Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Hari Minggu lalu, 17 Oktober 2021, drama Korea Hometown Cha Cha Cha baru saja menayangkan episode terakhirnya, yaitu episode 16. Saya termasuk orang yang baru mulai menonton ketika sudah tayang episode 10 di Netflix, karena belum penasaran sejak awal rilis. Ya, saya pikir paling cuma drama cinta romantis biasa aja. Tapi, setelah dengar dari pendapat orang-orang yang menonton, ternyata drama ini cukup santai, ringan, dan minim konflik. Persis kayak drakor yang saya suka dan pernah saya tonton.

Sebelumnya, saya juga suka menonton Reply 1988 dan Hospital Playlist, karya dari Sutradara yang sama, Shin Won-Ho. Karya-karyanya yang selalu bertema wise life series selalu menarik perhatian saya, dan sukses mengambil perhatian saya. Lagi-lagi, karena minimnya konflik dan hampir gak ada peran antagonis, bikin saya nyaman nonton hingga selesai, karena gak bikin saya kesal sama salah satu karakternya.

Ternyata, setelah saya menamatkan Hometown Cha Cha Cha, drakor ini lebih dari sekadar cerita cinta romantis aja. Awal nonton, rasanya geli banget karena vibe-nya mirip FTV Indonesia, hahaha. Tapi, ternyata banyak juga nilai keluarga yang penting, yang kita dapatkan setelah menonton drakor ini. Dan saya banyak terharu sepanjang menonton, meskipun ada beberapa hal yang bikin saya gak suka. Tapi, dikit banget sih.


SINOPSIS

Hometown Cha Cha Cha menceritakan tentang seorang dokter gigi di Seoul, yang bernama Hye Jin, yang baru saja kehilangan pekerjaan karena berdebat dengan atasannya. Ia sulit mencari pekerjaan baru, lalu membuka klinik gigi sendiri di sebuah kota kecil di pinggir pantai bernama Gongjin. Ia ke sana karena pernah memiliki kenangan masa kecil dengan orangtuanya sebelum akhirnya ibunya meninggal karena sakit. Tapi, sebagai perempuan yang terbiasa tinggal di kota besar dengan segala kemewahannya, Ia merasa sulit beradaptasi dengan kultur di kota kecil ini.

Pertemuan Hye Jin dengan seorang warga desa, yang bernama Hong Du Sik, tapi biasa dipanggil orang-orang dengan Kepala Hong, membuat hidupnya berubah. Sejak pertemuan pertama, mereka gak pernah akur. Selalu ada saja yang diperdebatkan. Tapi, semakin sering mereka berdua berurusan, semakin timbul rasa suka yang akhirnya membuat mereka dilema dengan perasaan masing-masing. Udah persis kayak cerita FTV yang sering kita tonton, kan?

https://widyasty.com


MENGANGKAT KISAH HIDUP BERKELUARGA DARI WARGA GONGJIN

Apa yang bikin menarik dari drama ini?
Drama ini gak cuma berpusat pada kisah cinta Hye Jin dan Kepala Hong aja, tapi ada banyak sekali kisah dari warga Gongjin yang bisa jadi cerminan kita, khususnya yang sudah berkeluarga. Satu per satu kisah hidup mereka seakan mendapat porsi yang pas dari setiap episode, dan kebanyakan kisah itu masih sangat relate dengan kehidupan nyata kita sehari-hari.

Kita kupas satu per satu, yuk! Apa aja sih pelajaran hidup berkeluarga yang bisa kita dapatkan setelah menonton drama Hometown Cha Cha Cha? Tapi, ini akan jadi tulisan yang agak panjang. Semoga gak bikin bosan pembaca, ya 😊

https://widyasty.com

NENEK GAM-RI

Nenek Gam-Ri memiliki anak laki-laki yang sudah sukses bekerja sebagai akuntan di Seoul, dan cucunya bersekolah di AS. Ia sangat bangga, meskipun sebenarnya Ia sering merasa kesepian karena anak dan cucunya jarang ada waktu untuk menemuinya. Bahkan, ketika Ia sakit gigi dan harus memasang implan, anaknya belum sanggup membiayainya hingga Ia harus menggunakan uangnya sendiri untuk memasang implan.


Kepala Hong bilang, Ia sejak muda sudah bekerja keras demi bisa membahagiakan anaknya, meskipun harus menahan sakit sendirian karena gak mau anaknya khawatir. Tapi, Hye Jin bilang itu tindakan yang egois. Saya gak bisa lupa ketika Hye Jin bilang, "Yang seharusnya orangtua lakukan demi anaknya itu adalah sehat dan berumur panjang, bukan menahan sakit." Ia terpukul ketika waktu kecil ibunya sakit tapi berpura-pura kuat karena gak mau anaknya tahu dan sedih, hingga akhirnya ia meninggal dunia dan Hye Jin harus tumbuh sendiri hanya dengan ayahnya.

Hingga akhir hidup Nenek Gam-Ri, anaknya merasa menyesal karena gak punya banyak waktu untuk merawat ibunya yang sudah menua di kampung halaman. Meskipun hanya sesekali, tanyalah kabar orangtua kita atau apa yang mereka butuhkan, jika kita gak bisa mengunjunginya dengan sering. Kita gak pernah tahu berapa lama waktu yang tersisa dan seberapa besar penyesalan yang akan kita rasakan ketika semuanya gak bisa lagi diulang.


PASANGAN YEO HWA JEOUNG DAN CHANG YOUNG GUK

Ada tiga misteri di Gongjin yang belum terpecahkan, salah satunya adalah alasan perceraian Hwa Jeoung dan Young Guk, karena rumah tangga mereka terlihat baik-baik aja selama ini, tapi tiba-tiba harus berpisah. Yang menjadi korban perasaan gak lain dan gak bukan adalah anak satu-satunya yang baru berumur 9 tahun, I Jun. Meskipun begitu, I Jun adalah anak yang sangat tenang, bijak, pintar, dan gak pernah nakal. Siapa sangka di dalam hatinya tetap aja memendam perasaan sedih ketika gak bisa berkumpul dan makan bersama orangtuanya setiap saat.


