. Gak kayak sekarang yang udah benar-benar serius dan fokus dikembangkan.

Baca juga: Sarana Menghasilkan Pendapatan dari Hobi Menulis

Terus... emang apa sih isi tulisannya, kok bisa sampai ramai pengunjung begitu? Hm.. jadi, temanya adalah pernikahan yang saya gelar di akhir tahun 2016, dan yang bikin menarik adalah pernikahan saya dilaksanakan tanpa resepsi. Dulu, saya pikir, semua orang yang mau menikah pasti punya list kebutuhan apa aja dan tinggal cari vendor-nya aja di website-website wedding organizer yang sudah banyak tersedia sekarang. Pusing karena banyak yang diurus tapi udah tahu harus ngapain aja. Tapiii, gimana kalau ada yang mau nikah tanpa resepsi? Terus, harus ngapain aja dong setelah akad? Bingung kan? Clueless kan? Dari pemikiran itulah makanya saya tulis semua rinciannya di blog supaya bisa membantu pembaca yang memiliki rencana serupa, tapi bingung harus siapin apa aja.

Baca dulu tulisannya di sini: Nikah Tanpa Resepsi, Bisa?

https://www.widyasty.com/search/label/astyxtian%20wedding


NIKAH TANPA RESEPSI


Konsep ini memang terdengar sederhana, tapi tetap aja bikin pusing karena bingung harus mempersiapkan apa aja. Tapi, nilai tambahnya adalah kita jadi hanya berpusing-pusing selama 1-2 bulan aja, lalu semuanya selesai. Gak perlu rebutan sewa gedung dan bentrok sama tanggal nikah, dan yang paling penting adalah gak butuh modal sebesar pergelaran pesta resepsi HEHEHE.

Lalu, apa aja dong yang bikin bingung?
Banyak juga, tapi tetap bisa diatasi. Kalau pengalaman saya pribadi, beberapa hal yang paling menyita pikiran dan emosi di antaranya adalah: diskusi ke orangtua tentang pilihan nikah tanpa resepsi, diskusi mencari tanggal baik untuk pernikahan, dan cara mengkomunikasikan ke orang-orang tentang acara pernikahan tanpa membuat mereka tersinggung karena gak ada undangan.

Sebenarnya pusing-pusing yang lainnya juga masih banyak lagi tapi masih terbilang receh lah ya kalau bagi saya hahaha, karena ngurus baju, make up, dan masak perjamuan itu lebih capek fisik aja sih gak sampai mengganggu pikiran gitu dan bikin susah tidur. Kali ini, saya cuma mau bahas tentang cara diskusi ke orangtua tentang pilihan nikah tanpa resepsi.

Pertama kali suami saya mengajak nikah, dia udah bilang dari awal kalau dia gak suka harus diadakan acara besar. Dia gak suka dipajang seharian sampai capek dan ketemu sama tamu undangan yang mungkin banyak gak dikenal, karena kan tamu undangan resepsi biasanya gak cuma dari teman dan kerabat pengantin aja, tapi juga ada tamu dari kedua belah pihak orangtua, yang pasti kita gak akan kenal dong. Menurutnya, itu cuma buang-buang uang dan waktu aja. Saya langsung sepakat.

Meskipun begitu, saya sempat pernah punya impian menikah dengan konsep pesta intimate garden, yang mana tamunya cuma sedikit dan pestanya cuma beberapa jam aja secara casual di tempat terbuka. Tapi, akhirnya diurungkan setelah tahu bahwa biayanya gede juga (dulu mikirnya kirain tamu sedikit ya biaya juga akan sedikit haha). Karena setelah saya diam-diam riset, venue nikah dengan tema outdoor itu kebanyakan jauh dari rumah, yang mana jadinya lebih ribet, dan butuh lighting tambahan jika pestanya malam hari sehingga juga bikin budget bertambah, dan masih banyak hal lain yang setelah saya tahu, saya cuma bisa bilang, "AH UDAH LAH GAK USAH PESTA-PESTAAN AJA." Wkwk anaknya gampang pundung 🤣🤣

Setelah kita berdua sepakat (karena yang paling penting adalah kita sepakat dan sepaham dulu sama pasangan sebelum akhirnya dikomunikasikan ke pihak lain), kita berdua saling memberi tahu orangtua masing-masing. Kalau gak ada masalah dan bisa langsung dilaksanakan, barulah pihak keluarga pasangan datang ke rumah untuk bertemu keluarga saya.


RESPON ORANGTUA SAYA TENTANG NIKAH TANPA RESEPSI


"Bu, nanti Asty nikahnya gak mau pakai resepsi ya."
"Lha, terus?"
"Ya, akad aja di KUA."
"Emang kenapa?"
"Males ah, capek pasti. Terus kan duitnya gak ada hahaha." (Jujur aja laahhh, emang kita udah mau nikah tapi cuma punya uang sedikit dan gak mau ngebebanin orangtua).
"Emang pihak Tian gak siapin uang?"
"Mana sempet, orang minta nikahnya aja cepet-cepet. Biar gak kelamaan dan ribet ngurus-ngurusnya."
"Bener juga. Yang ngurus acara kan pihak cewek. Yaudah lah, kebeneran Ibu jadi gak usah repot."
"YES!"

Case closed! Segampang ituuu hahaha. Ibu saya termasuk yang "terserah anaknya" tiap mau menentukan apa-apa. Saya dikontrol orangtua hanya sampai tamat SMA. Selebihnya, semua diserahkan ke pilihan saya sendiri selama saya bisa tanggung jawab sampai seterusnya, mulai dari pilih jurusan kuliah, pilih kampus, pilih pekerjaan, sampai pilih pasangan hidup.

Pun termasuk memilih untuk nikah tanpa resepsi, saya gak boleh menyesal setelahnya lalu ngedumel karena minta pesta, yang nantinya malah jadi bikin repot suami. Sampai sekarang pun saya gak menyesal sama sekali. Cuma satu yang pengin saya ulang: photoshoot nikahan! 🤣


RESPON ORANGTUA TIAN TENTANG NIKAH TANPA RESEPSI


Nah, orangtua dari pihak suami saya beda lagi ceritanya. Saya gak tahu pasti gimana cara Tian bilang ke orangtuanya, dan apa respon langsungnya. Tapi, ketika pihak keluarga Tian datang ke rumah saya untuk meminta restu dan melamar saya, bahkan sampai saya udah menikah pun, saya masih terus ditawari untuk mengadakan resepsi susulan. Saya dan Tian masih bersikeras menolak dengan sopan karena resepsi susulan itu justru repotnya makin banyak. Ditambah lagi, saya positif hamil di bulan kedua setelah menikah, makin jadi alasan untuk gak melakukan resepsi susulan. Belum lagi salah satu saudara Tian sampai bertanya-tanya, "Ada apa nih, kok buru-buru banget?" dikiranya saya hamil duluan makanya menggelar pernikahan cepat-cepat haha.

Bahkan, sampai tahun 2018, saat adiknya Tian menikah, saya masih ditawari untuk ikut didandani sebagai pengantin dan dipajang bareng. Ya, saya jelas gak mau. Anak saya masih berumur 11 bulan, dan ini acara adik ipar saya, jadi sungkan banget rasanya kalau saya harus "numpang dipajang". Setelah itu, mereka pasrah dan gak membujuk kami lagi. Sebagai gantinya, karena anak mertua saya cuma dua, pernikahan adik ipar saya jadi pesta pernikahan sekaligus menjadi hajat terbesar mereka yang pertama dan terakhir. Pesta pernikahan itu digelar di rumah, dengan adat Jawa dan musik-musik keroncong kesukaan bapak mertua. Mereka harus bahagia dan puas di resepsi anak terakhirnya, karena itulah satu-satunya momen mereka bisa menggelar pesta pernikahan anaknya, setelah anak pertamanya menolak untuk diadakan resepsi.

Saya ingat diberi pesan sama ibu mertua sebelum adik ipar saya menikah, "kamu gak iri kan karena Sely nikahnya pakai resepsi? Gak apa-apa, kan?"

Saya jawab, "Gak apa-apa banget, Bu. Kan yang minta nikah gak pakai resepsi kita sendiri. Gak ada rasa iri-irian, kokk." Gemes banget ibu mertuakuuu 🥰

https://widyasty.com
Biandul sama Uti & Bapak 💕


MEMBUAT KESEPAKATAN DENGAN KELUARGA


Case di keluarga saya dan suami kebetulan gak terlalu ruwet saat memilih untuk nikah tanpa resepsi. Meskipun dari pihak bapak mertua masih kental dengan adat Jawa, tapi mereka akhirnya gak memaksakan kehendak mereka karena paham bahwa anaknya juga punya pilihan yang harus dihormati. Akan beda kondisinya jika salah satu keluarga masih sangat kolot dan berpendirian kuat bahwa acara pernikahan anaknya adalah acara orangtua, dan anak wajib manut aja dengan keputusan orangtua. Meski begitu, kita sebagai calon pengantin harus mencari jalan keluar agar semua pihak bisa saling merasa terpenuhi keinginannya.

Coba dengan mulai berkomunikasi dengan kepala dingin. Kumpulkan banyak berita sekaligus alasan yang paling masuk akal tentang pilihanmu untuk nikah tanpa resepsi. Jelaskan kenapa kamu gak suka mengadakan resepsi. Tanyakan kepada orangtua, apakah ada permintaan lain untuk menggantikan pelaksanaan resepsi, seperti misalnya mengadakan pengajian yang semua tamunya berasal dari teman-teman orangtua sehari sebelum atau setelah akad nikah, atau mengumpulkan keluarga besar dan bikin party kecil di rumah/villa sambil bbq, atau ide-ide lainnya yang membuat orangtua merasa tetap dihargai keinginannya. Biasanya, orangtua ingin resepsi karena supaya bisa mengundang teman dan kerabatnya dan mengabarkan bahwa anaknya sudah menikah.

Kalau pihak orangtua masih gak mau kalah dan tetap minta diadakan resepsi, yaudah tantangin aja. Ada budget-nya gak untuk diadakan di gedung atau venue lain di luar rumah? Supaya resepsinya cuma dilaksanakan maksimal 3 jam aja setelah itu selesai dan pulang. Kalau resepsi di rumah biasanya akan sampai malam dan pengantin yang ngerasain paling capek dipajang seharian dengan make up tebal dan kostum super ribet dan gerah. Juga, pastikan semua tema pesta sampai gaun/kebaya yang digunakan sepenuhnya sesuai dengan keinginan calon pengantin. Dengan begitu, semua pihak merasa keinginannya terpenuhi dan gak ada yang merasa terpaksa lalu jadi keributan.

Hmm... sebenarnya topik ini tuh bisa panjang banget kalau dibahas semuanya. Tapi, setidaknya poin-poin di atas itu yang paling kepikiran di kepala saya untuk dibahas, berhubung masih banyak juga komentar yang masuk dan menanyakan ke saya gimana caranya supaya bisa dapat sepakat dengan orangtua. Cara komunikasi ke orangtua adalah hal yang sangat pribadi dan pasti berbeda-beda satu sama lain, tapi yang pasti, semua harus dibicarakan dengan nada santai, kepala dingin, dan pikiran terbuka. Meskipun acara ini adalah acara calon pengantin, tapi kebanyakan orangtua tetap masih merasa perlu ikut ambil peran.

Saya jadi penasaran, Biandul kalau udah dewasa dan mau nikah nanti, bakal minta acara yang kayak gimana ya? Apakah saya bisa langsung setuju dan menyerahkan sepenuhnya, atau bahkan masih meninggikan ego untuk ikut mengatur pilihannya? Hmm...
Bohong rasanya kalau menjalani hidup minim sampah itu mudah, apalagi di zaman serba irit tenaga dan praktis, apapun mau pilih yang lebih mudah, hingga akhirnya gak peduli jika harus menambah sampah. Misalnya malas masak, akhirnya beli makanan online. Malas belanja langsung ke toko, akhirnya belanja online, yang mana kemasan packaging-nya jadi lebih tebal dan banyak, dan kemudian berakhir menjadi sampah plastik yang gak bisa terurai, lebih milih pembalut sekali pakai yang tinggal buang daripada menspad/menscup yang harus dicuci dan dikeringkan setiap ganti pembalut, belanja kebutuhan rumah di mini market/pasar tanpa membawa tas belanja sendiri sehingga harus pakai plastik, dan masih banyak lainnya.

Baca juga: Pengalaman Menggunakan Menspad

Saya sendiri gak menyangka bahwa salah satu musuh terbesar selama belajar hidup minim sampah itu adalah MALAS. Malas pisahin sampahnya, malas cuci bekas kemasannya, malas cari bank sampahnya karena ternyata di deket rumah saya belum banyak bank sampah yang mau terima sampah kemasan rumah tangga. Ya, mentok-mentok sih emang kirim aja ke Waste4Change atau tempat lain yang menerima kiriman sampah kemasan. Yang belum pernah bisa saya coba juga adalah bikin kompos dari semua sisa sampah organik. Jadi ya kebuang aja deh di tempat sampah yang setiap harinya diangkut sama petugas kebersihan. Semoga ke depannya semakin tinggi semangat dan komitmennya untuk belajar hidup lebih baik lagi.

https://www.siklus.com/
Sumber image: website Siklus Refill
Nahhh, ngomong-ngomong tentang mengurangi sampah kemasan, setahun terakhir ini saya tertarik banget sama salah satu cara belanja baru, yaitu layanan refill alias isi ulang. Awalnya, saya tahu dari Instagram tentang bulkstore, yaitu beli bahan makanan dengan cara isi ulang di tokonya dan membawa wadah sendiri, sehingga kita gak akan pakai plastik kemasan apapun. Saya sendiri akhirnya nyobain datang ke dua tempat bulkstore terdekat dari rumah ibu saya di Jakarta Selatan. Rasa penasaran saya akhirnya terbayarkan setelah coba belanja di sana. Experience belanja dengan wadah sendiri itu memang menyenangkan, meskipun harus repot dulu sedikit. Tapi, sayangnya, di dekat rumah saya belum ada toko seperti itu. Jadi, saya tetap masih belanja ke pasar untuk stok bahan masakan dan makanan huhu.

View this post on Instagram

A post shared by ASTY (@astyipw)


Setelah itu, beberapa bulan terakhir ini, muncul lagi konsep belanja isi ulang yang baru. Kalau bulkstore itu lebih banyak ke kebutuhan makanan dan dapur, kali ini yang disediakan adalah berupa kebutuhan rumah tangga yang bersifat lebih general dan gak untuk dikonsumsi, seperti misalnya sabun, deterjen, softener, pembersih lantai, dan sebagainya. Kalau bulkstore itu sifatnya lebih ke offline dan kita harus datang sendiri membawa wadah, kali ini bisa delivery dan kita tinggal tunggu di rumah aja. Irit tenaga, irit waktu, dan irit sampah kemasan kan, Bun? Hehehe.

Baca juga pengalaman saya tentang Mengurangi Sampah Makanan

Udah bisa nebak belum?
Yap, 1000000 point buat kamu yang udah pernah kenal sama Siklus Refill! Layanan isi ulang ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi sampah kemasan dan sachet yang dihasilkan kalau kamu belanja di toko biasa. Meskipun produk-produknya masih terbatas, kabarnya Siklus Refill akan terus menambahkan daftar produk yang bekerjasama dengan mereka, lho!

Cara pesannya juga gampang banget. Kalau kamu pengguna Android, mereka udah punya aplikasi yang bisa di-download dan kamu bisa pesan belanjaan kamu di aplikasi tersebut. Nantinya, akan ada motoris yang datang ke rumahmu membawa semua pesanan kamu dalam jumlah banyak, dan kita tinggal siapin wadah kosong aja untuk diisi ulang. Bayarnya juga bisa transfer, cash, atau pakai berbagai jenis uang elektronik yang ada. Kalau di iPhone, aplikasinya belum ada nih. Jadi, kamu harus chat sendiri ke operator Siklus Refill, tulis list belanjaan kamu untuk didata, lalu tinggal tunggu deh pesanan kamu diantar.

Ini contoh list belanjaan saya kemarin
Oiya, selain layanan antar ke rumah, Siklus Refill juga tersedia di beberapa warung, lho. Tapi, untuk saat ini, kayaknya lokasi warungnya masih sedikit juga deh. Nah, coba siapa tahu kamu punya warung dan mau coba apply sebagai agen Siklus Refill, siapa tahu bisa ajak semua tetangga sekitar untuk mulai belanja isi ulang. Saya bakal senang banget sih kalau Siklus Refill bisa tersedia di warung dekat rumah saya hehehe.




Kalau kamu gak punya wadah kosong, kamu juga bisa beli di Siklus Refill, harganya murah-murah banget kok. Bisa dipakai lagi untuk isi ulang berikutnya kalau udah habis. Ada tiga jenis wadah yang disediakan; wadah storage besar dengan ukuran 1,6L dan 2,2L, wadah botol pump dengan ukuran 100ml dan 500ml, dan wadah jeriken dengan ukuran 1L, 2L, dan 5L.

Kemarin pertama kalinya saya coba order karena kebetulan beberapa stok di rumah saya udah habis. Saya juga mengajak ibu mertua dan adik ipar untuk pesan bareng sekalian. Harga produknya relatif murah, walaupun ada beberapa produk yang harganya sama aja kayak di mini market, tapi mereka selalu meng-update harganya di Instagram Siklus Refill. Jadi, kamu bisa rutin cek harganya dulu sebelum mulai pesan untuk bisa dapat harga terbaru.

Ini motoris yang datang ke rumah saya, bapaknya ramah banget
Nah, enaknya belanja isi ulang kayak gini, selain bisa mengurangi sampah kemasan plastik, kita juga jadi gak repot harus keluar rumah terus untuk belanja, sampai rumah harus bukain kemasannya dulu satu per satu untuk dituang, dan yang paling penting buat orang malas kayak saya jadi mengurangi pekerjaan saya untuk memilah sampah dan mencuci kemasannya dulu sebelum dikirim ke bank sampah, hahahaha. Jadi, tempat sampah di rumah juga bisa gak gampang penuh karena sampah kemasan. Oiya, pengiriman ke Jabodetabek juga udah tersedia setiap hari, lho. Jadi bisa lebih cepat nunggunya.

Kekurangan dari layanan ini adalah belum semua motoris diberikan dispenser untuk menyimpan produk-produknya karena keterbatasan, sehingga motoris masih harus menuang sendiri produk dari jeriken besar ke wadah-wadah kecil yang kita siapkan. Kemarin sempat ada insiden saat menuang Wipol, jadi ada yang tumpah sedikit dan kena timbangannya. Ya, namanya juga manual ya, Bun. Pasti ada faktor-faktor human error juga hehe. Meskipun jadi agak ribet, tapi ini bukan masalah besar sih. Untungnya, motoris yang kemarin datang ke rumah saya orangnya ramah banget. Jadi ajak ngobrolnya juga seru selama proses isi ulang.

https://widyasty.com
Semua produk ditimbang dan diukur sesuai dengan pesanan kita

Ini diaaa hasil belanjaan saya! Ada minyak goreng juga yang gak masuk frame hehe
Tunggu apa lagi? Yuk order kebutuhan rumah tanggamu dengan layanan isi ulang Siklus Refill! Cek akun Instagram-nya ya untuk info lengkap dan cara pemesanan! 😊
Dulu, blog ini cuma jadi tempat curhat iseng dan nyalurin hobi nulis aja. Pernah ikut komunitas Malam Puisi, dan sering banget bikin puisi dan cerpen, ikut kompetisi antologi dan sukses menerbitkan buku secara kolektif dan melalui penerbit indie, sampai akhirnya vakum lamaaaaa banget gak keurus karena mulai sibuk di dunia kerja yang sungguh kejam di industri kreatif. Hampir setiap hari lembur, pulang tengah malam bahkan sampai subuh itu udah jadi hal biasa, tiap weekend datang ke event itu udah jadi pasrah aja. Gak ada lagi waktu buat mikirin konten blog sendiri, lebih sering mikirin konten untuk kerjaan, jadi ya diisi sesempatnya dan semaunya aja.

Sejak menikah dan memiliki anak, kebiasaan dan kesibukan saya berubah. Di tahun pertama menjadi seorang ibu, saya merasa banyak pikiran dan gak bersemangat dalam menjalani apapun. Saya merasa gak punya minat terhadap sesuatu yang baru. Saya hanya fokus terhadap apa yang dibutuhkan anak dan suami, lalu lupa memikirkan tentang apa yang dibutuhkan diri saya sendiri. Di tahun kedua menjadi ibu, semua serba challenging. Kesibukan di rumah dan tidak menjadi wanita karier lagi adalah sebuah hal baru, yang transisinya gak mudah untuk dilewati. Saya merasa harus punya sesuatu lain yang dilakukan, selain semua rutinitas yang dikerjakan setiap hari. 

Baca juga: Fulltime Mom or Working Mom? 

Saya belajar banyak hal di sela-sela waktu senggang saya, seperti belajar memasak, menjahit, memiliki aquarium, membuat crafting dari clay dan manik-manik, dan gak lupa lagi kembali ke minat lama yang telah terkubur jauh di dalam: menulis. Ketika dulu saya lebih suka menulis fiksi, kali ini saya mencoba menulis non fiksi, semua hal yang terjadi saat saya mengubah status menjadi menikah dan memiliki seorang anak. Semua itu adalah perubahan besar, yang saya tahu, akan berdampak besar juga bagi semua orang yang menjalaninya. Maka, saya mau berbagi tentang semua hal yang mungkin bisa membantu orang lain yang membaca tulisan saya.


MENJADI BLOGGER

Saya selalu ingat bahwa saya memiliki rumah, tempat di mana saya berkeluh kesah, tapi lebih sering ditinggalkan. Rumah itu adalah blog saya. Setelah sering berganti tampilan, tapi gak juga diberdayakan, akhirnya saya mulai mengambil langkah serius. Saya membeli domain, saya memperbaiki tampilan yang masih berantakan, saya menulis banyak hal, saya mengajukan adsense (yang belum berhasil di-approve), saya bahkan mencari projek berbayar untuk mengisi laman tambahan untuk blog ini.

Beberapa cara yang saya lakukan adalah mengikuti kompetisi menulis, mencari job di berbagai komunitas menulis, belajar dan bergabung dengan komunitas blogger, hingga bergabung dalam marketplace tempat jual beli jasa backlink. Dari sana, saya mendapat beberapa pendapatan receh, tapi dengan perasaan yang sangat senang, karena akhirnya tempat ini bisa diberdayakan lagi. Akhirnya saya memiliki waktu luang untuk melakukan hal yang saya suka lagi. Akhirnya ada sesuatu yang bisa saya jalani dengan fokus. 


Salah satu tempat jual beli jasa backlink tempat saya mendaftar adalah mediabacklink. Di sana, blog saya yang sudah terdaftar memiliki harga, yang bisa didapatkan untuk satu order tulisan. Untuk bisa membeli jasa backlink PBN, pembeli akan memilih daftar website yang diinginkan dan mengisi brief untuk dikirimkan ke penjual. Penjual jasa backlink PBN akan mendapat status pesanan dan berhak menerima atau menolak pesanan. Ketika pesanan tulisan dengan jasa backlink PBN tersebut sudah diselesaikan, maka penjual akan mendapatkan harga yang sudah ditentukan. Wah, peluang kerjasama yang menjanjikan.

Meskipun harga tulisan saya masih sangat murah karena skor DA/PA saya yang masih kecil, saya sangat semangat karena ini merupakan salah satu cara saya agar bisa tetap melakukan hal yang saya suka, dengan bonus mendapat penghasilan di dalamnya. Ya, kalau kualitas website dan tulisan saya bisa semakin berkembang, pasti harga saya juga akan semakin naik, kan? Itu juga buat saya benar-benar bonus jika mendapat penghasilan banyak. Setidaknya, blog ini sudah lebih terurus dan fokus dibandingkan dua atau tiga tahun yang lalu.

Buat kalian yang berencana mau beli/jual jasa backlink PBN, silakan klik banner yang ada di bawah ini untuk menggunakan kode refferal dari saya, ya! 😊

https:mediabacklink.com

"Uti mah nggak ngerti Biandra ngomong apaan, bahasa Inggris melulu." Keluh Utinya Bian suatu hari. Saya sendiri gak sadar juga sejak kapan dia fasih berbahasa Inggris dalam berbicara. Yang jelas, sejak dia bisa berhitung 1-10, dia pertama kali bisa mengucap bahasa Inggrisnya sebagai one, two, three, bukan bahasa Indonesianya sebagai satu, dua, tiga. Hal ini sesungguhnya di luar kendali, karena meskipun dikenalkan, saya dan suami gak expect akan bisa secepat ini diserapnya.

https://www.widyasty.com/search/label/parenting%20%26%20family?m=1


BELAJAR DARI NONTON YOUTUBE


Awal mula Biandul paham tentang bahasa Inggris adalah, karena dari bayi, sebagian besar nursery rhyme yang saya kenalkan berbahasa Inggris, termasuk lagu alphabet, phoenix, dan number. Kenapa? Gak ada alasan khusus, cuma enak-enak aja lagunya. Saya sendiri sampai ikut hafal semua lagu di luar kepala karena setiap hari nemenin Biandul nyanyi. Lagu bahasa Indonesia sebenarnya juga enak-enak, kok. Tapi, di YouTube Kids kebanyakan kan bahasa Inggris. Beberapa lagu bahasa Indonesia yang Biandul hafal paling Diobok-obok, Kepala Pundak Lutut Kaki, Cicak di Dinding, ya itu-itu lagi yang dinyanyikan. Sisanya emang udah paling enak lagu-lagu dari Cocomelon, Looloo Kids, Little Baby Bum, Little Angel, dan Dave & Ava.

Selain lagu, series yang sering Biandul tertarik untuk nonton adalah Peppa Pig, Babybus (paling suka sama Kiki & MiuMiu), Paw Patrol, Pororo, Tayo, Caitie's Classroom, dan sekarang-sekarang lagi suka nonton PJ Masks, Super Wings, dan hal-hal random lainnya kayak robot, lego, super hero, dan lain-lain. Nah, sebagian besar kan memang pakai bahasa Inggris ya, jadi kayaknya sambil nonton, sambil belajar dan menghafal juga secara gak sengaja. Padahal, tadinya waktu Biandul masih bayi, lumayan membatasi screen time, dan cuma boleh nonton di tv aja pakai kabel HDMI. Tapi, semenjak tv rusak dua tahun yang lalu dan gak di-service, jadi mulai nonton via ponsel deh. Sebagai mamak yang masih mau waras, kayaknya kehidupan parenting saya jauh dari kata ideal kalau urusannya sama screen time deh hehe. Kalau hal ini sih jangan ditiru kalau bisaa 🙈

Caitie's Classroom salah satu acara favorit Biandul. Serasa lagi ikut kelas online deh 😅

Balik lagi ke gaya komunikasi Biandul, saya memang berharapnya dia bisa bahasa Inggris, karena ini bahasa general yang memang sudah menjadi basic skill yang harus dimiliki meskipun tidak menjadi bahasa utama di rumah. Tapi, saya gak mau menuntut dia untuk selalu berkomunikasi pakai bahasa Inggris melulu. Toh, Biandul baru bisa menyusun beberapa kata menjadi satu kalimat utuh itu ya setelah lewat umur tiga tahun. Yes, baru-baru ini aja. Sebelum itu, dia cuma tahu satu-satu vocab aja, misalnya:

"Ma, Bian mau makan eggs. Eggs tuh enak tau."

"Bian mau nonton giraffe, Mama. Tolong dicariin."

"Kue ulang tahun Bian ada bee-nyaa! Waaa, delicious!"

"Kok Bian dibeliin warna blue? Kan Bian maunya warna pepol (purple)."

Lalu, dia sering banget kayak orang lagi ngomong, pakai aksen kebarat-baratan (kayaknya nyontoh cara ngomong yang sering dia tonton deh), tapi gak jelas sama sekali kata-kata yang keluar itu apa. Kayak semacam pura-pura berkomunikasi pakai bahasa Inggris gitu, loh. Padahal yang kedengeran bener cuma 1-2 kata aja, sisanya cuma bubbling doang. Di sini, saya dan suami kayak mulai heran. Ini anak kenapa, mau ngomong Inggris tapi belum tau banyak kata-katanya. Jadi asbun aja alias asal bunyi. Contohnya begini:

"I want hdlangvs because my friend kavigaown ma usi. Yes, you can hdlmeusc but akbsyla everytime!" Kagak jelassss maksudnya ngomong apaaaa hahahaha.

Akhirnya, difasilitasi sama suami, mulai diajakin berkomunikasi pakai bahasa Inggris dalam satu kalimat utuh yang pendek-pendek, sesekali aja. Biar dia mulai paham struktur kalimat, dan nambah satu per satu vocabulary-nya. Ini juga gak expect banyak-banyak sih, cuma sering mikir ini anak mau ngobrol pakai bahasa Inggris tapi gak bisa bikin kalimat. Kalau gak ditemenin belajar ya akan begini-begini aja. Jadi, dalam seminggu itu kita ada 1-2 hari yang ngajak Biandul berkomunikasi pakai kalimat pendek dalam bahasa Inggris, misalnya begini:

"Bian, are you happy?"
"Yes!" Dia bisa jawab, berarti dia paham.

"Do you want to go to the park today?"
"Yes. I want park today." Dia mulai ngikutin sedikit. Dan paham artinya kalau saya ngajak dia ke taman.

"Bian, let's take a bath with me!" Kata Ayah.
"No! Bian mau mandi sama Mama aja." Ehh, dia paham hahaha, tapi balesnya pakai bahasa Indonesia 🤣


MENGAPA TIDAK LES BAHASA INGGRIS?


Belum kepikiran sampai sana, karena usianya juga baru 3.5 tahun, tapi bukan berarti gak akan juga. Lebih tepatnya sih belum ada budget sekolahnya hehehe. Kalau untuk bahasa komunikasi sehari-hari yang sangat sederhana, saya dan suami masih bisa juga temenin dan praktek bareng. Jadi, kita sebagai orang dewasa juga secara gak sadar ikut belajar bareng, apalagi saya butuh belajar speaking dan jadi ada teman belajar kalau ikut ngobrol sama Biandul. Ditambah lagi, tiap dia lagi nonton, saya sering juga ikutin dialog-nya di depan Biandul biar dia makin jelas kayak apa cara ngomongnya. Gak lupa juga dikasih tahu artinya supaya makin paham. Nanti ada aja nih satu hari dia yang mulai duluan ngomong pakai bahasa Inggris, dan kita musti ikut ngerespon pakai bahasa Inggris juga.

Sehari-hari, Biandul begitu aja sih cara belajarnya. Nyanyi lagu bahasa Inggris juga bisa mempercepat dia paham struktur kalimat dan artinya. Yang sekarang lagi paling sering dia nyanyiin itu lagu Itsy Bitsy Spider, Head Shoulders Knees and Toes, London Bridge is Falling Down, dan Row Row Your Boat. Tiap mandi ituuuu aja yang dinyanyiin setiap hari. Mamak harus pura-pura tetap semangat ikut nyanyi walaupun dalam kuping udah bosennn banget hahaha.


CARA PRAKTEK BERDIALOG DENGAN BAHASA INGGRIS


Saya nih kan nilai bahasa Inggrisnya juga gak bagus-bagus amat ya dulu waktu sekolah, tapi Ayahnya Biandul lumayan terbiasa karena hampir semua kliennya dari luar negeri dan harus berkomunikasi pakai bahasa Inggris, jadi saya juga musti seimbangin dengan sering-sering diskusi ke suami kalau ada yang saya gak paham. Nah, ternyata, cara ini juga dicontek Biandul. Kadang-kadang ada satu kesempatan dia nanya ke Ayahnya, "kipas tuh apa (bahasa Inggrisnya)?" Lalu dijawab "fan." Tapi, besoknya lupa lagi dan nanya lagi, kita harus sabar deh tuh, jangan sampai keucap "kan kemarin udah dikasih tahu, masa lupa lagi sih?" Nanti bisa-bisa semangat belajar anaknya menurun karena gak percaya diri untuk nanya ke orangtuanya, takut disalahin, atau dianggap gak mampu belajar hanya karena lupa.

Ketika suatu hari Biandul duluan yang ngajak ngobrol pakai bahasa Inggris, saya juga harus menjawab pakai bahasa Inggris. Kalau saya gak tahu, saya ajak Biandul cari tahu dulu bareng-bareng pakai Google Translate, terus lanjut ngobrol lagi. Kalau pengucapannya belum terlalu jelas, jangan langsung bilang gak ngerti. Pelan-pelan ditanya lagi dan kasih pengertian pakai bahasa Indonesia dulu, misalnya:

"Mommy, I want kreng truck (crane truck maksudnya)!"

"What do you mean?"

"Kreng, I said kreng."

"Hmm, please show me where can I see your kreng thing? So I can help you to look for it." - tolong jangan bully kalau grammar saya ada yang salah 🙈 masih belum paham nih kreng itu apaaa?! Jadi, saya minta tolong tunjukkin kira-kira di mana kita bisa cari itu? Kalau udah tahu tempatnya, jadi bisa lebih mudah nebaknya.

"Here. Maybe my kreng truck is here, Mommy. On the toy box."

"Ohhhh, crane truck maksudnya?" - emaknya baru paham haha.

"Yes."

Akhirnya saya paham kalau yang dia maksud itu crane, tapi karena belum jelas artikulasinya, jadi saya gak tahu hehe. Tapi, kalau dari awal bilang gak ngerti, gak jelas, takutnya anak jadi malu buat ngomong bahasa Inggris ke depannya. Ya, namanya orang kan beda-beda ya pastinya. Jadi sebisa mungkin harus tahu cara merespon anak supaya gak terdengar menyepelekan atau meremehkan kemampuannya. Jadi, saya pun masih memiliki kendala dalam memahami pengucapan Biandul, tapi selalu berusaha menebak-nebak apa yang dia katakan. Kalau salah, coba lagi tebak hal lain yang paling mendekati.

Di hari lain, saya justru sering banget dibuat malu karena gak tahu arti dari kata yang Biandul ucapkan, misalnya waktu ke Sea World dia melihat sting ray, tapi dia mengucapkan cingray. Sampai selesai berkeliling saya masih gak paham maksud dari cingray itu. Saat membeli boneka di toko souvenir-nya, Biandul memilih boneka ikan pari untuk dibeli. Dia berteriak, "Bian mau cingray! Bian suka cingray!" Diam-diam saya buka aplikasi translate dan mencari bahasa Inggris ikan pari, yang ternyata adalah sting ray. HAHAHA selama ini saya gak tahu ikan pari itu sting ray, makanya gak paham. Eh ternyata Biandul malah yang lebih tahu duluan. Baiklaaah, Mama kalah! 🤣

https://www.widyasty.com/2021/04/story-of-biandra-main-ke-sea-world-ancol.html?m=1
Biandul and his cingray 🤣

Baca juga:
Biandra Main ke Sea World
Menanam Nilai Kebaikan

Gak usah malu kalau kemampuan anak ada di atas kita, justru kita harus bangga. Akui aja kalau memang kita gak tahu, lalu sama-sama cari tahu. Jadi, kita bisa saling belajar bareng, gak melulu ngerasa orangtua banyak tahu dan anak didikte ini itu aja tanpa dikasih kesempatan untuk sharing. Hmm, lagipula kayaknya Biandul lebih banyak tahu vocab duluan tanpa saya ajarin tuh dari nonton di YouTube Kids deh. Soalnya saya pun gak pernah ada sesi khusus belajar bahasa Inggris dan diktein satu per satu vocab, anaknya tahu sendiri aja tiba-tiba. Makanya sering kaget kalau ternyata dia suka menyebutkan hal-hal yang ada di rumah dengan bahasa Inggris, karena kayaknya belum pernah ngajarin itu tapi kok dia bisa tahu duluan? Kalau ditanya, dia jawabnya "tahu dari YouTube" wadaww.

Ada metode lain yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak tentang bahasa Inggris? Atau ada bahasa lain yang jadi consider untuk dipelajari selain bahasa Indonesia dan Inggris? Share yuk, Mom! 😊
Baru aja kemarin saya dapat DM di Instagram dari teman saya yang minta rekomendasi custom cake untuk ulang tahun anak-anak. Kebetulan, dia pernah lihat kue ultah Biandul yang ke-3 tahun kemarin, dan tertarik mau order juga untuk ultah anaknya yang pertama. Gemes banget gak tuh anak umur setahun, kuenya udah dibuat lucu-lucu? Dianya sih pasti belum ngerti ya, tapi yang ngiler pengin dekor dan beli kue lucu kan pasti mamaknya, HAHAHA NGAKU DEH 🤣🤣 



Nah, masalahnya adalah, kue ultah yang custom apalagi kalau bentuknya 3D gitu kan harganya mahal gila yaa. Kemarin saya survey sampai nge-chat 5 toko kue untuk nanya harga, hasilnya mahal dan over budget semua. Sedangkan saya udah keburu janjiin Biandul buat beli kue ultah yang lucu. Setelah cari-cari referensi gambar, Biandul maunya yang gambar lebah. Apalagi direncanainnya tuh dari sebulan sebelumnya, jadi setiap hari emang udah nagih mulu nih anaknya. Gak mungkin gak jadi beliin kaaan wkwk, nyari gara-gara aja nih emaknya. Setelah udah mulai pusing cari-cari toko kue yang budget-nya cocok, ketemulah, dari Instagram, sama toko kue ini di bilangan Jakarta Barat. Harganya cocok, dan yang paling penting, bisa disesuaikan sama budget. Pas! Lokasinya deket rumah, harganya cocok, katalog kuenya cantik-cantik. Bungkus! 

https://www.widyasty.com/2021/06/rekomendasi-custom-cake-jakarta-barat.html
Ini hasil kue ultah Biandul dengan dekorasi lebah yang dia pengen. Dia puas banget karena baguss!


Saya mulai nge-chat owner-nya untuk nanya-nanya sekaligus kasih liat beberapa referensi. Ternyata, meskipun mereka punya price list, tapi mereka tetap tanya ke customer budget-nya berapa, jadi bisa disesuaikan lagi dengan bentuk kue yang dipilih. Ini penting sih, karena kita jadi gak jiper duluan karena liat price list mahal-mahal banget, tapi ternyata di sini tetap bisa disesuaikan, lhoo. Nah, karena saya udah offer budget untuk kue ini Rp350,000, jadi desainnya pun musti disesuaikan dengan harga penawaran saya. Akhirnya, saya kombinasikan dari dua referensi yang saya cari di Pinterest bareng Biandul, dan pilih desain paling simple karena saya gak suka sama dekorasi yang terlalu penuh banget di kuenya. Dan yang paling penting, request dari yang punya acara, ada lebahnya, oke. Gak disangka-sangka, owner-nya beneran merealisasikannya dengan apik dan pas banget. Sesuai banget sama deskripsi yang udah saya jabarkan panjang lebar di chat WhatsApp. Udah gitu ramah banget, sama sekali gak merasa keganggu walaupun saya bawel tiap hari nge-chat untuk mastiin bentuk kuenya. Malahan, pas H-1 acara itu, owner-nya masih mau nge-chat saya tengah malam untuk mastiin apakah udah benar kuenya akan dibuat kayak gini? Saya udah bilang oke banget. Udah klop banget deh pokoknya. 

Keesokan harinya, pagi hari, saya minta antar adik ipar untuk ambil kue sebelum acara ultah Biandul dimulai. Oiya, acara ini gak ngundang teman-teman anak kecil gitu karena pandemi, jadi saya cuma ajak saudara yang di dekat rumah aja buat datang dan makan-makan, soalnya Biandul minta kue ulang tahun dan balon-balon, jadi kalau cuma keluarga inti doang kan kurang rame hahaha.

Balik lagi ke soal kue ultah, saya datang ke lokasi sekitar pukul 10 pagi. Saya kira mereka punya ruko toko kue sendiri, ternyata bisnisnya masih dikerjakan di rumah. Lokasinya di dalam perumahan Puri Mansion. Kue dibungkus dengan sangat rapi, ditambah lilin, korek api, dan pisau kue, standar seperti kebanyakan toko kue lainnya. Setelah acara ultah dimulai jam 2-3 sore (sengaja pilih jam setelah tidur siang Biandul supaya anaknya gak cranky di tengah acara karena ngantuk), kita mulai tiup lilin dan potong kue. Surpriseeee, rasanya enak banget! Kuenya emang keliatan kecil, tapi ternyata tinggi karena pakai sponge cake. Rasa fondant-nya juga enak, manisnya gak bikin eneg kalau kebanyakan dimakan. Saya pilih kuenya yang rasa coklat supaya lebih general aja dan bisa dimakan sama semua orang.

Liat deh senyumnya seneng banget liat kue ultahnya dan siap buat tiup lilin

Foto sama Tante Selyy

Tulisan BIANDRA dan angka 3, juga bentuk lebah-lebah di sekeliling cake itu pakai fondant semua, diabisin sama Biandul semuanya, dia lebih suka rasa fondant-nya dibanding kuenya. Jadi kuenya dimakan om & tantenya, sisanya saya yang abisin hahaha. Beehives di atas kue itu pakai chocolate compound, dicetak di atas bubble wrap, itu ide saya sih dan benar-benar direalisasikan sama owner-nya haha, gemess. Overall, saya puas sih sama desain dan rasanya. Beberapa bulan setelahnya, sepupu dari suami saya ulang tahun yang ke-13, minta dibeliin kue ultah kayak Biandul juga. Jadi saya order lagi di tempat yang sama. Rasanya konsisten enaknya. Masih samaa. 

Setelah teman saya tanya tentang kue ultah di Instagram kemarin, saya jadi gak ragu untuk merekomendasikan ke sana karena ini juga kali pertama saya beli cake ultah custom, biasanya beli jadi aja, kalau gak di Harvest, Breadtalk, dan dulu ibu saya sering banget beli di Majestyk, yang rasanya ya gak perlu ditanya lagi karena buatan pabrik. Kebetulan juga, rumah teman saya gak jauh dari lokasinya, jadi bisa langsung pesan aja deh ke sana. Ternyata dia juga bisa dapat harga murah setelah kontak owner-nya, ya karena mereka gak pasang harga yang strict banget. Mereka kasih kesempatan kita untuk tawar harga yang sesuai budget dulu, baru setelah itu ngomongin desain kuenya yang bisa disesuaikan dengan budget yang dipunya. Gak kayak toko kue lainnya yang benar-benar kasih harga mentok setelah lihat gambar referensi sesuai tingkat kesulitan bagi mereka. 

Hmm, dari tadi saya belum spill nama tokonya ya? Yapp, ini dia namanya: KEIK JAKARTA! Kalian bisa lihat di Instagram @keik.jakarta, dan katalog kue-kue yang udah pernah dibuat di @by.keik. Mostly, desain cake yang mereka buat hampir selalu simple kayak Korean cake gitu, warna-warna yang dipakai juga soft semua. Mereka juga punya Bento Cake, Rollcake, dan hampers untuk event. Saya sih belum pernah cobain ya menu yang lainnya tapi kayaknya enak-enak semua deh huhu.

Ini adalah beberapa katalog hasil screenshot dari Instagram-nya. Sisanya boleh dilihat sendiri aja yaah ke akunnya.

https://www.instagram.com/keik.jakarta/?utm_medium=copy_link



Buat yang rumahnya di sekitaran Jakarta Barat dan Puri Kembangan, boleh banget nih dicoba order cake di sini. Selamat mencoba! 😉

Untuk melihat review lain yang saya tulis, silakan kunjungi laman REVIEW ya :)
Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes