Pesan untuk Bumi

Berhubung hari ini adalah hari Bumi sedunia, saya jadi pengin berkeluh kesah sedikit. Tentang betapa banyak hal yang belum pernah bisa saya lakukan untuk menjaga bumi. Tentang betapa menyesalnya saat sampah yang saya hasilkan masih banyak. Ternyata, niat saja memang belum cukup untuk menggerakkan saya melakukan aksi nyata. Ternyata, saya masih butuh menata situasi dan kondisi di depan mata, sebelum melakukan hal lain yang jauh lebih penting untuk dilakukan. Memang benar, jika sudah ada niat, harus langsung bergerak. Karena tanpa gerakan, niat tersebut hanyalah menjadi gagasan yang memuai lalu hilang tanpa jejak. Tapi, masih banyak hal yang belum saya benahi untuk bisa memulai sesuatu yang baru.

Saya masih belum bisa meninggalkan plastik kresek dan sampah plastik di rumah. Saya masih selalu lupa membawa alat makan sendiri saat bepergian. Saya masih tidak bisa berkomitmen panjang untuk memilah sampah rumah tangga. Saya masih belum mampu mulai mengompos sampah organik. Saya masih belum memiliki kesempatan untuk menanam tanaman di rumah. Saya masih menghasilkan sampah kemasan dari belanja online. Sampah sisa makanan di rumah masih banyak, meskipun saya sudah berusaha untuk mencegahnya. Masih banyak kegagalan yang saya alami dalam proses ini. Tapi, proses belajar dan memahami semua hal masih terus saya serap, meskipun belum bisa saya terapkan. Saya banyak belajar dari internet, media sosial, dan orang-orang yang berpengaruh, sambil terus berpikir, "suatu saat saya akan menerapkan gaya hidup sebersih itu". Bukan hanya untuk bumi, tapi juga untuk kenyamanan keluarga kami. Saya menulis ini sebagai catatan dan pengingat, bahwa saya pernah memiliki ambisi untuk memiliki hidup yang lebih baik dari kemarin. Dan, semoga, entah berapa tahun yang akan datang, saya bisa menghasilkan aksi yang lebih dari sekadar harapan seperti sekarang.

Omong-omong tentang menjaga bumi, aksi-aksi yang saya sebutkan di atas itu sebenarnya hanya aksi kecil yang sesederhana bisa kita lakukan terhadap diri sendiri di rumah, tapi kalau semua orang sanggup menerapkan, efeknya pasti akan dirasakan sama seluruh manusia di dunia, dong? Karena untuk menggerakkan hal lain yang lebih besar lagi, kita gak sanggup sendirian. Kalau milah sampah di rumah aja masih gagal, kenapa harus mikirin gimana cara pemerintah mengurangi penggunaan mobil/motor pribadi untuk mengurangi polusi udara? Kita bahkan gak tahu gimana caranya. Jadi, memang lebih bijak kalau kita kendalikan diri sendiri dulu. Nah, saya masih banyak gagalnya di sini. Padahal, akses informasi saya udah lumayan terkumpul nih. Sedih kan? Huhu. Tapi gapapa, saya masih terus belajar dan memahami dulu, aksi apa yang akan dan bisa saya lakukan sedikit demi sedikit. Karena memang saya gak mampu melakukan semuanya sekaligus, padahal proses belajar saya masih sedikit.


Semoga teman-teman semua juga bisa memulai perlahan aksi nyata untuk menjaga bumi dari ancaman bahaya manusia. Semoga akses informasi dan pembelajaran juga lebih mudah kita dapatkan, sehingga semua orang bisa tergerak untuk memulai. Semoga saya juga bisa menemukan cara untuk memulai hidup yang lebih bersahabat dengan alam. Mendekat dengan bumi. Memelihara kesederhanaan dan tidak terlena dengan semua yang serba instan, tapi berujung tanpa tanggung jawab atas apa yang saya konsumsi.

Tulisan ini bukan dibuat untuk menggurui atau menghakimi siapapun atas apa yang sudah atau belum diperbuat. Tulisan ini hanyalah opini pribadi untuk menyentil diri saya sendiri, sebagai upaya pengingat, bahwa saya masih jauh dari kata berhasil untuk melakukan aksi nyata dalam menjaga bumi. Maaf ya, bumi. Tolong jangan marah. Tolong bertahan sebagai rumah kami yang tetap indah.

Selamat hari Bumi sedunia...


Share:

0 comments

Thank you for meeting me here! Hope you will be back soon and let us connect each other 😉