Meskipun mereka udah bercerai, pola asuh mereka yang tetap kompak bisa jadi contoh, bahwa anak adalah hal utama yang paling penting bagi mereka berdua. Setiap I Jun ulang tahun, mereka tetap merayakannya bersama. Begitu juga ketika I Jun menjadi juara lomba matematika. Saya ingat apa yang dikatakan ibunya I Jun, "Kita tidak merayakannya karena kau juara, tapi kita merayakannya karena kerja kerasmu. Kerja keras itu lebih penting daripada hasil."

Seperti yang pernah dibahas juga di Instagram @mommiesdaily, bahwa support system dari keluarga adalah hal yang sangat penting, dan menjadi juara itu bukan sebuah keharusan. Karena yang terpenting adalah kerja keras dan usaha. Itulah nilai yang ditanamkan oleh orangtua I Jun.

View this post on Instagram

A post shared by MommiesDaily (@mommiesdailydotcom)


CHUN JAE (OH YOON) DAN ANAKNYA JU RI

Chun Jae adalah seorang single parent dari seorang anak remaja perempuan berusia 14 tahun, Ju Ri. Istrinya meninggal gak lama setelah melahirkan Ju Ri. Hal ini membuat Chun Jae jadi over-protective kepada Ju Ri. Padahal, usia tersebut sedang dalam masa puber dan butuh ruang untuk diri sendiri. Chun Jae merasa Ju Ri harus lebih giat belajar karena nilai pelajaran di sekolahnya jelek. Sedangkan diam-diam, Ju Ri berbakat dalam menggambar dan punya cita-cita menjadi fashion designer, hal ini yang ayahnya belum bisa mengerti dan hanya menuntutnya untuk dapat nilai bagus terus.


Anak remaja memang ada masanya membangkang, ya. Tapi, kita harus tetap mendampingi fase itu supaya gak salah jalan, meskipun khawatir tapi penting untuk beri ruang kepada anak yang sudah punya dunianya sendiri.


HYE JIN DAN AYAHNYA

Tentu saja, pemeran utama juga memiliki kisah dengan keluarganya sendiri. Semenjak ibunya meninggal, ayahnya sangat frustasi sampai sering mabuk dan gak bisa mengurus Hye Jin dengan baik. Tapi, karena itu, Hye Jin tumbuh jadi perempuan kuat, mandiri, keras kepala, dan tahu apa yang dimau. Ia juga sangat tegas dan dapat menjaga dirinya sendiri.

Hubungannya dengan ayahnya memang gak dekat, tapi bukan bearti ayahnya gak sayang. Dari kejauhan, ayahnya tetap memberi perhatian, seperti selalu mengecek ramalan cuaca di Gongjin agar tahu keadaan anaknya di sana, mencari bunga yang penuh makna untuk dikirimkan saat pembukaan klinik gigi barunya di Gongjin, dan selalu memasang foto Hye Jin kecil di ponselnya. Pada saat datang mengunjungi Hye Jin ke Gongjin, ayahnya jadi sangat bawel karena ingin tahu semua tentang kehidupan anaknya.


Bonding orangtua dan anak memang harus dibangun sebaik mungkin supaya sampai dewasa kita bisa tetap menjaga hubungan baik meskipun telah tinggal berjauhan, ya. Jadi gak perlu ada gengsi untuk sekadar ngobrol atau telpon orangtua, dan bisa lebih sering saling berkunjung. Biar bagaimana pun, orangtua akan tetap mencintai anaknya, meskipun caranya terlihat salah.


SI BUMIL YUN GYEONG

Nahhh, kehidupan bumil yang satu ini pasti yang paling banyak relate. Tahu kan gimana capek dan sakitnya badan sepanjang kehamilan? Apalagi jika harus ditambah bekerja menjaga toko kelontong dan mengurus anak pertama yang baru berumur 9 tahun. Pasti capek banget, dan ada kalanya mau dimanjain sama suami. Si bumil yang satu ini emang periang dan murah senyum banget sepanjang drama. Tapi, pas lihat emosinya meledak dan nangis karena permintaan tolongnya dianggap sepele sama suaminya, dhuar! Kita ikutan dibikin nangis dan kesel juga.


Perkara angkat barang berat itu udah gak bisa kita lakuin, dan butuh bantuan. Kadang, karena udah capek kerja dan urus anak, butuh juga yang namanya libur atau kencan sama suami sebentar. Hal itu pun dianggap sepele dan malah cuma disuruh istirahat sama suaminya. Puncaknya, ketika Yun Gyeong minta tolong diikatkan tali sepatu sama suaminya, malah dianggap seperti anak kecil karena gak bisa sendiri. Untungnya, suaminya cepat sadar dan minta maaf dengan membelikan buah kesukaan istrinya. Tapi, Yun Gyeong udah harus melahirkan karena kontraksinya makin intens di usia kehamilan 39 minggu.

Scene Yun Gyeong melahirkan di rumah Hye Jin, dibantu dengan seadanya dan gak bisa ke RS karena sedang hujan deras dan angin kencang juga bikin kita jadi nangisss. Segitu sakitnya usaha seorang Ibu untuk bisa melahirkan anak, bahkan mempertaruhkan nyawa. Jangan sekali-kali anggap itu sepele ya, Pak-Bapak.



KESIMPULAN

Sebenarnya, masih banyak lagi scene-scene dan kisah menarik yang diangkat dalam drakor ini. Tapi kok, kayaknya tulisannya jadi kepanjangan banget dan gak selesai-selesai yaa. Hehehe. Nah, gimana kalau lanjut nonton sendiri aja biar bisa lihat selengkapnya? Mumpung baru banget tamat nih, jadi masih hangat banget kalau mau nonton maraton. Durasinya sekitar satu jam tiap episode, sebanyak 16 episode, dan berakhir dengan happy ending, kok. Meskipun ada sedikit ketegangan setelah episode 12, tapi itu gak mengganggu keharmonisan ceritanya.

Psstt... dua episode terakhir bawangnya banyak bangettt, jadi pasti mata dan hidung bakal banjir banget nih. Gimana pendapatmu tentang drakor ini? Scene dan dialog apa yang paling ngena dan susah dilupain? Yuk kita ngobrol di kolom komentar! 😅
"Apa cuma gue yang gak pernah nonton drakor cengeng gitu?"
"Apa itu drakor, seorang gue mah gak pernah nonton drakor."

"Gak paham, apa sih yang bikin pada suka drakor?" 


Udah pernah dengar komentar semacam itu belum? Hmm..... tahan dulu deh ngomong kalimat-kalimat sejenis gitu, yang seakan-akan pengen nunjukkin selera kamu paling keren, paling beda, gak mainstream, tapi secara gak langsung memojokkan selera lainnya. Gak bohong lah ya, jaman sekarang apa-apa yang serba Korea tuh pasti laris manis, mulai dari aksesoris, outfit, makeup, skincare, sampai yang paling kelihatan banget nih trend musik dan film/series alias drakor.

Gak, gak. Kamu gak keliatan beda dan anti-mainstream kalau gak paham sama drakor atau K-Pop, kok. Gak cuma kamu doang di dunia ini. Kalau kamu masih suka main Tik-Tok/Reels dan joget-joget pakai musik yang lagi hits, liburan ke tempat yang lagi viral, atau jajan makanan yang paling sering dibeli anak gaul Ibukota, kamu itu bearti masih mainstream, dan gak perlu juga under-estimate sama orang-orang yang suka Korea. Lagian, kenapa juga mainstream dan anti-mainstream itu jadi hal yang harus diperdebatkan? It's just all about trending.

https://widyasty.com

Kita semua sama, suka sama sesuatu hal dan pastinya ada rasa bangga. Tapi, kalau menurutmu trend Korea dan para fans-nya itu annoying dan over-exposed, yaudah biarin aja. Jaman sekarang, serba digital dan gampang viral, udah susah menghindari hal-hal yang trending kayak gitu. Kecuali kamu mau exit socmed dan hidup tanpa internet.


JANGAN KESERINGAN SESUMBAR

Nah, saya punya tips nih buat kamu yang gak suka sama sesuatu hal. Mending disimpen aja sendiri, atau gak usah jelek-jelekkin di socmed. Supaya apaaa? Gak malu kalau suatu hari ketulah sama omongan sendiri, hehehe. Siapa tau yakan, siapa tau kamu emang belum ketemu aja sama musik K-Pop yang enak didengar, atau nonton drakor yang cocok sama preferensi tontonan kamu. Padahal drakor itu banyak genre-nya juga, dan bisa pilih sendiri mau nonton yang kayak apa. Gak semua harus ditonton, kan?

Kalau saya, nih. Gak bakal nonton The World of the Married yang katanya bikin emosi sama si pelakor, meskipun seluruh manusia di bumi ngomongin setiap hari. Ya ngapain saya nonton yang bikin kesel? Makanya saya lebih milih drama yang minim konflik tapi penuh pelajaran hidup, gak ada antagonis yang bikin stressful. Selain itu, karena saya adiktif sama thriller, ya saya carinya drakor yang genre-nya thriller, misteri, atau detektif-detektifan aja.

Baca juga: Review Korean Movie Thriller (Signal & The Call)

Bisa dibilang, saya dulu juga gak ngerti, kenapa semua orang suka Korea? Tapi, saya diem aja. Saya gak ngerasa juga harus memandang jelek selera orang. Dari saya kuliah, sampai pindah kerja dua kali, saya dikelilingi oleh orang-orang yang fanatik sama Korea, bahkan rela berkali-kali ngabisin uang untuk traveling ke Korea. Ya, kalau dia senang, biar aja. Akhirnya, saya melipir sendirian karena saya roaming tiap mereka ngobrol dan saya gak bisa nyambung.

Baru akhirnya, setelah saya resign dan jadinya urus anak doang di rumah (DOAAAANGG???), saya jadi punya banyak waktu buat nonton beberapa drakor. LHAA, NAGIH HAHA.

Baca juga: Ask Yourself, Fulltime Mom or Working Mom?

Gak cuma drakor doang, sih. Saya termasuk yang nontonin semua film dari berbagai negara. Jadi, bisa dibilang saya gak keracunan drakor juga, karena kalau emang lagi suka sama yang trending, ya ikut. Kalau gak suka, ya saya nonton yang lain. Pinter-pinter aja filter kesukaan diri sendiri, tapi jangan menjatuhkan kesukaan orang lain.

Malu gak ketulah omongan sendiri? Ya, gak. Saya gak pernah sesumbar dulu kalau saya anti sama Korea, jadi ketika saya "kecemplung", yaudah. Gak ada yang aneh juga diliat orang. Karena gak ada tau, kalau dulu saya gak suka sama Korea. Lagian, selama gak berlebihan, menurut saya semuanya terasa normal-normal aja.


PASTI ADA YANG TER-KOREA PADA WAKTUNYA

Setelah saya menyadari bahwa saya mulai mengenal drama dan musik Korea, meskipun hanya sedikit, saya juga jadi lebih aware, bahwa banyak juga brand di Indonesia yang melakukan kerjasama dengan selebriti Korea sebagai campaign-nya. Mungkin karena targetnya sangat luas dan image yang dibangun juga sesuai dengan karakter brand dan selebritinya. Gak cuma itu, brand Indonesia juga banyak yang menaruh placement produknya di beberapa scene drakor, dan kita sebagai orang Indonesia pasti ikut bangga juga dengan kerjasama ini.

Dan ternyata juga, beberapa waktu yang lalu malah ada beauty brand yang menggaet aktor Korea yang lagi naik daun, buat jadi Star Ambassador-nya. Kebetulan saya juga pertama kenal karena sempat nonton drakor yang dibintangi sama aktor itu. Ya jadinya ikutan antusias dooong, karena ngerasa kenal wkwkwk. Udah bisa tebak belum, brand apa? Yap, gak lain dan gak bukan adalah Scarlett Whitening, yang bikin heboh karena jadiin Song Joong-Ki (alias Vincenzo Cassano) sebagai Star Ambassador-nya. Ya, saya sih cuma nonton dia di drakor Vincenzo doang tapi gatau yang lainnya lagi wkwk.

https://instagram.com/scarlett_whitening

Gak kebayang sih, ternyata Scarlett seberani itu pakai Song Joong-Ki karena kan dia lagi trending banget abis berperan sebagai Vincenzo, jadi semua orang lagi tergila-gila sama baby face-nya. Mungkin cara ini juga bisa membuat brand Scarlett semakin terekspos karena menargetkan orang-orang yang suka sama selebriti Korea, yang mana buanyaakkk banget di Indonesia, kaan? Nah, makanya dipakailah itu aktor Korea sebagai Star Ambassador.


PENGALAMAN PAKAI PRODUK SCARLETT WHITENING

Scarlett Whitening nih fasenya mirip sama trend Korea tadi. Karena saking banyak banget yang ngomongin, jadi orang-orang terbagi sama dua kubu: yang penasaran banget pengin coba, atau yang malah ngerasa makin sering diomongin malah makin males cobain. Tadinya, saya juga heran, kok banyak banget yang review produk Scarlett, apa beneran sebagus itu? Saya gak akan pernah tahu kalau cuma denger dari orang aja, kan? Makanya saya cobain. Dan ternyata, saya suka sama produk Bodycare-nya. Tinggal skincare-nya aja nih yang belum cobain, hehe. Sama shampoo dan conditioner-nya juga bikin penasaran, sih.

Baca juga: Review Bodycare Baru Supaya Mandi Makin Seru

Yang pertama kali abis cepet itu shower scrub-nya varian Pomegrante, karena memang dipakai terus setiap hari berdua sama suami. Wanginya enak banget soalnya, walaupun ada bulir-bulir scrub halusnya, tapi gak berasa kasar di kulit. Kalau scrub-nya varian Romansa sih belum abis sampai sekarang karena saya gak sesering itu juga scrubbing hehe. Naaah, yang paaaling saya suka tuh aroma dan tekstur body lotion-nya varian Freshy. Wah, seger banget sih. Dan karena teksturnya creamy banget, pakai sedikit aja udah bisa meng-cover tangan dan kaki. Jadi awet deh, pakenya.


STAR AMBASSADOR BARU SCARLETT WHITENING

Ternyata gak cuma Song Joong-Ki juga, lho, yang jadi Star Ambassador. Lhaa? Ada lagi? Yapp! Bertepatan banget sama hari ini, 16 Oktober 2021, Scarlett, melalui Instagram-nya @scarlett_whitening, telah resmi mengumumkan bahwa girl band Twice sekarang adalah Star Ambassador mereka yang baru! Whaaa!

View this post on Instagram

A post shared by Scarlett By Felicya Angelista (@scarlett_whitening)


Jujur sih, saya gak ngikutin banget karya Twice, dan gak kenal sama personilnya satu per satu. Tapi, melihat perkembangan Scarlett Whitening sejauh ini, kayaknya saya percaya kalau produk ini akan bisa terus berkembang jadi lebih baik, dan semakin bersinar, bukan cuma karena campaign-nya aja yang menarik, tapi karena produknya pun punya kualitas yang bagus untuk digunakan oleh kita semua.

Melalui campaign barunya #ScarlettXTwice, Scarlett ingin mengajak kita semua untuk berani menunjukkan versi terbaik diri kita sendiri agar bisa bersinar dan selalu percaya diri. Nah, jangan ada lagi tuh saling menjatuhkan selera orang lain hanya karena merasa selera diri kita yang paling bagus. Karena sesungguhnya, kita hanya perlu saling menghargai, dan semua akan tetap bisa berjalan beriringan. Sama juga seperti apapun produk kecantikan yang kamu pakai, jika kamu percaya diri, kamu akan bisa #RevealYourBeauty di manapun kamu berada.

Kamu pernah cobain produk Scarlett Whitening apa aja nih? Seberapa besar excitement kamu terhadap Twice sebagai Star Ambassador terbaru Scarlett Whitening? Ceritain juga dong di kolom komentar!
Setelah mencoba ikut kelas trial gratis dan berkesempatan live satu kali dengan salah satu guru PAUD di Sekolah Murid Merdeka, akhirnya saya tertarik untuk ikut program sekolahnya. Kebetulan berbarengan juga dengan dimulainya tahun ajaran baru di bulan Juli. Saya hanya ambil tiga bulan aja karena masih mau lihat seberapa besar antusias Biandul tentang kegiatan sekolah ini, sekaligus mengenalkannya tentang rutinitas. Syukurlah jadwal PAUD di SMM ini sangat fleksibel, jadi minim kendala ketika anak gak mood untuk mengikuti pelajaran.

https://widyasty.com

Sebelum saya ceritakan lebih jauh lagi, silakan baca dulu pengalaman saya dan Biandul mengikuti kelas trial gratisnya dan juga cara mendaftarnya di sini: Biandul Memulai Sekolah PAUD Pertamanya!


MEMULAI SEKOLAH DI TRIWULAN SATU

Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya kami sepakat untuk mendaftar di program triwulan pertama dulu (selama tiga bulan). Kalau semuanya lancar, akan ada kemungkinan untuk perpanjang ke triwulan berikutnya. Triwulan pertama dimulai di bulan Juli hingga September. Pendaftaran dan pembayaran sangat mudah dilakukan karena dibantu oleh admin PAUD SMM yang sangat informatif.

Saya memilihkan jadwal dan kelompok kelas untuk Biandul di hari Senin dan Kamis. Biandul mendapat kelas Apel bersama guru yang bernama Ibu Dania. Wah, Ibu Dania ini pembawaannya ceria dan semangat sekali. Saya senang banget Biandul bertemu dengan guru yang seru dan menyenangkan. Ibu Dania selalu menyapa semua murid sebelum kelas dimulai. Kadang, kami terlambat selesai kelas sekitar 10 menit dari jadwal karena keasyikan.

Selain pembelajaran daring secara interaktif di hari Senin dan Kamis, ada juga pelajaran PJOK (olahraga) setiap hari Selasa di minggu ganjil bersama Pak Riza. Nah, ini dia kelas kesukaan Biandul karena bisa menyalurkan semua energinya untuk lompat-lompat dan bebas joget sepanjang kelas. Malah pernah ada satu hari Biandul ngambek karena masih mau sekolah padahal jamnya sudah selesai.


JADWAL KELAS FLEKSIBEL

Pembelajaran live via Zoom dilakukan setiap hari Senin dan Kamis, dan murid bisa memilih satu di antara dua sesi, pukul 10 pagi atau 4 sore. Bahkan, murid bisa pilih dua-duanya kalau mau, lho. Tapi, guru dan materi yang diberikan akan sama. Jadi, misal Biandul bangun kesiangan dan gak sempat sekolah pagi, kami masih bisa ikut kelas di sesi jam 4 sore nanti. Kalau ternyata anaknya gak mood sekolah, kami masih bisa lihat rekamannya, dan bisa ditonton berkali-kali kapanpun waktunya.

Selain live Zoom dengan guru, murid juga diberikan aktivitas mandiri, semacam PR gitulah, untuk dikerjakan sendiri, lalu hasilnya di-upload di website. Biasanya kegiatannya berupa menggambar, mewarnai, menggunting dan menempel, juga mencocokkan gambar. Biandul paling suka nih kalau udah diajak mewarnai dan menempel. Aktivitas mandiri juga bisa dikerjakan kapan saja sesuai ketersediaan waktu murid di rumah. Jadi, gak ada tenggat waktu yang ditentukan.

https://widyasty.com
Salah satu jenis aktivitas mandiri dengan tema mengenal bangun ruang

Aktivitas mandiri ini ada dua; wajib dan tidak wajib. Aktivitas wajib menentukan persentase dan hasil rapor di akhir periode sekolah, sedangkan aktivitas tidak wajib boleh saja gak dikerjakan kalau murid gak menyanggupinya. Tapi, sejauh ini, semua tugasnya termasuk masih mudah dikerjakan kok. Tinggal atur mood anaknya aja dan bikin semenarik mungkin supaya anaknya senang mengerjakannya.


TOOLKIT/PLAYKIT

Selama pembelajaran, murid akan dikirimkan toolkit per tiga bulan sekali untuk menunjang aktivitas yang dilakukan selama sekolah. Karena aktivitasnya lebih banyak praktikum, jadi toolkit yang didapat juga lumayan banyak, mulai dari lem, kertas, tali, pompom, gunting, cat air, kuas, dan juga buku LKS.

Simak toolkit dasar dan tambahan apa aja yang kemarin Biandul dapatkan dari SMM di bawah ini.

View this post on Instagram

A post shared by ASTY (@_widyasty)


Selain toolkit dasar yang dikirimkan secara gratis, ada juga toolkit tambahan yang bisa dibeli oleh orangtua melalui akun Tokopedia, atau bisa juga menyediakannya sendiri di rumah jika ada bahan-bahannya. Tapi, karena bahan yang diperlukan gak kelihatan di awal periode belajar, jadi kita gak tahu nih harus menyiapkan apa aja. Biasanya baru akan diberi tahu seminggu sebelum jadwal. Jadi, saran saya, beli aja toolkit tambahannya biar aman dan gak repot hehe.


KELAS ADD ON DAN KELAS OFFLINE

Nah, selain kelas online melalui Zoom, ada juga loh kelas offline-nya SMM. Sayangnya, lokasi sekolah SMM di Jakarta belum ada yang dekat dari rumah kami, huhu. Jadi, kami gak bisa deh cobain kelas offline di SMM. Selain itu, sekolah offline juga baru dibuka di bulan September kemarin karena pandemi, dan masih dalam masa uji coba gratis. Setelah semua kondisi normal, kelas offline akan dibebankan biaya yang berbeda dari biaya yang sudah dibayarkan sebelumnya untuk kelas online.

Bagaimana dengan kelas add on?
Kelas add on adalah kelas tambahan, yang mana ada perbedaan dengan kelas lainnya, yaitu jadwalnya di luar hari belajar biasa dan jumlah muridnya hanya 10 anak saja. Jadi, interaksi dengan guru juga bisa lebih aktif. Tapi, ada biaya juga yang dibebankan sebesar Rp33,000/kelas, dan bisa ambil kelas add on berapapun sesuai kemampuan. Biandul sendiri sempat ambil dua kelas tambahan, tapi gak sama Ibu Dania, dan ternyata anaknya tetap lebih sreg diajar sama Ibu Dania aja katanya.


RUANG DISKUSI TANYAMU

Di website SMM Sekolahmu, ada juga ruang chat untuk tanya jawab orangtua dengan guru, dibagi menjadi Tanyamu grup besar, untuk seluruh orangtua murid, dan juga Tanyamu untuk masing-masing kelas. Jadi, kita bisa lebih spesifik menanyakan info sekolah yang sesuai dengan topiknya.

https://widyasty.com
Salah satu fitur chat Tanyamu di website

Selain itu, ada juga orangtua murid yang akhirnya berinisiatif untuk membuat grup Whatsapp yang gak ada guru di dalamnya untuk memudahkan komunikasi. Kami semua saling bertukar informasi tentang aktivitas yang akan dilakukan, perubahan jadwal kelas, dan info lainnya yang berkaitan dengan kegiatan di kelas berikutnya. Seru deh, bisa sambil curhat juga, jadi kebayang kalau kita ketemu langsung sambil nungguin anak selesai sekolah, pasti ngobrolnya seru banget.


SERTIFIKAT TRIWULAN

Per tiga bulan, murid akan mendapatkan sertifikat yang bisa di-download dari website jika murid sudah melakukan semua aktivitasnya hingga mencapai 100%. Setelah triwulan kedua, murid baru akan mendapatkan rapor. Sayangnya kami memutuskan untuk berhenti dan gak melanjutkan Biandul ke program selanjutnya. Jadi, Biandul hanya bersekolah di PAUD SMM selama tiga bulan saja. Akhir September kemarin adalah minggu terakhir Biandul masuk kelas, huhu.

https://widyasty.com

Sebenarnya saya yang sedih karena rutinitas ini tuh udah enak banget dilakuin. Setiap Senin dan Kamis, saya pasti siap-siapin kebutuhan untuk sekolah. Selesai sekolah, kami kerjakan tugas mana yang Biandul mau dikerjakan duluan. Lalu, saya input ke website, baru deh kita istirahat. Jadi, Biandul punya rutinitas sehari-hari yang gak cuma main doang aja gitu. Saya juga jadi punya acuan untuk ajarin Biandul apa aja sesuai dengan kurikulum yang udah disiapkan di sekolah.


PELAJARAN YANG DIDAPAT SELAMA TIGA BULAN

Selama tiga bulan kemarin, Biandul udah belajar tentang panca indera, belajar menghitung maju dan mundur, belajar mengenal emosi, belajar mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, juga belajar macam-macam bangun ruang. Saya sangat melihat beberapa perbedaannya setelah mendapatkan pelajaran ini bersama gurunya. Ternyata, ada banyak progress yang diperlihatkan, dan saya senaaang sekali mengetahuinya.

Kadang, Biandul bisa bilang, "Suara apa, tuh? Bian denger dari kuping Bian" ketika mendengar sebuah suara yang ia gak tahu sumbernya apa. Di lain hal, ia juga pernah bilang, "Bian lihat tadi Mama ke depan rumah pakai mata Bian". Sebelum ini, ia cuma bilang "Bian tadi dengar" atau "Bian tadi lihat" aja, tanpa menyebutkan indera apa yang ia gunakan untuk melihat dan mendengar. Sesederhana ini, tapi berarti banyak bagi saya, sebagai orangtuanya, yang merasa pelajaran yang ia terima selama ini benar-benar ada pengaruhnya.

Selain itu, Biandul juga mulai bisa diajak berinteraksi dengan orang lain, karena sebelum ini, ia adalah anak yang agak susah disapa oleh orang yang menurutnya asing. Saya bisa perhatikan bahwa anak saya termasuk memiliki tipe temperamen "slow to warm up", yang artinya gak mudah dibujuk atau di-approach dengan sembarangan orang.

Baca juga: Mengenal Tipe Temperamen Anak dan Pola Asuhnya

Tapi, setelah sering belajar bareng teman-temannya dan Ibu Dania, meski hanya online saja, Biandul jadi lebih tahu bahwa rasanya disapa oleh orang lain itu menyenangkan. Kadang, ia ngambek dan bahkan sampai nangis kalau Ibu Dania gak menyebut namanya. Padahal kan, gurunya harus bergantian menyebut nama teman-teman lainnya juga. Meskipun begitu, Biandul masih sering susah diajak bicara oleh orang lain di sekitar rumah. Ia masih lebih sering diam dan gak mau menjawab saat ditanya, atau hanya jawab seperlunya aja. It's okay, ini proses yang mungkin butuh waktu panjang.


KESAN SELAMA BELAJAR DI PAUD SMM

PAUD SMM adalah sekolah pertama yang kami coba, dan kesan utamanya adalah bahwa sekolah ini menyenangkan. Terbukti dari 12 minggu pertemuan, Biandul hampir gak pernah tantrum karena gak mau sekolah, malah kebalikannya dia gak mau selesai sekolah dan nangis minta sekolah lagi. Saat mengerjakan aktivitas mandiri pun, Biandul terlihat kooperatif dan gak ngambek diajak mengerjakan ini dan itu. Jadi, saya pun gak kesulitan input tugasnya.

Sayangnya, ternyata ada banyak sekali biaya tambahan yang dibebankan untuk beberapa aktivitas lainnya, sehingga anggaran yang dibayarkan saat awal registrasi itu ternyata belum memenuhi semua kebutuhan sekolah, seperti misalnya fitur personal chat orangtua murid dengan guru agar bisa konsultasi lebih private, dikenakan biaya tambahan. Toolkit-nya pun ada biaya tambahan karena yang didapat hanya toolkit gratis. Selain itu juga ada kelas add on yang berbayar jika mau mengikuti kelas dengan jumlah murid yang lebih sedikit.

Untuk lokasi sekolah offline SMM, sebenarnya saya mau banget cobain, tapi karena terbatas hanya 5 murid per kelas, dan lokasinya juga jauh semua dari rumah, jadi Biandul harus merelakan gak tahu rasanya ikut sekolah offline, gak apa-apaaa. Pandemi memang membuat segala urusan jadi lebih rumit.

Untuk staff dan guru yang terlibat sangat memuaskan sekali karena sangat informatif dan helpful. Admin-admin yang menjawab pertanyaan dan membantu perihal registrasi pun ramah dan dapat memberi tanggapan dengan cepat. Guru-gurunya punya metode interaksi dengan cara yang seru dan menyenangkan. Proses belajar dan kemudahan menggunakan website juga sangat terbantu. Kurikulum dan aktivitas yang dilakukan gak membosankan, meski hanya bertemu lewat layar komputer aja selama satu jam.


KESIMPULAN

Ternyata, meskipun menyenangkan, ada banyak pertimbangan lainnya yang membuat saya dan suami memilih untuk gak melanjutkan program triwulan selanjutnya PAUD di SMM. Salah satunya adalah karena Biandul gak bisa tatap muka dengan guru dan teman secara langsung, jadi momen bermain dan mengenal teman-temannya selama sekolah PAUD tuh gak terlalu berasa. Bian hanya mengenal gurunya, Ibu Dania, tapi gak mengenal teman-temannya satu per satu karena gak ada interaksi langsung. Meskipun saya menyebut nama beberapa anak, besoknya Biandul udah lupa lagi. Kalau bisa ketemu langsung dan main bareng, mungkin Biandul akan lebih bisa mengenal temannya secara personal, dan momen main barengnya jadi lebih bisa dirasakan.

Akhirnya, kami lebih merasa Biandul butuh bersekolah lagi nanti ketika sudah mulai belajar calistung aja. Lebih dapat banyak pelajaran yang gak cuma hanya praktik dan bermain aja seperti di PAUD sekarang. Kemungkinan kami akan ambil program TK A/B (entah di SMM lagi atau bukan) untuk mendapatkan pelajaran calistung selama satu tahun ajaran, supaya bisa langsung lanjut masuk SD setelahnya tanpa jeda. Jadi, Biandul gak keburu bosan kelamaan merasakan sekolah di rumah karena menghabiskan masa TK-nya hanya di depan layar komputer selama pandemi. Sedangkan untuk mendaftarkan ke TK dekat rumah yang sudah melakukan tatap muka, saya masih belum berani karena pandemi belum mereda.

Kesimpulannya, selama Biandul bersekolah di SMM, ada beberapa hal yang belum memenuhi ekspektasi saya, tapi secara keseluruhan program belajar selama 12 minggu, Biandul mengalami banyak progress yang lebih baik. Itu artinya, ia menyerap ilmu itu dengan sangat baik, karena guru yang men-deliver pelajaran itu juga melakukan tugasnya dengan baik. Terima kasih yaa, untuk seluruh staff dan pengajar di SMM, terutama guru kelas Apel, Ibu Dania. Terima kasih juga orangtua murid yang sudah saling bantu memberi info dan saling mengingatkan tentang banyak hal. Bukan cuma anaknya yang dapat manfaat, tapi Mamanya juga punya teman ngobrol baru.

Nah, sekarang, kamu udah ngerasa mau siap-siap daftarin anak ke PAUD gak nih, Buibuk? Kalau iya, Sekolah Murid Merdeka bisa jadi salah satu opsi kamu. Untuk cara pendaftaran dan biayanya, silakan kunjungi website smm.sekolah.mu. Oiya, SMM punya program pendidikan hingga jenjang SMA juga, lho! Yuk diintip dulu semua programnya melalui website, sebelum mendaftar! 😉

Gantian yuk, Buibuk. Sekarang saya minta rekomendasi sekolah TK selain SMM, yang mungkin pernah dicoba. Lebih menarik lagi kalau punya program trial gratis dulu, jadi saya bisa cobain dulu sebelum memilih TK selanjutnya untuk Biandul nanti. Yuk yuk kita sharing di kolom komentar 😅
Moms, udah ada berapa jumlah mainan anak yang terkumpul di rumah? Meskipun kelihatannya cuma beli satu-satu, tapi ternyata gak berasa, kalau dikumpulin semua pasti udah banyaaaak banget deh. Biasanya cuma menuhin ruangan aja, karena yang dimainin itu-itu lagi. Meskipun kayaknya kita udah tahan-tahan beli yang dibutuhkan aja, kadang ada aja tuh saudara atau teman yang kasih kado buat anak kita, isinya macam-macam mainan anak kecil.

Saya nih, paling gak kuat sama godaan belanja mainan anak kecil, karena lucu-lucu semua. Apalagi mainan jaman sekarang tuh canggih-canggih banget. Kadang ada yang sudah ada layarnya kayak tablet, ada yang bersuara pakai baterai, ada juga bongkar pasang harganya mahal banget, dan isinya keciiil banget. Takut ilang, euy. Nah, bongkar pasang ini salah satu mainan kesukaan Biandul. Jadi, saya siapkan satu kotak sendiri untuk menyimpannya, biar gak hilang dan gampang dirapikan.

https://widyasty.com

Tempo hari, saya pernah melihat postingan di Instagram @vijiclinic, yang lagi membahas tentang informasi mainan anak yang bersuara. Eh, kenapa emangnya? Hmm... mainan Biandul juga ada beberapa yang bersuara soalnya. Sebelum saya bahas lebih lanjut, boleh baca-baca isi postingannya di bawah ini:

View this post on Instagram

A post shared by Rumah Generasi Cemerlang (@vijiclinic)


Nahhh nahhh kaaaann...
Udah tahu sedikit kan tentang pengaruh mainan berisik ke anak? Sekarang, coba kita cek lagi yuk, mana mainan yang dibutuhkan anak, dan mana yang ternyata cuma jadi mainan aja tapi gak ada pengaruh apa-apa untuk sensory, motorik, dan perkembangan otak anak. Ets, jangan salah. Memilih mainan untuk anak juga perlu dipikirkan matang-matang.

Bagaimana Sebaiknya Memilih Mainan Anak?

Dalam memilih mainan anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kita, sebagai orangtua, agar mainan yang dimiliki juga bermanfaat untuk perkembangan motorik anak. Jadi, mainan yang dipunya di rumah gak hanya sekadar memenuhi ruangan aja, lalu gak pernah disentuh lagi ketika udah bosan. Nanti jadinya mubazir, kan?

Mainan Biandul pun sebenarnya masih banyak juga yang akhirnya gak terpakai dan disimpan begitu aja di dalam container box. Hadeh, rencananya sih, akan saya eliminasi satu per satu sekalian declutter isi rumah. Tentunya sesuai perjanjian dengan Biandul juga, sebagai pemilik benda. Jadi, kalau suatu hari dia mencari mainannya, kita bisa menjelaskan bahwa mainannya sudah diberikan ke orang lain sesuai izinnya.

Menurut saya pribadi, di antara beberapa mainan anak yang pernah saya beli untuk Biandul, ada beberapa jenis mainan yang aman dan bermanfaat untuk dimainkan oleh anak-anak, tentunya juga sesuai umurnya. Bahkan, beberapa mainan bisa tetap dimainkan dalam jangka waktu yang lama, dan Biandul gak merasa bosan dengan itu.

https://widyasty.com

Mainan Anak yang Sesuai dengan Umurnya

Berikut adalah beberapa rekomendasi mainan anak yang dapat diberikan sesuai umur, dan bersifat unisex (atau dapat dimainkan oleh anak perempuan dan laki-laki). Tenang aja, Moms. Saya juga akan kasih link untuk membelinya juga, lho. Habis baca ini, bisa langsung checkout deh mainan mana yang paling disukai anak, hihi 😅


Umur 1-2 Tahun
  • Berbagai macam puzzle
Puzzle dapat membuat anak berlatih berpikir untuk bisa memasangkan bentuk yang sesuai. Belilah beberapa macam bentuk puzzle balok yang mudah untuk anak. Selain itu, bisa juga untuk mengajarkan anak tentang warna dan bentuk bangun datar, juga problem solving.

Rekomendasi salah satu puzzle balok bisa dibeli di sini.

  • Flash card
Dengan flash card, anak dan Ibu akan memiliki banyak waktu untuk bonding, karena dimainkan bersama-sama. Ada banyak flash card mulai dari nama hewan, warna, huruf, angka, kendaraan, buah-buahan, dan masih banyak lagi.

Rekomendasi salah satu flash card bisa dibeli di sini.

  • Busy box/busy board
Mainan ini dijamin bikin anak jadi sibuk sendiri, dan anteng dalam waktu yang lumayan lamaa. Biasanya, busy board ini terdiri dari berbagai macam benda yang bisa dimainkan anak dalam satu papan/box, seperti bisa dipencet, ditarik, diputar, dan diraba. Mainan ini cocok juga untuk mengenalkan banyak tekstur ke anak, dan melatih motorik halusnya pada otot-otot jari dan tangannya.

https://widyasty.com

Rekomendasi salah satu mainan motorik bisa dibeli di sini.


Umur 2-3 Tahun
  • Drawing Pad
Sebenarnya, untuk mengenalkan anak pada kegiatan menggambar, bisa juga langsung diberikan kertas dan spidol asli. Tapi, mungkin drawing tab juga bisa jadi salah satu opsi lain jika gak mau boros kertas atau untuk dibawa menginap saat traveling supaya lebih ringkas. Biarkan anak eksplorasi coretan tangannya di sini, dan apresiasi jika sudah selesai.

Rekomendasi salah satu drawing pad bisa dibeli di sini.

  • Water Jelly
Siapa yang suka mainan aiiir? Anak-anak mana pernah sih bosan main di air, yakannn. Ets, tapi ada juga loh yang susaaaah banget dibujuk mandi walaupun bawa mainan, kayak Biandul nih. Tapii, kalau mainannya lucu gimana? Pasti gak bisa nolak.

https://widyasty.com

Mainan yang satu ini nih, bisa bikin berbagai bentuk dari cairan jelly yang dimasukkan ke air. Satu box-nya sudah sekaligus dapat cairan jelly, cetakan, dan magic powder. Cobain deh, anak pasti bakal suka banget.

Rekomendasi water jelly bisa dibeli di sini.

  • Wooden tetris
Kalau waktu kecil kita main tetris di game boy, jaman sekarang udah ada banyak game tetris di smart phone. Tapi, daripada kita kasih akses ponsel ke anak, yang malah bikin ketagihan, coba beliin tetris kayu ini deh. Selain anak, kita yang udah dewasa juga bisa mainin. Dan juga, mainan ini dijamin awettt bangettt, bisa dipakai lama dan gak ngebosenin. Apalagi kalau dimainkan ramai-ramai sama keluarga di rumah.

Selain belajar menyusun tetris sampai penuh, anak-anak juga bisa belajar berhitung dan mengkategorikan warna.

Rekomendasi salah satu tetris kayu bisa dibeli di sini.


Umur 3-4 Tahun

  • Magnetic Book
Ada banyak seri dari magnetic book ini. Biandul punya salah satunya yang seri kendaraan, yang terdiri dari kendaraan di udara, darat, dan laut. Di dalamnya, ada kartu berisi gambar kendaraan, dan anak diminta untuk mencari potongan-potongan gambar tersebut dan ditempel agar menjadi satu gambar utuh yang sesuai dengan kartu.

https://widyasty.com

Ajak anak berimajinasi, bahkan meskipun ia ingin membuat bentuk yang gak sesuai dengan di gambar kartu, gapapaa. Bebaskan saja kreasinya.

Rekomendasi magnetic book bisa dibeli di sini.

  • Bricks/Lego
Kalau anak-anak suka dengan mainan bongkar pasang, cocok banget dibeliin bricks block. Ada banyak merek bricks block seperti Lego, Emco, atau Decool, yang bisa dipilih untuk dibeli. Tapi, mainan ini harus penuh pengawasan orangtua karena pemasangannya agak rumit dan ada banyak part yang berukuran sangat kecil.

Kalau kami, awal membeli pasti akan dirakitkan oleh Ayahnya Biandul sampai selesai. Biandul juga akan ikut membantu sedikit-sedikit. Kalau sudah bosan, dirubuhkan lagi lalu biarkan Biandul memasang semua part sendiri sesuai imajinasinya. Kadang, ia cuma bisa bikin jadi mobil kecil aja. Tapi, dia bisa anteng berjam-jam mainan ini sendiri. Meskipun tertulis di box bahwa rekomendasi usia anak adalah 6+ tahun, tapi kalau sudah 4 tahun, anak sudah dianggap paham bahwa mainan ini gak boleh masuk ke mulut supaya gak tertelan. Jadi ditinggal mandi pun aman. Jangan lupa sediakan box khusus menaruh semua bricks supaya gak tercecer dan mudah hilang.

Rekomendasi bricks block bisa dibeli di sini.

  • Memory Game
Mainan ini simple banget tapi bisa bikin anak jadi berlatih mengingat. Kita juga bisa kok ikut main bareng. Apalagi bentuknya juga kecil dan gak berat. Biandul gak pernah bosan diajak main karena gambarnya ada banyak.

https://widyasty.com

Selain diajak main tebak-tebakan, juga bisa diajak berhitung, menyebutkan warna atau gambar apa.

Rekomendasi memory game bisa dibeli di sini.

Masih banyak lagi mainan anak yang pengin banget saya rekomendasikan, tapi kayaknya untuk sekarang segini dulu ya. Oiya, karena usia Biandul juga baru 4 tahun, jadi mainan anak yang bisa saya rekomendasikan juga hanya sampai usia 4 tahun, karena belum eksplor lebih banyak lagi mainan anak di atas lima tahun.

Kesimpulan

Jadi, sudah mulai mau memilah mainan anak di rumah belum nih, Moms? Jangan lupa untuk selalu memikirkan manfaat mainannya untuk anak, supaya anak gak cepat bosan dan minta beli mainan baru terus. Selalu cek secara berkala mainan anak yang sudah rusak, berkarat, atau kotor. Jika mau membuang mainan yang rusak, atau diberikan ke orang lain karena sudah gak dimainkan lagi, jangan lupa izin ke anak juga supaya mereka tahu. Hal ini juga bisa membuat anak lebih percaya kepada orangtuanya karena melakukan komunikasi yang terbuka. Biar bagaimana pun, itu semua adalah barang milik anak.

Baca juga rekomendasi lainnya:
  • Buku Anak: Berbeda itu Tak Apa
  • Tempat Beli Baju Anak yang Bagus dan Murah
Jika membeli mainan yang bersuara, pastikan juga bahwa suaranya gak terlalu keras karena akan berdampak pada banyak aspek perkembangan anak, seperti postingan Instagram @vijiclinic yang telah saya tautkan di atas. Kalau sudah terlanjur punya, ya gak apa-apa. Biandul juga masih ada beberapa mainan berbunyi berisik di rumah, tapi banyak yang baterainya habis dan gak saya isi baru.

Oiya, dari semua rekomendasi yang saya berikan, mana nih yang udah jadi wish list untuk dibeli sama kalian, Moms? Semoga anaknya suka yaaa. Yuk bagikan rekomendasi kalian juga di kolom komentar. Kalau saya tertarik, bisa beliin buat Biandul juga kan nanti 😅
Terima kasih sudah membaca postingan saya. Semoga bermanfaat, dan sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes