Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam sebuah bisnis atau perusahaan, sehingga harus terus selalu melakukan perkembangan dari segi kualitas agar dapat terus bersaing. Pelatihan sumber daya manusia menjadi salah satu langkah yang sering dilakukan oleh berbagai perusahaan agar skill dan ilmu pengetahuan yang dimiliki terus memiliki kemajuan, apalagi zaman sekarang segala akses ilmu pengetahuan dapat sangat mudah didapatkan. Perkembangan teknologi pun sudah serba cepat. Bahkan ibu rumah tangga pun bisa memiliki bisnis rumahan dan meng-upgrade kualitas diri karena adanya banyak pesaing.

Kualitas SDM menjadi faktor utama yang sangat penting, agar bisnis dapat terus berjalan dan memenangkan persaingan antar industri. Contohnya adalah ibu rumah tangga bisa menjalankan bisnis makanan, aksesoris, atau fashion, meskipun semuanya dikerjakan di rumah, mencari waktu luang sendiri di sela-sela kesibukan mengurus anak. Hampir semua orang bisa memiliki bisnis tersebut, tapi yang mampu maju bersaing dan berhasil memenangkan pasar pasti adalah pemilik bisnis yang selalu mengutamakan kualitas sumber daya manusia di dalam bisnis tersebut. Meskipun begitu, untuk dapat menjalankan pelatihan-pelatihan SDM saat ini, salah satu kendala yang terjadi adalah karena keterbatasan penyelenggaraan selama pandemi Covid-19. Segala sesuatu menjadi sangat sulit dijalani.

Baca juga: The Hardest Part of Life - 2020

Apa solusi bagi masalah ini?
Yap, pelatihan online! Dengan segala teknologi yang terus maju dan canggih, kita masih bisa melakukan beberapa kegiatan secara online, seperti contoh lainnya adalah bekerja dan sekolah anak. Pelatihan yang dilakukan secara online masih bisa dilakukan meskipun hanya melalui layar komputer dan dari jarak jauh. Ibu rumah tangga pun bisa memilih berbagai program yang ada supaya bisa mempelajari hal baru, misalnya belajar bahasa asing, menjahit, dan membuat prakarya lain. Kegiatan atau pelatihan online seperti ini bisa disebut juga Learning Management System (LMS).

Apa itu LMS?
Learning Management System adalah salah satu metode pelatihan digital sebagai alternatif pelatihan SDM yang biasanya dilakukan secara langsung dan tatap muka. Salah satu program yang menerapkan LMS sebagai kegiatan pembelajaran dan pelatihan karyawan/pemilik bisnis di Indonesia adalah Ruangkerja by Ruangguru. Ruangkerja memiliki fitur yang dapat menjawab persoalan pebisnis agar karyawannya bisa terus mengembangkan skill yang dibutuhkan industri. Dengan menggunakan teknologi mobile learning, pelatihan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja ketika dibutuhkan.

https://www.ruangkerja.id/

Ruangkerja juga menggunakan sistem learning journey, sehingga karyawan tetap dapat belajar secara terstruktur dan sistematis, dapat melakukannya dengan mudah dan tidak ada bedanya dengan melakukan pelatihan secara langsung. Selain itu, ada juga fitur learning plan untuk memudahkan perusahaan dalam menyusun kelas-kelas pelatihan untuk karyawannya, agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Aplikasi Ruangkerja pun dibuat se-simple mungkin agar siapa saja bisa mengakses dengan mudah dan nyaman selama proses pembelajaran. Jadi, jangan takut gaptek nih, teman-teman.

Hal lain yang menarik dari fitur Ruangkerja ini adalah kolaborasi. Jadi, Ruangkerja dapat membuat forum diskusi, agar sesama karyawan yang sedang melakukan pelatihan dapat berkolaborasi dengan karyawan lainnya, dapat bertanya langsung kepada ahlinya, sehingga tercipta komunikasi dua arah yang dapat membantu selama pelatihan. Jadi gak bosan nih karena cuma nyimak satu arah doang, kalau bingung bisa tanya ke yang lain juga deh. Wah, mantap!

https://www.ruangkerja.id/
Salah satu fitur diskusi dalam aplikasi Ruangkerja

Ada juga fitur leaderboard yang dapat menampilkan peringkat dan nilai selama pelatihan dilakukan. Persaingan ini dapat memacu peserta pelatihan agar bisa semangat belajar sebaik mungkin, sehingga pimpinannya dapat melihat potensi yang dimiliki karyawannya. Setelah pelatihan, seluruh peserta juga akan mendapatkan sertifikat. Jadi, jangan takut percuma meskipun pelatihan hanya dilakukan secara online.

LMS Ruangkerja adalah solusi bagi semua pebisnis/pengusaha, yang dapat membantu meng-upgrade skill sesuai kebutuhan industri, dan dapat bersaing secara maksimal. Peserta pelatihan pun dapat dengan mudah mengakses materi belajar dari mana saja, menggunakan gadget apa saja yang mereka miliki. Dan yang terpenting adalah, Ruangkerja telah dipercaya oleh berbagai perusahaan sebagai mitra pelatihan online, karena fiturnya yang lengkap dan mudah diakses, termasuk bagi para administrator agar dapat me-monitor proses pelatihan sejak awal. Pemimpin pun dapat menentukan bobot nilai atau poin bagi karyawannya yang dapat menyelesaikan pelatihan yang telah ditentukan. Everything is under control! 😅

Berapa sih, harga yang dibutuhkan untuk melakukan pelatihan tersebut?
Ets, tenang saja. Ruangkerja memiliki sistem Cloud-Based, yang mana ini dapat menghemat anggaran perusahaan. Subscription model melalui Ruangkerja akan mampu menghemat milyaran rupiah dibandingkan dengan membangun sistem sendiri. Implementasinya pun hanya butuh dua minggu, lalu sudah bisa langsung go live! Data perusahaan dalam cloud juga dijamin aman karena Ruangkerja dilengkapi dengan SSL Security.

Nah, sekarang, udah gak pusing lagi kan karena urusan pelatihan SDM gini bisa dilakukan secara online selama pandemi belum berakhir, hasilnya pun gak berbeda sama pelatihan secara langsung, malah lebih fleksibel karena bisa dikerjakan kapan saja dan di mana saja. Perusahaan dan karyawannya pun dapat berkembang dan berinovasi demi kemajuan bisnis. LSM Ruangkeja adalah solusinya karena fiturnya yang lengkap dan memudahkan, menghemat biaya dan waktu, serta mempermudah monitoring selama pelatihan dilaksanakan.
“Duh, kok belum mens juga ya, udah telat empat hari.” Tutur saya suatu hari. “Isi lagi kali, ya?” Tanya Ibu mertua.

“Ah, jangan sekarang, dong. Belum siap punya anak kedua.”

“Emang kenapa, gak apa-apa lah tambah satu biar rumah tambah rame.”

Hmm... persoalan tambah anak ini tuh banyak banget yang berbeda pendapat. Ada yang merasa baik-baik aja dengan punya anak banyak, atau justru sebaliknya. Yang masih menunda punya anak kedua, pasti punya alasan rasional tersendiri. Padahal kan membesarkan anak manusia tuh sulit dan tanggung jawabnya dibawa seumur hidup. Gak bisa seperti memelihara anak kucing, yang bisa dipindah adopsi jika kita gak mampu berkomitmen. Belum lagi, pengorbanannya kan banyak dan gak mudah dilalui.

Saya masih ingat banget rasa sakit setelah operasi caesar saat melahirkan Biandul, recovery-nya bisa sebulan penuh, susah gerak, susah mandi, harus berjuang menyusui juga. Belum lagi kebutuhan bayi newborn itu banyak sekali, harus aman secara finansial.

Baca Juga: Cerita Melahirkan Biandra

Yang gak kalah penting adalah harus tetap adil dengan anak pertama, supaya gak ada rasa cemburu dengan anak kedua, dan tentu saja gak menimbulkan konflik. Artinya juga adalah orangtua harus siap secara mental untuk bisa berbagi waktu dan perhatian dengan dua anak.

Itu baru dua anak, lho. Bagaimana yang punya anak tiga, empat, atau bahkan anak kembar? Wah, pengalamannya pasti bakal lebih “seru” alias nano nano rasanya. Saya salut banget sih sama orangtua yang memiliki anak lebih dari satu dan bisa tetap memberikan tanggung jawabnya secara baik, karena saya pribadi merasa belum mampu dan belum siap punya anak kedua. Belum mampu lho ya, bukan gak mau. Masih banyak pikiran yang mengganjal, dan takut dampaknya gak baik jika gak direncanakan dengan suami.

PUNYA ANAK KEDUA ITU PILIHAN


https://widyasty

Bagi saya, anak pertama adalah sebuah keinginan. Siapa sih yang gak mau langsung punya anak setelah menikah? Mungkin hanya segelintir orang saja, alasannya karena masih ada yang ingin dicapai dulu. Mereka cukup paham bahwa ketika punya anak, gak semua hal bisa dilakukan secara bebas, misalnya traveling, mengejar karier, dan hal lainnya. Tapi, sebagian besar lainnya, bagi pasangan suami istri baru sangat mengharapkan kehadiran anak sesegera mungkin.

Bagaimana dengan anak kedua? Punya anak kedua, bagi saya, adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk menjaga jarak minimal dua tahun dengan anak pertama, pilihan menunda dengan jarak yang cukup jauh, atau bahkan pilihan untuk tidak memiliki anak kedua. Semua pilihan bagi saya tergantung kesiapan orangtua tersebut, gak bisa disuruh atau dibujuk oleh orang lain.

Orangtua yang memilih untuk menunda punya anak kedua pasti punya pertimbangan sendiri, dan semua itu adalah hal personal, yang gak bisa dibantah oleh orang lain dengan alasan “gak bersyukur” atau “takut anaknya kesepian karena gak punya saudara kandung”. Pada kenyataannya, banyak juga anak yang gak bisa akur dengan saudara kandungnya sendiri, berapapun jumlahnya.

Saya berharap, ketika Biandul kelak memiliki saudara kandung, saya bisa membentuk bonding mereka dengan kuat sehingga mereka bisa cukup akur hingga mereka dewasa. Saya harus belajar untuk bersikap adil supaya Biandul gak punya rasa cemburu yang berlebihan dengan adiknya, juga bisa memiliki rasa sayang yang utuh, karena ia juga paham bahwa kita semua adalah satu keluarga. Tentu saja ini hanya baru harapan, pada kenyataannya, kita tetap harus siap pada kejutan kehidupan yang kadang gak ideal.

Baca juga: Sudahkah Kita Berdamai dengan Masa Kecil?

Jika hal tersebut belum bisa sanggup saya penuhi, saya rasa rencana memiliki anak kedua hanyalah menjadi rencana jangka panjang, dengan waktu yang gak bisa saya tentukan.

MENENTUKAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK PUNYA ANAK KEDUA


Saat ini, umur Biandul 3 tahun 9 bulan, sudah memiliki jarak usia yang ideal dengan anak kedua. Tapi, pertimbangan saya jauh lebih rumit dari itu. Untungnya, saya satu suara dengan suami untuk hal ini. Jadi, gak ada konflik sendiri jika saya belum siap punya anak kedua.

Kami punya hal lain yang harus kami kejar dulu sebelum memiliki anak kedua. Kami punya banyak hal yang masih mau kami nikmati prosesnya, sebelum akhirnya kami punya anak kedua. Kami masih harus banyak belajar dari kesalahan saat punya anak pertama, untuk bisa lebih baik lagi saat punya anak kedua. Pertimbangan ini membuat kami sangat berhati-hati agar gak punya anak kedua dengan cara yang gak direncanakan, alias “kebobolan” hahaha.

Suami saya merasa, kami sebaiknya punya anak kedua setelah kami berhasil punya rumah pribadi. Saya merasa, saya masih mungkin sanggup punya anak kedua sebelum umur saya menginjak 33-35 tahun. Setelah itu, saya gak yakin masih mau punya anak lagi hehehe. Sebuah alasan yang sangat pribadi, memang.

Jadi, pembahasan tentang perencanaan menambah anak kedua gak pernah terdengar karena kami saling paham bahwa bukan sekarang waktu yang tepat untuk punya anak kedua. Kapan ya, kira-kira? Kami berdua juga gak tahu, jalani dan nikmati dulu saja hidup yang sekarang ini sambil terus belajar menjadi lebih baik dan bersiap akan banyak hal yang mungkin terjadi di masa depan.

https://widyasty.com


PERSIAPAN SEBELUM PUNYA ANAK KEDUA

Secara umum, persiapan sebelum punya anak kedua yang paling penting dan utama adalah seputar mental dan finansial. Siapkah menjadi ibu baru yang jam tidurnya akan terganggu lagi karena mengurus bayi newborn? Bagi beberapa ibu, hal tersebut cukup berat dan dapat menimbulkan baby blues.

Siapkah ayah bekerja lebih giat agar kebutuhan kedua anaknya dapat terpenuhi dengan baik? Karena gak hanya anak kedua yang kebutuhannya harus terpenuhi, tapi juga kakaknya yang mungkin sudah memasuki usia sekolah.

Jangan lupa dengan biaya lahiran, tabungan anak, dana darurat, dan kondisi tempat tinggal. Semua harus direncanakan sematang mungkin sebelum punya anak kedua. Bahkan, semua hal yang masih dalam jangka panjang pun akan berubah dampaknya jika kita gak mengantisipasi sejak masa perencanaan.

Ingat bahwa sejak awal saya bilang bahwa punya anak itu tanggung jawabnya seumur hidup. Kita gak bisa menyesal karena gak sanggup lalu gak jadi punya anak. Sekali kita melahirkan anak, kita juga lahir sebagai orang baru, tanggung jawab baru, dan peran yang baru, jadi, rencanakanlah sematang mungkin tentang jumlah anak, jarak usia, dan pola asuhnya.

Mungkin dua atau tiga tahun lagi saya mulai berubah pikiran untuk siap punya anak kedua, atau bahkan sebaliknya. Gak ada yang tahu, sih. Termasuk saya sendiri sebagai pemeran utamanya yang akan menjalani proses kehamilan dan kelahiran. Tapi, kalau untuk saat ini, pertimbangan saya untuk menunda punya anak kedua masih cukup banyak. Masih ada beberapa cita-cita utama yang sedang saya dan suami usahakan dan prioritaskan selain memiliki anak kedua. Semoga semuanya lancar. Aamiin.

Semoga kalian semua yang membaca ini pun diberi kelancaran untuk segala keinginan dan prosesnya, baik yang sedang program hamil, menunda kehamilan, memiliki tempat tinggal yang nyaman, karier yang berkembang, atau harapan-harapan indah lainnya 😊

Meskipun sampai saat ini kita masih berada di masa genting karena pandemi, kita tetap harus yakin dengan semua harapan baik yang kita miliki. Akan ada saatnya kita bisa bersinar lagi, dan semua kembali ke kehidupan normal. Semangat yuk!
Apa sih kegiatan me-time kamu yang bisa bikin refresh lagi dari segala kepenatan rutinitas? Kalau saya bakal jawab MANDI! Saya tuh suka banget sama proses mandi, sampai gak mau buru-buru selesai kalau belum lengkap semua steps-nya. Selesai mandi, badan rasanya segaar banget, capeknya hilang, apalagi kalau mandi malam biasanya tidurnya nyenyak.

Ada dua momen di mana saya kehilangan rasa enjoy waktu saya mandi, yaitu ketika saya baru lahiran caesar, dan ketika kemarin suami saya dinyatakan positif Covid-19. Rasanya stres dan drop banget, sampai gak mood ngapa-ngapain. Bahkan saat mandi pun membawa banyak pikiran dan gak bisa hilangin bad mood-nya.

Baca cerita saya di sini: Merawat Suami Positif Covid-19 dan Isoman di Rumah

Momen pertama adalah ketika saya awal melahirkan empat tahun yang lalu, saya harus operasi caesar karena tidak memungkinkan untuk melahirkan secara pervaginam. Tahu sendiri kan ya, luka operasi itu lama banget pulihnya. Gerak tubuh pun terbatas. Belum lagi harus berusaha untuk kasih ASI ke anak. Rasanya tuh kuwalahan banget waktu itu.

Waktu mandi saya pun sangat terbatas. Karena gak bisa gerak banyak juga, jadi saya cuma mandi sebisanya aja. Semua dilakukan secara hati-hati tapi buru-buru juga. Takut anak keburu bangun minta nyusu, Bun. Mana ada waktu buat nikmatin mandi ya? Hahaha

Baca tentang proses kelahiran anak saya: Delivery Day: Welcome, Biandra!

Momen kedua adalah ketika kemarin suami positif Covid-19 bulan lalu. Gak cuma suami, tapi dua adik ipar saya pun terpapar, dan mereka isoman di rumah. Untungnya, kami udah punya ruangan masing-masing dengan kamar mandi terpisah, sehingga anggota keluarga yang negatif tetap bisa aman. Saya sempat ikut stres dan shock. Tiap jam khawatirin suami butuh apa lagi, harus dibuatin apa lagi, disiapin apa lagi.

Mau mandi aja rasanya malaaas banget. Tapi, wajib mandi sih. Apalagi kalau habis bersihin ruangan isoman suami, saya langsung buka semua baju dan lari ke kamar mandi sebelum menyapa anak. Saat mandi tuh pikiran saya cuma mau cepat selesai aja. Habis mandi pun pikiran tetap gak bisa refresh.


PENTINGNYA ME-TIME UNTUK STRESS RELEASE


Setelah dua minggu dan suami sudah negatif, saya baru bisa lega dan mulai menata kembali kehidupan yang normal seperti biasanya. Saya mulai mengembalikan mood untuk melakukan hal-hal menyenangkan yang kemarin hilang lumayan lama.

Dimulai dari membersihkan rumah, major deep cleaning! Namanya juga habis ada virus ya di sekitaran rumah, setelah selesai isoman kami harus pastikan kalau semua ruangan aman dan bersih. Setelah itu, saya merasa harus memanjakan diri sesegera mungkin. Self reward, kata orang-orang sih ðŸ¤£

Saya membeli parfum, membeli skincare, gak lupa juga dong membeli perlengkapan mandi yang baru, karena mau cobain wewangian yang belum pernah saya coba sebelumnya.



STEP BY STEP RUTINITAS MANDI SEBAGAI ME-TIME


Inilah step by step yang saya lakukan saat mandi dan merawat anggota tubuh.

HAIR CARE

Shampoo saya masih sama seperti biasanya, untuk rambut rusak dan rontok. Saya mengganti pemakaian conditioner dengan creambath, diakhiri dengan memakai vitamin rambut dan hair tonic yang digunakan setelah selesai mandi dan rambut masih setengah kering/basah.

BODY CARE

Body scrub: saya memilih Scarlett Whitening Body Scrub varian Romansa, karena sering lihat orang pakai ini dan katanya wanginya enak. Benar aja, dong! Wanginya lembuuut banget. Scrub-nya juga gak terlalu kasar dan bikin sakit di kulit, tapi tetap bisa membersihkan kulit badan secara menyeluruh.


Saya gak pakai scrub setiap hari, palingan seminggu 2-3x aja, jadi scrub ini yang paling awet, apalagi isinya juga terbilang banyak. Kekurangannya adalah ketika dibilas dengan air rasanya kulit masih sangat licin, jadi harus dibilas berkali-kali.

Shower scrub: ini juga pertama kali saya cobain Scarlett Whitening Shower Scrub, saya pilih varian Pomegrante. Again, karena sering ngelihat orang-orang pakai ini sih, hahaha. Wanginya enak, awet banget di badan bahkan setelah mandi pun kulit saya masih wangiii. Ada bulir-bulir scrub halus yang kelihatan, ditambah warnanya pink keunguan gitu lucu sih menurutku.


Kekurangan dari shower scrub ini adalah harus pakai bath sponge agar busanya banyak. Kalau gak, jadi gak ada busanya sama sekali. Kebetulan saya orangnya suka banget nih mandi dengan sabun yang berbusa banyak. Jadi, saya selalu pakai bath sponge dan pemakaiannya jadi awet banget, udah pakai dua minggu tapi baru berkurang sedikit.

Body lotion: nahhh inii yang wanginya paling jadi favorittt! Scarlett Whitening Body Lotion varian Freshy! Teksturnya creamy banget, gak kayak lotion lain yang sebelumnya pernah saya pakai, karena biasanya teksturnya agak encer dan licin, jadi susah merata dan menyerapnya. Kalau body lotion dari Scarlett Whitening ini meresapnya juga cepat banget di kulit.


Satu lagi yang menarik perhatian saya adalah botolnya dijamin safety karena ada segel lock-unlock di leher pump-nya. Aman banget buat yang punya anak kecil, gak akan bisa asal pencet dan tumpah kalau dimainin ðŸ¥°

Setelah dua minggu pemakaian, rasanya kulit lebih halus dan cerah. Wanginya enak bangett. Katanya, wanginya sih mirip parfum Jo Malone English Pear & Freesia Eau de Cologne. Bener gak sih? Saya belum pernah cobain parfumnya sih, hehe.



Kekurangannya adalah kelembapan lotion ini tuh gak terlalu tahan lama. Jadi, kalau udah ngerasa kulit mulai kering lagi, harus re-apply. Kemarin aku coba 2-3 jam aja bagian tangan udah agak kering lagi. Tapi, kehalusan dan wanginya, beuh, awet dan tahan lama.

Jadi penasaran, wangi varian lainnya tuh kayak gimana ya? Udah ada yang pernah cobain varian selain Freshy belum? Ayo bocorin ke saya dong.

Oiya, seluruh produk Scarlett Whitening ini mengandung Niacinamide, Kojic Acid, Glutathione, dan Vitamin E, terbukti banget bisa mencerahkan dan melembabkan kulit saya. Produknya juga udah terdaftar di BPOM, dan yang paling penting sih NO ANIMAL TESTING. Good job!

Untuk yang mau cobain beli produk Scarlett Whitening, bisa beli di official store Scarlett Whitening, dengan harga Rp75,000/produk, atau kamu bisa dapatkan harga khusus Rp300,000 untuk paket hemat dan dapat 5 produk, plus dapat exclusive box dan ada free gift juga di dalamnya! Info lainnya boleh intip aja ya di Instagram-nya @scarlett_whitening :)

Lanjut ke step berikutnya, yuk.

FACE CARE

Facial wash favorit saya sih yang bentuknya gel cleanser gitu. Kebalikan dari bodycare, saya gak terlalu suka pakai facial scrub, karena kulit wajah saya gampang memerah kalau teksturnya kasar.

Saya lebih suka exfoliate pakai exfo toner aja setelah cuci muka. Selanjutnya, pakai basic skincare deh, terdiri dari hydrating toner, serum/essence, day cream, face oil, dan eye cream (untuk malam hari).

Begitulah cara saya me-time dan refreshing dari kelelahan. Se-simple mandi aja udah bikin seneng lagi, hihi. Habis mandi, main sama anak atau pacaran sama suami deh! Suami saya bilang, kalau saya habis mandi, ruangan kamar langsung wangi banget!

Kalau kamu sendiri gimana cara me time-nya? Ceritain dong yuk!


Sudah agak lama saya follow akun Instagram Annisa Steviani, seorang parenting blogger yang juga kadang bahas masalah marriage, financial plan, doodling, drakor, investasi, ya banyak sih yang dia bahas, dan tentunya, dia adalah penulis buku anak yang berjudul Berbeda itu Tak Apa. Kayak gak ada habisnya gitu setiap hari adaaa aja yang diceritain di Story-nya hahaha.

Beberapa hal relate banget dan seringnya saya setuju sama pendapatnya. Kalau ada pembahasan yang berbeda pemikiran dengan saya, ya gak apa-apa. Itulah yang dinamakan menghargai perbedaan. Kita gak bisa asal nge-judge orang yang memiliki perbedaan pendapat dengan kita, karena tentunya benar dan salah akan tetap bergantung pada perspektif masing-masing.

Selama ini, yang saya amati, Mbak Annisa kalau berbagi pendapat ya pasti sesuai dengan pengalamannya. Tentu kita bisa skip kalau gak sesuai dengan pengalaman atau kondisi kita. Pintar-pintar saja menyaring informasi, apalagi banyak banget kan influencer di media sosial yang membagikan pendapat mereka, dan belum tentu mereka selalu benar dan harus kita ikuti.


TENTANG SEBUAH PERBEDAAN



Sama seperti perbedaan pendapat, manusia di dunia ini juga dilahirkan dengan banyak perbedaan lainnya; mulai dari perbedaan agama, fisik, bahkan bahasa. Perbedaan ini sebetulnya bukan sebuah hal yang salah, tapi, masih banyak orang yang memberikan batasan standar bagi suatu hal, seperti misalnya perempuan yang cantik hanyalah yang bertubuh langsing dan berkulit terang, atau siswa yang pintar hanyalah yang selalu menempati peringkat teratas di kelas. Padahal gak selalu juga.y

Bagi sebagian orang yang mengalami disabilitas juga gak jarang mendapat perlakuan yang berbeda dari orang-orang yang memiliki fisik sempurna. Padahal, orang-orang dengan disabilitas juga mampu berteman dengan baik, memiliki hak yang sama dengan orang lain, juga bisa berprestasi meskipun memiliki keterbatasan.

Di berbagai media juga sering diberitakan bahwa banyak sekali rumah ibadah yang dihancurkan atau gak mendapat izin bangunan, padahal katanya Indonesia memiliki beragam agama. Kita memiliki agama yang berbeda, tapi kita masih tetap bisa berteman dan menghargai perbedaan. Kita masih sama-sama manusia yang bisa berbuat baik satu sama lain, apapun agamanya.

Pemahaman tentang perbedaan dan belajar menghargai perbedaan ini harus dibentuk sejak dini, agar anak-anak dapat terbiasa dengan segala perbedaan. Anak-anak sebaiknya dibentuk untuk dapat menghargai perbedaan, agar gak punya mental pem-bully atau ter-bully.

Baca juga: Menanam Nilai Kebaikan

Belajar menghargai perbedaan adalah salah satu hal penting yang bisa kita ajarkan dengan banyak cara yang menarik, agar dapat lebih mudah terserap oleh anak, seperti misalnya menonton film dari berbagai negara dengan ciri fisik yang berbeda, atau membacakan buku dongeng yang mengajarkan anak tentang perbedaan.


MENGAPA KITA BERBEDA?


Pertanyaan ini mungkin akan sering dilontarkan anak-anak, ketika kita mengenalkan pada mereka bahwa manusia itu memiliki banyak perbedaan, dan itu semua tak apa. Kalau Biandul bertanya ke saya, mungkin akan saya jawab, "karena semua manusia memiliki ciri khas yang harus dapat dibedakan satu sama lain, seperti misalnya perempuan berbeda dengan laki-laki, anak-anak berbeda dengan orang dewasa, dan itu semua menandakan identitas diri."

Yap, itu alasan yang paling masuk akal dan mudah dicerna oleh anak-anak. Lihat saja semua wajah teman-teman di sekitar rumah, semuanya pasti berbeda sehingga kita bisa mengenal mereka dengan identitasnya masing-masing. Kalau semua orang sama, gimana caranya saya tahu kalau dia adalah anak saya atau anak tetangga? Karena ciri khas anak saya akan berbeda dengan anak tetangga, mulai dari tinggi badannya, warna kulitnya, bentuk rambutnya, dan lain-lain.

Penjelasan tentang perbedaan harus diajarkan perlahan sesuai dengan kemampuan anak mencerna. Kebetulan, Biandul baru berumur 3 tahun 9 bulan. Mungkin, seusia dia baru paham tentang perbedaan fisik, usia, dan bahasa. Seiring dengan pertambahan usia, mereka akan paham tentang perbedaan lainnya, seperti; perbedaan agama, budaya lokal dan internasional, serta ras yang ada di seluruh dunia.

Baca juga: Berkomunikasi dengan Anak Menggunakan Bahasa Inggris


MENGAJARKAN ANAK TENTANG BERBEDA ITU TAK APA


Jika anak sudah mengerti bahwa kita semua berbeda, maka saatnya kita menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai perbedaan, karena berbeda itu tak apa. Gak ada yang salah dengan perbedaan yang kita miliki, dan kita semua tetap bisa bersahabat. Ada banyak cara untuk mengajarkan anak tentang hal ini, misalnya salah satunya adalah dengan membacakan dongeng atau buku cerita tentang perbedaan.

https://widyasty.com
Salah satu buku anak yang berjudul Berbeda itu Tak Apa

Membacakan cerita atau dongeng juga pasti harus punya trik tertentu agar anak tertarik dan mudah mengerti. Mengutip dari sumber JENDELA Pendidikan dan Kebudayaan, cara membacakan dongeng kepada anak bisa dengan cara berikut:

  1. Menentukan tema yang sesuai, misalnya kisah persahabatan binatang yang berbeda. Meskipun mereka berasal dari jenis binatang yang berbeda, tapi mereka tetap bisa bersahabat.
  2. Membangun suasana bercerita, ibu harus memiliki semangat yang tinggi dalam bercerita sehingga anak akan excited saat mendengarkannya.
  3. Menceritakan dongeng dengan ekspresi wajah yang menarik, hampir mirip dengan poin 2, bahwa semakin kita lebay dalam membawakan cerita itu, semakin anak tertarik dan mudah mencerna apa yang sedang kita coba ajarkan.
  4. Mengajak anak mengambil kesimpulan. Jadi, anak juga diberikan kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan isi pikirannya. Komunikasi dua arah dapat membuat anak merasa dihargai dan senang diajak berdiskusi.

Apa Ibu-Ibu punya saran menarik lainnya untuk di-share? Boleh banget loh menambahkan di komentar, supaya saya punya banyak ide lain juga untuk diterapkan 😊


REVIEW BUKU "BERBEDA ITU TAK APA" OLEH ANNISA STEVIANI


https://instagram.com/_widyasty

Salah satu buku cerita yang akhirnya saya beli dan bacakan untuk Biandul adalah buku Mbak Annisa Steviani yang berjudul "Berbeda itu Tak Apa", karena di dalamnya ia banyak mencontohkan tentang perbedaan. Waktu itu, seingat saya, anaknya yang bernama Xylo akan berulang tahun, dan Mbak Annisa ini berinisiatif menerbitkan buku sebagai souvenir ultah anaknya, yang akhirnya diperjualbelikan sekaligus disumbangkan. Saya termasuk salah satu yang ikut pre-order, entah berapa bulan lupa banget, akhirnya jadi juga dan saya terima bukunya.

Selain mengajarkan bahwa berbeda itu tak apa, ada satu halaman di dalam buku ini yang menyebutkan profil beberapa orang sukses dan berhasil meskipun memiliki keterbatasan karena kondisi fisik yang mengalami disabilitas. Mbak Annisa mencoba menyemangati kita semua, bahwa kita bisa menjadi sukses dan meraih impian kita, apapun itu, meski secara fisik kita memiliki banyak perbedaan. Again, berbeda itu tak apa.

https://www.widyasty.com/2021/07/berbeda-itu-tak-apa.html?m=1
Salah satu isi buku Berbeda itu Tak Apa

Mbak Annisa selalu menekankan bahwa berbeda itu tak apa, dan kita semua beragam, sehingga kita gak perlu jadi seragam. Sebuah pesan yang mungkin dapat membentuk mindset untuk anak-anak, bahwa mereka semua tetap bisa hidup berdampingan meski memiliki banyak perbedaan.

Tokoh utama dalam buku ini, tentu saja anak tunggalnya yang berusia lima tahun (saat buku ini diterbitkan), yang bernama Xylo. Di dalam buku ini, Xylo seakan memperkenalkan beberapa temannya yang memiliki banyak perbedaan, seperti bentuk fisik, negara asal, bahasa, agama, dan lain-lain.

Ini Xylo, ada di halaman utama buku Berbeda itu Tak Apa!

Alasan lain yang membuat saya ingin membeli buku ini adalah karena tujuannya membuat buku ini bukan untuk mendapatkan profit, tetapi juga ingin berdonasi. Seperti memberikan secuil ide yang berdampak besar, bahwa souvenir ultah anak juga bisa dikemas sespesial ini dan bisa berguna untuk orang lain. Selain memberikan ilmu dan mindset bahwa berbeda itu tak apa, kita juga ikut berdonasi untuk teman kita yang membutuhkan. Hmm, ultah Biandul yang ke-4 nanti kita bikin apa dong? Langsung kepikiran 🤣🙈

Buku ini berisi 34 halaman, dikemas dengan visual super lucu banget oleh David Thio yang memanjakan mata, dan ada satu hal seru lainnya: ada bonus board game ular tangga! Anak-anak harus kenal dengan mainan tradisional ini, nih! Biar gak cuma ngerti main game di ponsel doang. Biandul sampai sekarang masih sering ngajak main ular tangga ini, lho! Seneng banget dia, bisa seru sendiri kalau udah main ini sama saya.

Bonus permainan ular tangga

Kekurangan dari buku ini hampir gak ada sih. Cover-nya jelas aman banget dan gak gampang rusak atau sobek, kertasnya tebal, warna dan gambarnya gemas, tapi karena dadu untuk main ular tangganya dari kertas, jadi gampang rusak kalau dimaininnya sering banget. Punya Biandul udah lecek dan gak tau berapa kali dilem ulang nih hahaha. Kayaknya akan beli dadu yang berbahan keras beneran aja deh sama sekalian kocokannya biar gak gampang rusak. Selain dadu, ada versi kartunya juga sebagai kocokan urutan main, tapi saya gak paham gimana caranya jadi kartunya gak digunting dan digunain.

Saya jadi kepikiran untuk review lebih banyak buku anak lagi yang saya punya untuk Biandul. Kapan-kapan saya share satu per satu yaaa. Dari Biandu bayi banget memang saya sukanya belanjain dia buku, biar dia suka baca dan karena gemas sendiri sih sama buku-buku bayi. Bentuk dan gambarnya ituloooh, lucu semuaaa. Waktu ngeborong buku di BBW aja bahkan yang saya beli sebagian besar itu buku bayi hahaha.

Kalau ada yang mau beli buku ini, sepertinya masih dijual di website penerbitnya, Little Quokka. Kalian bisa intip info lebih lengkapnya aja di Instagram Mbak Annisa: @annisast, dan DM langsung untuk tanya-tanya ke yang bersangkutan, ya.





BERBEDA ITU TAK APA
KITA BERAGAM, TAK PERLU JADI SERAGAM

"Sebuah buku tentang keberagaman karena perbedaan harus diajarkan."


Penulis: Annisa Steviani
Editor: Lilih S. Hilaliah
Ilustrator: David Thio
Penerbit: Little Quokka (Copyright 2021)
Isi: 34 halaman
Ukuran: 21.5 x 21.5cm
Harga: Rp144,000

BONUS
Board game “Ular Tangga Tenggang Rasa”
Bahan: Ivory 230gr
Ukuran: 42x42cm
Termasuk pilihan dadu atau kartu untuk bermain.
Berbicara tentang peringatan hari Anak Nasional, saya jadi ingat sesuatu. Waktu saya berumur 3.5 tahun, saya diasuh oleh bude dan berpisah tempat tinggal dengan orangtua; ibu bekerja di Jakarta Pusat, bapak bekerja di Brunei Darussalam, sedangkan saya menetap di Jakarta Selatan. Perbedaan lokasi ini membuat kami terasa sangat jauh dalam hal family bonding.

Ibu saya hanya datang dan menginap di rumah bude setiap Sabtu malam, libur di hari Minggu saja, dan berangkat bekerja kembali di hari Senin hingga Sabtu. Begitu seterusnya. Bapak saya hanya pulang ke Indonesia dua kali setahun, dan menetap selama dua minggu saja di rumah.

Ketika saya beranjak remaja, saya pindah dari rumah bude dan ibu memutuskan untuk mengontrak di dekat rumah bude, tapi ibu masih tetap bekerja, sehingga saya di rumah sendirian dari siang sepulang sekolah hingga malam. Saya akhirnya sering mengundang teman-teman untuk bermain di rumah saya agar gak merasa kesepian. Bapak sering mengirim surat dan foto-foto selama Beliau di Brunei. Setiap saya berulang tahun, Bapak selalu mengirim hadiah bagus; PlayStation, sepatu roda, remote control, boneka yang besaaaar sekali, tapi kehadirannya tetap terasa asing karena hubungan jarak jauh.

Pola asuh bude saya mungkin juga banyak mempengaruhi kehidupan dan cara pandang saya hingga dewasa. Belum lagi, ada banyak peristiwa yang gak bisa saya lupakan hingga sekarang, dan mungkin ini yang sering disebut orang-orang sebagai inner child yang terluka. Kehidupan masa lalu saya kerap menjadi beban dan dendam yang secara gak sadar saya bawa hingga dewasa, dan mempengaruhi kehidupan saya di masa depan.

Hubungan sosial saat saya dewasa pun jadi banyak kendala, apalagi sejak ibu dan bapak saya resmi berpisah dan mengakhiri kehidupan rumah tangga mereka. Banyak kejadian yang cukup membuat masa kecil saya mengalami trauma. Saya mungkin adalah salah satu anak yang gak bahagia.

Baca juga: Masalah Pernikahan yang Paling Sering Dikeluhkan


INNER CHILD YANG TERLUKA


Saya sendiri belum pernah menjalani konsultasi dengan psikolog/psikiater terkait permasalahan saya, tetapi saya cukup menyadarinya, bahwa saya memiliki sedikit masalah dalam bersosialisasi, karena sering menyimak informasi mengenai self-healing dan inner child dari beberapa tokoh psikolog yang membagikan kontennya di sosial media atas dasar edukasi. Salah satunya adalah konten dari Mbak Anastasia. Beliau berkata bahwa proses mencintai dan menerima diri sendiri itu butuh latihan yang harus dijalankan terus-menerus.

View this post on Instagram

A post shared by Anastasia Satriyo M.Psi., Psi (@anassatriyo)



Dari Mbak Anastasia pula saya tahu video di YouTube yang berjudul 'I Had a Dog, His Name is Depression' yang di-upload oleh WHO, sebagai edukasi bahwa kita bisa terus berusaha dan berjuang melawan depresi di dalam kepala kita. Inner child yang terluka mungkin terbentuk di semua masa lalu orang, tapi hanya segelintir orang yang bisa lepas dari beban itu, memaafkan diri sendiri, dan menerima bentuk dirinya di hari ini.


Sembuh dari inner child yang terluka mungkin sulit, dan bahkan saya belum sampai juga pada tahap itu. Tapi, saya pernah dengar dari ucapan seorang Blogger dan Influencer, Alodita, dari Instagram Story-nya, bahwa kita gak bisa berharap pasangan kita dapat menyembuhkan inner child kita yang terluka, karena itu adalah hal yang personal, semua itu adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan orang lain.

Masa lalu yang belum sembuh ini mungkin tanpa sadar selalu dibawa hingga kita dewasa, menikah, dan memiliki anak. Kemudian proses membesarkan dan mendidik anak juga akan terhambat, atau bermasalah, lalu anak juga akan merasakan masa kecil yang gak bahagia. Ia akan membawa memori ini hingga ia besar, dan ini semua akan selalu berulang tanpa ujung seperti lingkaran setan.


MEMBENTUK KARAKTER ANAK YANG SEHAT SECARA MENTAL


Ketika kita menjadi anak, kita akan selalu merasa bahwa segala sesuatu yang orangtua lakukan adalah salah, menghambat, dan banyak aturan. Ketika kita menjadi orangtua, kita akan selalu merasa paling tahu apa yang seharusnya anak lakukan, demi kebaikan mereka. Padahal, anak hanya butuh bahagia, butuh keluarga yang hadir secara fisik dan mental, agar anak merasa selalu 'fully content' dalam keluarga intinya. Maka, perkembangan anak pun akan berjalan dengan baik.

Anak yang bahagia adalah anak yang akan selalu merasa bahwa rumah dan keluarga menjadi hal yang paling penting dalam hidupnya, sehingga apapun nilai dan karakter yang dibentuk oleh orangtuanya dapat terserap dengan baik. Maka, kita sebagai orangtua, harus lebih dulu berdamai dengan diri kita di masa lalu. Saat semua hal sewaktu kecil tidak bisa kita rasakan secara penuh dan lengkap, maka berikan dan dukung sepenuhnya untuk anak, bukan justru menuntut anak menjadi lebih baik daripada orangtuanya di masa lalu.

Kita pasti sering dengar, kan, kasus anak yang dipaksa sekolah dan bekerja oleh orangtuanya di bidang tertentu, karena dulu orangtuanya gak kesampaian? Padahal, kalau kita mau tanya ke anak dulu, apakah ia juga setuju dengan keputusannya? Apakah ia keberatan dengan hal itu? Apakah ia juga suka dengan bidang itu?

Anak tetap punya hak menentukan pilihannya, meskipun orangtua merasa pilihannya adalah yang terbaik, tapi belum tentu itu semua sama di mata anak. Menjaga kesehatan mental anak sejak dini adalah sesuatu yang sangat penting, yang harus menjadi agenda utama semua orangtua.


MEMPERINGATI HARI ANAK NASIONAL


https://widyasty.com

Hari ini, tanggal 23 Juli 2021, bertepatan dengan hari Anak Nasional, yang sudah setiap tahun kita peringati. Dengan adanya hari Anak Nasional, kita semua juga berharap bahwa anak-anak memiliki perkembangan yang baik dan sehat, serta mendapatkan hak yang sudah seharusnya mereka dapatkan, sesuai dengan Konvensi Hak Anak PBB. Konvensi ini dibuat agar tiap anak dijamin oleh negara untuk tumbuh sehat, bersekolah, dilindungi, dan mendapat perlakuan yang adil.

Apa hubungannya dengan orangtua yang harus berdamai dengan masa kecil?
Orangtua yang sudah dapat menerima dirinya sebagai versi terbaik hari ini, adalah orangtua yang telah berdamai dengan masa lalu, menyembuhkan luka, dan membuang beban yang selama ini dipikulnya, untuk dapat membesarkan dan mendidik anak dengan cara yang sangat baik, sehingga anak bisa tumbuh sehat secara fisik dan mental. Dengan begitu, anak gak akan punya trauma atau luka masa kecil yang ia bawa hingga ia dewasa kelak.

Di hari Anak Nasional ini, mari kita berkesadaran lagi bahwa kita dapat menghabiskan waktu bersama anak dengan penuh cinta. Mereka harus memiliki kenangan masa kecil yang bahagia bersama orangtua dan keluarganya. Di hari Anak Nasional ini, mari kita apresiasi kehadiran anak dengan memberikannya kebutuhan dan rasa aman saat bersama keluarganya.


SEJARAH HARI ANAK NASIONAL


Penggagas utama adanya hari Anak Nasional adalah Kongres Wanita Indonesia (KONGWANI) pada tahun 1951. Setelah melalui berbagai sidang dan perubahan tanggal, maka akhirnya sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 44/1984, ditetapkanlah hari Anak Nasional di tanggal 23 Juli, sedangkan hari Anak Internasional jatuh pada tanggal 1 Juni.

Mengapa memilih 23 Juli?
Pemilihan tanggal ini juga bertepatan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979. Hingga saat ini, peringatan hari Anak Nasional selalu menyelenggarakan berbagai aktivitas dari tingkat pusat hingga daerah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara ramah anak.


IDE MENGHABISKAN HARI ANAK NASIONAL BERSAMA KELUARGA SAAT PANDEMI


Saat pandemi, anak-anak menjadi kehilangan kebebasan untuk bermain di luar. Kegiatan sekolah pun terbatas hanya dengan cara online saja, karena kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Meskipun begitu, masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama anak di rumah saat hari Anak Nasional.

Tunjukkan ke anak-anak, bahwa ini adalah hari spesial yang ditujukan khusus untuk mereka! Pasti mereka akan excited banget dan merasa dianggap penting oleh orangtuanya.

Nah, saya punya beberapa ide menarik untuk diterapkan di rumah nih! Mau tahu? Yuk baca list di bawah ini:

  1. Memasak camilan kesukaan bersama: popcorn, sandwich, keripik, atau dessert semacam pudding, mug cake, dan bolu.
  2. Menonton film dengan tema keluarga sambil makan camilan buatan sendiri.
  3. Membeli board game yang bisa dimainkan dengan 3-4 orang: ular tangga, uno, monopoli. Ini bisa jadi media nostalgia juga buat orangtuanya, lho!
  4. Lomba menggambar di kanvas, lalu hasilnya dipajang di dinding kamar.
  5. Unjuk kebolehan sesuai dengan minat masing-masing, misalnya: Ibu menyanyi, anak menari, Ayah sulap. Lalu kita bisa saling mengapresiasi keahlian tersebut.
  6. Pasang tenda di halaman depan rumah malam hari, ngobrol bareng tanpa gadget, serasa camping di atas gunung hihi.
Punya ide lain? Yuk share di komentar, hari ini kalian sekeluarga ada rencana atau kegiatan apa aja nih?




Source:
  • https://www.unicef.org/indonesia/id/konvensi-hak-anak-versi-anak-anak
  • https://tirto.id/sejarah-hari-anak-nasional-alasan-diperingati-setiap-23-juli-eeSs
  • https://youtu.be/XiCrniLQGYc

Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes