Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Hadeh, fase ini susah banget dilewatinnyaaaa, paling lama dan paling butuh banyak ekstra kesabarannn!

Eh, wah, hallooo! Maaf banget pembuka catatan kali ini jadi terdengar seperti keluhan, huhu. Walaupun sebenarnya memang seberat itu bagi saya, tapi banyak loh ibu-ibu lain yang bisa lebih mudah dan cepat melewati fase ini. Yaa, beda anak, beda cara didik, beda juga kebutuhan dan kemampuan dalam menjalani berbagai fase pertumbuhan anak. Gapapaaa, namanya juga anak-anak, mereka sangat unpredictable wkwk 🤣 Biandul bisa jadi pintar dalam satu hal, tapi sangat sulit di hal lain. Begitu pula di anak lainnya, jadi meski sering dibanding-bandingin sama orang, yauda lah diemin aja soalnya capek dengerinnya hehe. Anak kita adalah apa yang kita bentuk, bukan apa kata orang lain 😉

Sooo, let's start talking about how I teach my kid to do toilet training. Artinya adalah anak kita udah saatnya dipercaya untuk lepas popok, belajar pipis dan pup di toilet/kamar mandi, dan tidak mengompol. Ets, tiga hal ini juga jadi urutan untuk saya terapkan ke Biandul. Yaps, bertahap ya, Mams! Biar gak capek dan pusyiiing wkwk. Soalnya gak mungkin juga kan kita ajarin ke anak hal yang harus buru-buru ia kuasai tanpa pernah tahu bagaimana prosesnya supaya bisa berhasil sampai tujuan. Jadi, anak harus tahu dulu bedanya pakai popok dan hanya celana dalam. Harus tahu rasanya mengompol dan air pipisnya membasahi seluruh kaki dan lantai rumah. Harus tahu bahwa air pipis itu bau, kotor, dan harus segera dibersihkan. Harus tahu bahwa tempat untuk pipis dan pup adalah di toilet/kamar mandi, bukan di kasur atau bagian rumah lainnya. Harus tahu bahwa mengompol itu akan membuat kasur menjadi basah dan bau. Satu fase ini saja butuh banyak pelajaran yang harus dikuasai sama anak, jadi jangan terlalu nge-push anak untuk buru-buru bisa ya. Perlahan selalu kasih pemahaman, sabar, sabar, dan sabar. Hufff. Refill sabar tuh di mana sih yaaa, pengen boroooong aja rasanya 😌




BELAJAR LEPAS POSPAK

Dimulai saat Biandul hampir menginjak dua tahun, saya berencana untuk memulai toilet training lebih dulu sebelum menyapih. Saya pikir perjalanannya hanya akan membutuhkan waktu beberapa bulan. Jadilah saya mulai mengajari Biandul untuk tidak pakai popok lagi. Nah, hal pertama yang saya ajarkan ke Biandul adalah lepas pospak. Tapi, bukan berarti langsung lepas nih. Saya beralih dulu pakai clodi, tapi ternyata gak nyaman karena terlalu tebal pas dipakai di anak, terus karena bahannya tebal banget kan jadi susah kering waktu dijemur, jadi masih selang-seling pakai pospak lagi deh. Waktu itu, saya juga lagi berusaha untuk kurangin sampah pospak, ceritanya baru melek tentang isu limbah rumah tangga, jadilah saya beli clodi. Nah, karena harganya mahal, jadi saya cuma beli tiga cover clodi plus lima insert. Nah, insert ini yang akan menyerap air pipis layaknya pospak (popok sekali pakai). Rencananya sih nyicil aja dulu ya, nanti beli lagi tambahan kalau memang dirasa kurang. Eh, ternyata merek yang saya beli tuh bahan insert-nya terlalu kaku dan susah keringnya, jadilah saya sering ganti pakai pospak lagi kalau pas kehabisan insert bersih. Udah gitu, pas dipakai ke Biandul kok kayak tebaaal banget gitu, jalannya jadi agak ngangkang dan keliatan berat dipakainya. Anaknya sih main ya tetap pecicilan ya, tapi ternyata experience mamaknya yang tidak puas wkwk. Lalu malas lagi untuk explore coba beli merek lain, karena mahal harganya dan takut nyesel lagi. Duh, rencana mau belajar less waste eh tapi kemampuan saya masih cupu ternyata wkwk.

Ini adalah contoh gambar clodi, bentuknya persis seperti pospak, tapi berbahan kain. (Sumber image: sustaination.id)


Setelah kapok pakai clodi, saya cari lah training pants. Konsepnya mirip seperti clodi, menyerap air pipis supaya gak langsung ngalir ke bawah dan membanjiri lantai rumah layaknya pakai celana dalam doang, tapi bentuknya lebih praktis karena seperti celana dalam biasa aja, bedanya bahannya lebih tebal, tapi gak setebal dan seribet pakai clodi. Nah, suka nih saya. Harganya lumayan murah, jadi bisa langsung borong beberapa, pas coba ternyata beneran bisa menyerappp. Tapi, training pants ini gak difungsikan sebagai pengganti popok ya, karena tidak bisa menampung air pipis lebih dari tiga kali. Tujuan menggunakan training pants ini adalah untuk memberi pemahaman ke anak bahwa ketika anak pipis di celana, ada rasa gak nyaman karena basah dan lembap, sehingga mereka akan minta ganti celana. Lalu, kita bisa selipkan pesan iklan berikut, "Nah, kalau gak mau celananya basah, nanti kalau udah ada rasa mau pipis langsung bilang Mama ya, kita buru-buru ke toilet terus pipis di sana. Jadi nanti celananya gak basah/kotor deh."

Ini salah satu contoh gambar training pants. Di bagian bawahnya ada lapisan penyerap air pipis yang agak tebal, tapi selebihnya berbahan kain biasa seperti celana dalam. Jadi, gak terlalu tebal saat dipakaikan ke anak. (Sumber image: salah satu toko di AliExpress)


Ets, jangan harap sekali ngomong langsung berhasil. Tentu tidak, Bunda. Butuh berhari-hari untuk bisa memberi pemahaman ini ke anak. Karena ada beberapa hal yang mungkin anak harus sadari terlebih dahulu:
  1. Anak harus tahu bagaimana tanda-tanda mau pipis.
  2. Anak harus belajar menahan pipis sebentar sampai ia masuk ke toilet. Karena di tahap awal, pasti ia akan kesusahan menahan, jadi biasanya ia akan pipis dulu baru bilang. Kita jangan marahin ya, nanti anaknya jadi takut bilang pipis.
Lalu, bagaimana cara meminimalisir drama ngompol di celana ini?
  1. Kita sebagai Mama harus sangat peka terhadap waktu pipis anak. Hapalin deh tuh jam-jam biasanya anak akan pipis. Kalau udah minum susu/air putih banyak, 10-15 menit kemudian ajak pipis ke toilet sebelum keburu pipis di celana, walaupun anaknya belum bilang mau pipis.
  2. Biasanya, di tahap awal saya ajak Biandul pipis ke toilet setiap 2-3 jam sekali. Ya, kadang kelupaan sih kalau lagi asik bebenah, atau nemenin Biandul main. Lalu, lama-lama jadi 3-4 jam sekali. Sampai akhirnya Biandul paham dan mulai ngajak le toilet duluan sebelum pipis di celana.
  3. Ajak anak nonton/baca buku tentang toilet training. Buanyaaaak banget, tinggal dongengin aja deh setiap hari pakai kata-kata yang dibuat hiperbola tapi meyakinkan dan mudah dicerna.
  4. Kalau anak udah ada kemajuan, misal bisa bilang pipis atau ngajak pipis duluan, beri ia reward sederhana supaya ia tahu bahwa kemajuannya itu sangat berarti besar buat ia dan orangtuanya ☺️ misalnya: kalau udah bisa ngajak pipis di toilet, berarti nanti sore mandinya boleh bawa mainan kesukaan, atau habis mandi boleh bebas pilih baju yang mau dipakai, atau akan diajak main ke playground taman.
Kuncinya adalah satu: saat memulai toilet training, sudah terlihat kesiapan pada anak dan Mama. Bukan hanya Mama doang atau anak doang. Kalau anak udah bisa bilang pipis, berarti anak udah bisa dan siap diajarkan pipis itu apa, dan di mana tempat yang tepat untuk pipis. Nah, ketika anak sudah siap, tapi mental Mama belum siap, ya jangan mulai dulu. Siapin mental sematang mungkin, karena fase ini akan diikuti dengan kerjaan rumah Mama yang semakin padat (karena harus sering nyuci celana anak dan ngepel lantai yang kena ompol) dan mental yang terkikis (kalau belum siap).

Saya sendiri di awal memulai toilet training agak pede, karena punya target timeline sendiri: bahwa anak harus sudah lulus toilet training sebelum disapih. Saya mau keduanya dijalani satu per satu, tidak berbarengan, karena kepala saya bisa pecah sih kayaknya kalau dijalanin berbarengan wkwk. Eh ternyata, proses ini butuh waktu yang panjang dan saya belum siap. Biandul pun ternyata belum. Jadi, proses ini saya hentikan, saya kembali pakai pospak, dan mulai menyapih dulu ketika anak sudah merayakan ulang tahun yang kedua. Proses menyapih justru malah memakan waktu yang singkat dan mudah, gak disangka! Karena saya kira proses menyapih ini akan sangat sulit karena saya juga berat harus menghentikan kegiatan menyusui dengan Biandul, huhu.

Untuk yang mau membaca proses saya menyapih Biandul, boleh baca di sini ya.

Setelah proses menyapih selesai, saya menunggu waktu 1-2 bulan hingga saya merasa siap lagi secara mental. Dan, mulailah saya menerapkan strategi baru. Masih dengan pakai training pants, saya hanya memakaikan Biandul pospak di malam hari saat tidur saja. Siangnya, karena lebih mudah bagi saya mengontrol waktu pipis, saya pakai training pants. Saya mulai cerewet mengajak Biandul ke toilet setiap 1-2 jam. Berjalan dengan baik? Tentu saja tidak 🤣🤣
Perjalanan tahap kedua akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya, ya. Pastinya akan lebih seru karena dramanya semakin banyakk lol! Tenang, buibuk. Perjalanan ini kita lalui bersamaaa kok. Jadi jangan sedih jangan stres sendiri ya. Nanti ada saatnya mereka bisa melakukan semua hal sendiri, dan kita akan bangga. Because we made it! I teach them to do all these things! Yayyy! 🤣

See you at the next part! 😉

"Pinch myself and say 'I'm awake' once an hour. Look at my hands, count my fingers. Look at a clock or a watch, look away, look back. Stay calm and focused, think of a door."

Sebuah kata-kata yang terdengar seperti mantera, tertulis di halaman pertama buku harian seseorang. Menurutnya, itu adalah sebuah cara untuk bisa mengendalikan night terror, alias teror malam, alias gangguan tidur yang membuat pengidapnya merasakan kegelisahan, ketakutan, dan kepanikan yang luar biasa, sehingga ia bisa saja berteriak dan susah disadarkan, atau tidur sambil berjalan. Menurutnya lagi, kemampuan mengendalikan mimpi akan membuat pengidapnya dapat menolak mimpi buruk tersebut, menemukan sebuah pintu yang bisa ia buka, melanjutkan mimpi lainnya yang lebih indah, dan tidak menjadi sebuah teror saat tidur. Apakah benar cara tersebut dapat berhasil dilakukan?

Seorang sekretaris di perusahaan psychiatrist consultant, Louise, mengalami night terror hampir setiap malam. Pada mimpinya selalu sama, melihat ibunya tewas di depan matanya, ada obat-obatan yang tumpah, dan anaknya menjerit memanggilnya "Ibu" sambil berlari menjauh. Ia mengalami ini sambil sleep walking setiap malam. Tak jarang hingga menabrak benda-benda di rumahnya dan menghasilkan memar di bagian tubuhnya. Entah apa arti dari mimpi buruknya yang selalu sama itu, tetapi mimpi itu sepertinya datang karena sebuah trauma masa lalu, yang tidak secara detail dijelaskan dalam film ini. Tapi, hal ini ternyata menjadi kunci masalah utama, tentang bagaimana ilmu yang dipelajari untuk mengendalikan mimpi, ternyata bisa juga membawanya ke sebuah pengalaman lain yang tidak diduga sebelumnya. Hubungannya dengan sepasang suami istri, yang juga menjadi bosnya di kantor, adalah pembuka jalan untuknya dapat memahami ilmu tersebut, astral projection.




Louise, adalah seorang single parent dari seorang anak laki-laki bernama Adam. Kesepiannya sehari-hari membawanya larut dalam sebuah hubungan asmara dengan seorang pria, yang kacaunya adalah, bos baru di perusahaan tempatnya bekerja, David Ferguson. Sialnya lagi, David ternyata sudah menikah dengan perempuan super cantik dan perfect, Adele. Istri David ini digambarkan sebagai perempuan yang sangat sempurna, tapi menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan. Pernikahannya dengan David yang sudah berjalan selama sepuluh tahun, tidak juga dikaruniai anak. Bahkan, David diduga sering berselingkuh dengan perempuan lain, yang saat ini termasuk dengan Louise. Sebisa mungkin, Louise dan David menyembunyikan hubungannya di kantor, dan bercinta di apartemennya hampir setiap malam. Kesialan selanjutnya adalah pertemuan yang tidak disengaja antara Adele dan Louise, ternyata membawa mereka ke sebuah hubungan persahabatan yang semakin erat. Bukannya merasa bersalah, Louise dengan sengaja malah menjalani hubungan intens dengan keduanya secara bersamaan. Menurutnya, mereka berdua sial, tetapi merasa complete dan bahagia ketika bersamanya. Adele, perempuan kesepian, bisa tertawa lepas saat nge-gym dan lunch di kafe bersama Louise. David, laki-laki yang butuh pelarian, sangat haus akan cinta Louise, yang tak ia dapatkan lagi dari hubungannya dengan Adele.




Suatu hari, saat Louise menceritakan tentang night terror-nya kepada Adele, ia memberikan sebuah buku catatan yang berisi tentang cara mengendalikan mimpi buruk tersebut. Mantera yang telah saya sebutkan di atas itulah yang kemudian Louise coba terapkan setiap hari, hingga akhirnya ia menemukan 'pintu pertama'nya dalam sebuah mimpinya. Ia mendapati mimpi yang sangat indah, mimpi yang ia buat sendiri. Ia bangun dengan senyum merekah, bukan lagi ketakutan dan kepanikan seperti biasanya. Tetapi, mengapa semua terjadi secara berbarengan? Apakah benar bahwa ini hanya sebuah kebetulan? Atau sudah ada yang merencanakan? Netflix menyajikan series ini secara singkat, 50 menit per episode, sebanyak 6 episodes dalam satu season saja. Sebuah durasi yang cukup singkat untuk sebuah series. Meskipun akan dibuat agak bosan di pertengahan episode, tetapi ending yang akan kalian temukan justru berisi double twist yang akan membuat kalian terkejut!




Buku harian yang berisi mantra pelindung night terror yang diberikan Adele kepada Louise adalah milik Rob, sahabat terdekat Adele selama berada di panti rehabilitasi. Ya, Adele pernah menjalani karantina di sana, karena kecanduan obat terlarang dan mengidap night terror setelah kematian kedua orangtuanya di rumahnya yang megah akibat kebakaran. David menyelamatkan Adele, tapi orangtuanya tidak terselamatkan. Setahun setelah Adele dikarantina, David menikahinya. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama, ketika tiba-tiba Rob hilang. Ia diduga mati dibunuh oleh David yang cemburu atas kedekatannya dengan Adele. Rob kemudian dibuang ke dalam sebuah sumur tua di hutan dekat rumah Adele. Lalu, apa hubungannya dengan mantera yang ada di buku harian tersebut?

Rob selalu diceritakan sebagai masa lalu Adele. Dengannya, Adele belajar mengendalikan mimpi buruknya. Dari situ pula, mereka belajar mengenai ilmu astral projection. Sebuah ilmu tentang kemampuan seseorang keluar dari raganya, bepergian ke tempat yang pernah mereka datangi hanya dengan membayangkan detail tempatnya. Kemampuan itu ternyata terus dilakukan Adele, hingga ia bisa mengetahui kegiatan David sehari-hari ketika di luar rumah. Ia selalu tahu jika David bertemu perempuan lain, atau bahkan berselingkuh, termasuk kali ini dengan Louise. Tapi, ketika Adele bertemu Louise, ia masih tetap pura-pura tidak tahu. God! Louise, you made a mess with a wrong person, I guess!


Adele dan Rob ketika mempraktekkan astral projection di panti rehabilitasi


Banyak pertanyaan yang akan kalian temukan ketika menonton series ini, seperti; mengapa David tidak mencintai Adele lagi seperti dulu? Apakah David benar-benar tulus dengan Louise? Mengapa Rob bisa mati? Siapa yang membunuh Rob? Apakah Rob naksir dengan Adele? Bagaimana nasib Louise saat ia mengetahui bahwa Adele adalah teman yang licik? Bagaimana hubungan David dan Louise pada akhirnya? Seberapa bahaya penggunaan astral projection yang dilakukan terus menerus? Semua itu akan sangat jelas diceritakan di akhir episode, tapi, kalian harus bersabar karena plotnya lumayan lambat. Alurnya pun dibuat acak, kadang maju, kadang mundur, tapi itu semua dilakukan untuk membentuk teka-teki di kepala audience. Lalu semua akan dipecahkan di akhir episode. Tidak tanggung, kalian disuguhi double twisted sekaligus! Film ini akan mengungkap identitas Adele dan Rob yang sesungguhnya. Dan, jangan harap kalian akan menemukan ending yang happy, karena tidak adaa.


David dan Adele saat masih mesra dan bahagiaaa banget


Adele tuh wajahnya cantik tapi misterius bangettt :(



Udah penasaran belum sama filmnya? Yuk langsung ditonton sekarang di Netflix, dengan judul "BEHIND HER EYES". Oiya, katanya film ini tuh adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Sarah Pinborough di tahun 2017. Tapi, saya sendiri belum pernah baca versi novelnya. Kalau ada yang udah pernah baca, boleh share juga yah di komentar, kira-kira bagus juga nggak? Jalan cerita dan endingnya sama atau beda? Jadi penasaran juga nih, hehe.



BEHIND HER EYES (ORIGINAL NETFLIX LIMITED SERIES)




Cast: Simona Brown (Louise), Eve Hawson (Adele), Tom Bateman (David), Robert Aramayo (Rob).

Genre: Psychological thriller, supernatural fiction.

Streaming on: Netflix (premiered on February 17, 2021.

Rate: 4.8/5
"Mama, aku mau minum susu sambil tiduran, kayak Bang Oji."

Tutur Bian suatu hari, setelah pulang bermain dari rumah teman sebayanya di sebelah rumah. Ternyata, temannya yang umurnya di atas Bian dua tahunan itu, masih minum susu di botol dot sambil tiduran. Bian melihat hal itu dan ingin mengikutinya di rumah. Hm, children see, children do. It's right!

"Yang minum susu sambil tiduran itu cuma dedek bayi, Nak. Karena dedek bayi belum bisa duduk sendiri dan pegang gelas sendiri. Jadi dibantu sama Mama atau Ayahnya pakai botol dot dan sambil tiduran. Bian kan sudah besar, sudah bisa pegang gelas sendiri, nanti tumpah kalau minum susunya tiduran," balasku. "Lagipula, minum sambil tiduran itu bisa bikin keselek, loh. Banyak bahanyanya, Nak." Saya berusaha menjelaskan sesederhana mungkin untuk dicerna oleh anak berumur tiga tahun. Bian langsung paham tentang hal itu. Dia tidak lagi meminta hal itu. Justru, sampai hari ini, dia yang selalu mengingatkan dirinya sendiri setiap minta susu, kalau minum susunya duduk, tidak boleh tiduran. Oh, anakku. Bangga sekali dengan hal sederhana ini, yang mungkin tidak terlihat sebagai sesuatu yang besar oleh orang lain.

Di kesempatan lain, Bian pernah minta izin untuk tengkurep sambil nonton Youtube Kids di ponsel, padahal lagi makan. Mintanya baik-baik, kok. Manisss banget. "Bian mau tengkurep, boleh, Mama?" katanya. Saya jawab, "jangan, dong. Nanti perut Bian ketekan, kan lagi makan. Kalau muntah, gimana? Kalau perut Bian jadi sakit, gimana?"

"Gak boleh, ya?" Tanyanya lagi, memastikan sekali lagi.

"Iya, gak boleh, ya. Nanti kalau udah selesai makan, baru boleh tiduran."

Dia paham. Gak pakai ngambek, gak pakai ngelawan. Uuuuuuu seneng banget rasanya saat itu, mengajarkan Bian beberapa hal bisa semudah ini dimengerti. Beberapa kali dia coba minta izin lagi untuk hal yang sama, mungkin hanya memastikan lagi kalau itu benar-benar tidak boleh, atau memastikan siapa tahu kali ini dibolehkan. Tetap, saya gak bolehkan dengan alasan yang sama. Dia paham, benar-benar paham. Saya sempat berpikir, siapa yang dia lihat makan sambil tiduran, ya? Kok bisa kepikiran minta izin tiduran/tengkurep saat lagi makan. Walaupun bertanya-tanya dalam hati, saya tidak menanyakan hal ini langsung ke Bian. Biarlah dia paham tentang sebuah aturan, bahwa ada banyak hal yang tidak boleh dilakukan dengan alasan yang sederhana, meskipun dia melihat ada orang lain yang bisa melakukan hal itu. Dilakukan oleh orang lain, bukan berarti dibenarkan untuk dilakukan juga oleh kita, kan? Nilai-nilai sederhana ini yang perlahan saya ajarkan ke Bian dengan cara yang paling sederhana juga. Yang penting dia paham, dan bisa mengikuti nilai tersebut sampai saat ini.


MENJADI KRITIS

Beberapa kali, saya atau ayahnya Bian juga pernah melakukan kekeliruan di depan Bian. Yang memalukan, Bian yang menegur kita untuk gak boleh melakukan itu. Wah, malu banget. Udah dewasa, tapi yang mengingatkan justru anak balita! Hahaha. Ya, berarti nilai yang pernah kita tanamkan ke Bian itu benar-benar tumbuh dan mengakar, sehingga dia sudah bisa sanggup menegur orangtuanya ketika melakukan kesalahan, misalnya:

"Ayah kok makannya di kasur? Di bawah, dong. Nanti kasurnya kotor, loh, kena makanan!"

"Mama kok selimutnya dilempar? Jangan dilempar, ditaruh pelan-pelan aja. Kayak gini, nih!" Lalu dia mencontohkannya sendiri.

"Mama makannya kok duduknya gak sila? Sila, dong, kayak Bian sama Ayah. Jangan begitu." Ketika saya makan lesehan dan duduknya mengangkat satu kaki kayak di warteg. Lucu ya, padahal cuma hal kecil gitu dan reflek tidak sengaja aja gitu, tapi kena tegur juga hihi.

"Ayah kok gak pake sendal? Nanti kakinya kotor, loh. Masuk ke rumah, rumahnya kotor, loh."

"Ayah kok gak pake baju? Emang gak dingin?" Ketika melihat ayahnya telanjang dada di rumah.

Baca juga: Menghadapi Bayi yang Suka Gigit Puting

Dan masih banyak lagi hal lain yang sering diucapkan ketika menegur orangtuanya. Yaampun, Nak. Kamu bikin Mama bangga hanya dengan melakukan hal-hal kecil itu. Semoga sampai besar nanti, nilai tersebut tetap tumbuh subur di dalam dirimu, ya. Jangan pernah takut buka suara kalau kamu merasa benar. Kami sadar, meskipun kami sudah dewasa, sudah hidup lebih lama dari kamu, dan sekarang menjadi orangtuamu yang mendidikmu dari nol, tapi kami juga manusia biasa yang tak luput dari salah. Kelak, jika kamu melihat kami keliru dalam berbuat, atau salah dalam mengambil keputusan, atau tidak sengaja melakukan hal tidak baik, kami akan berusaha untuk menerima hal tersebut, meskipun kamu—orang yang lebih muda—yang menegur kami. Karena, pahamilah, bahwa hidup lebih lama, atau umur yang lebih tua, bukanlah jaminan bahwa kami adalah manusia yang paling benar dan tidak pernah salah. Kami, orangtuamu, juga punya kesempatan yang sama dengan orang lain, dalam hal membuat kesalahan. Dan, kami akan berusaha menghargai kamu, yang bisa menyeimbangkan hidup kami. Selamanya kita akan saling belajar, ya.

My boyyy waktu lagi main di playground


Tulisan ini memang bisa dibilang super terlambat, karena hari ini, kita udah menjalani bulan kedua di tahun 2021. Tapi, ingatan tentang perjalanan 2020 gak pernah bisa kita lupakan. Setuju? Berbekal tulisan ini, saya pengin banget suatu hari nanti, bisa mengingat perjalanan sulit itu, mengenang bahwa ternyata setidaknya kita bisa bertahan meski harus berjalan terseok-seok. Kegagalan demi kegagalan, penundaan, dan ketidakpastian menghantui kita semua, bahkan masih berlangsung hingga hari ini. Mari ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada diri kita, untuk segala perjuangan yang tak pernah berhenti meski selalu ada tangis dan penyesalan setiap harinya. Semoga tetap masih ada banyak syukur di antaranya.


DISERANG PANDEMI

Covid-19 merupakan hal baru yang tiba-tiba menghantam seluruh manusia di bumi. Seakan hukum seleksi alam, satu per satu gugur dengan sangat mengejutkan. Setiap hari, ada ratusan kubur yang tergali, jutaan manusia berjuang dalam batas hidup dan mati, dan yang lainnya terkurung tanpa bisa saling membantu. Virus ini seperti merenggut kebahagiaan kita tanpa ampun. Meski tak sedikit juga yang bisa pulih, tapi catatan medis tak pernah bisa hilang. Selamanya, tubuh kita akan mengenal penyakit ini. Dan mungkin saja kita masih harus terus hidup berdampingan selama bertahun-tahun, jika tidak segera ditangani.

Bulan Maret esok, tepat satu tahun virus ini menyerang Indonesia. Masih banyak yang akhirnya kena, meskipun sudah memperketat protokol kesehatan, dan selalu berada di dalam rumah. Ketularan dari siapa, coba? Ya, gak ada yang tahu. Banyak sekali orang tanpa gejala di sekitar kita, banyak sekali orang bergejala yang sengaja tidak isolasi mandiri, atau bahkan tidak swab test untuk memastikan apakah dirinya positif atau tidak, banyak sekali orang positif bergejala ringan yang tidak isolasi mandiri dan tetap pergi ke sana-sini, lalu tidak ada yang tahu bahwa ia membawa virus itu pula tersebar ke orang-orang sekitarnya yang akan ikut tertular. Yah, begitulah. Kita tidak bisa selalu mengontrol orang lain, jadi yang bisa kita lakukan hanya menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri dan keluarga di rumah, yang bahkan, masih juga bisa terkena giliran "dikunjungi" tamu tak diharapkan itu. Virus ini bukan hanya merenggut nyawa, tetapi juga kemanusiaan. Tak jarang berita sedih disiarkan, tentang bagaimana pasien tidak tertolong karena rumah sakit kuwalahan, tentang jenazah yang tidak diterima warga, tentang penyintas yang sudah sembuh tapi tetap dikucilkan, tentang pasien yang diusir dari rumah oleh warga karena takut tertular, tentang angka kematian yang terus bertambah namun tak juga ada peningkatan pencegahan dari pemerintah. Dan tak lepas juga dari berbagai macam hoax yang menyerang, lebih kuat dari virus itu sendiri. Hidup kita dibuat sangat lelah, tanpa jeda.

Setahun kemarin, tak hanya virus yang merenggut ketenangan hidup, tetapi juga bencana alam, masalah politik, resesi, kebangkrutan ekonomi, perceraian, dan masih banyak lagi kasus lainnya. Kita seperti dihadapkan pada tahun terberat, yang menuntut kita untuk kuat atau lewat. Semua hal hanya bisa kita yakinkan pada diri sendiri. Sejauh apa kita bisa bertahan, apa yang harus kita lakukan, bagaimana jika itu semua terjadi di dalam keluarga inti kita sendiri, sampai kapan kita harus menghadapi kecemasan ini???

Di dalam keluarga saya pribadi, saya telah menghadapi bahwa salah seorang anggota keluarga serumah harus terkena virus covid-19, selama sebulan lebih harus berjuang untuk pulih agar bisa berkumpul lagi seperti biasa. Dan saya gak mau sampai harus ada kasus kedua, karena itu semua sangat melelahkan. Kesedihan, mental yang down, kecemasan, kesakitan, diri kita yang super sensitif juga akhirnya terdorong keluar memberontak. Salah bertindak atau berkata sedikit saja, bisa kacau seisi rumah. Itu adalah waktu di mana semua keadaan diperas kencang, seakan napas saja tidak keluar dengan lega. Meskipun akhirnya bisa pulih dan beraktivitas seperti semula, sejarah itu tetap membekas selamanya. Menghantam kepala kita untuk lebih waspada. Virus ini tak pandang bulu, siapapun bisa saja terpilih dan tak bisa berbuat apa-apa lagi selain berjuang pulih. Jika ada penyakit bawaan atau termasuk golongan lansia, kesempatan pulih menjadi lebih sedikit, karena kondisi dan tubuh yang berbeda dan lemah mungkin akan kalah.


KEGAGALAN BANYAK RENCANA

Selain menghadapi virus itu, banyak pula kegagalan yang harus kami terima. Ditampar oleh kegagalan memang sakit, gak ada duanya. Tapi kita gak bisa terus menunduk sedih, harus ada lagi momen yang membuat kita bangkit dan berusaha dari nol lagi. Rencana kita untuk mulai membangun rumah sendiri gagal, rencana kita untuk pindah ke luar kota gagal, rencana kita untuk bepergian juga gagal, bahkan sesederhana rencana untuk menginap ke rumah sanak saudara pun juga gagal. Ke mana lagi kita harus berdiri? Kita dipaksa untuk tetap di rumah. No way out! Kebayang banget stresnya dikurung, tanpa bisa berbuat banyak. Tabungan habis, penghasilan berkurang, pekerjaan dibatalkan, itu terjadi pada kita semua sepanjang tahun. Bisa berdiri dengan kaki sendiri saja sudah bersyukur, jangan harap bisa mewujudkan mimpi yang kemarin sudah direncanakan rapi, karena tahun ini memang tahun kegagalan bagi banyak orang. Tetapi kemudian kita sadar, kita gak bisa terus menerus merunduk tanpa melawan. Kita pasti bisa melakukan banyak hal lain, mengumpulkan semangat kembali dari nol, menciptakan hal yang kemarin sudah punah, dan bangun bersama. Tak mau kalah.

Banyak praktisi dan ahli menggelar kelas online, banyak platform yang menyuguhkan pembelajaran online gratis, banyak hobi yang masih bisa disalurkan meski hanya di dalam rumah, banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghibur si Kecil agar tidak bosan di rumah, meski mereka tetap butuh ruang gerak yang luas untuk menyalurkan energinya. Anak-anak butuh bergerak bebas, lepas, dan menghabiskan masa bermainnya dengan puas. Mereka juga merasakan perjuangan karena tidak bisa bermain lepas di ruang terbuka, tidak bisa merasakan bahagianya bermain di playground, bertemu teman sebaya, berenang di waterpark, berjalan-jalan di mall, makan di luar bersama keluarga, semua hanya bisa ditahan untuk bisa dilakukan entah kapan. Saya pribadi, mengikuti kelas online menjahit masker kain, mengikuti kelas memasak, mengajak anak membuat kue/camilan dengan resep sederhana, dan bahkan merayakan ulang tahun anak di rumah hanya dengan keluarga dan saudara dekat, membelikan kue ulang tahun kesukaan dengan pilihannya sendiri, memesan banyak balon, membuka kado bareng-bareng, membelikan mainan edukasi yang bisa dimainkan dengan banyak cara supaya tidak bosan. Kami masih bisa bahagia, meski semua serba terbatas. Meski di tengah penyesalan atas berbagai kegagalan. Meski di antara kecemasan saat virus itu "mampir" di rumah kami. Meski semua mimpi masih harus tertanam jauh di dasar hati. Kami masih bersama, dan akan tetap bersama, menyelimuti diri dengan syukur, dan selalu belajar untuk terus maju. Berjalan perlahan lebih baik dibanding diam di tempat, bukan?


Kelas online menjahit face mask bareng Imaji Studio


Ini hasilnyaaa, bagus banget yaaa :) btw ini jahit tangan loh!


Pada akhirnya, tahun 2021 membuat kami merasa harus bisa menebus segala kekurangan tahun lalu, lebih banyak bersyukur, lebih banyak berusaha, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan hanya karena kecemasan. Kami sadar betul sudah banyak yang hilang; semangat, mimpi, harapan, tapi di tahun ini, kami ingin bertumbuh.

Haiii, Moms! Maaf bangettt absen nge-blog hampir setahunan. Memang susah banget ya untuk belajar konsisten tuh. Padahal banyak yang mau ditulis dan di-share, tapi kadang ada aja yang bikin ketunda, lalu lupa, lalu keterusan males deh :(

Nah, karena saya baru ingat bahwa saya punya janji tulisan yang belum selesai ditulis, maka mari kita selesaikan yuk. Hehehe. Masih dalam episode manajemen ASIP, di tulisan kali ini saya akan membahas hal-hal berikut:


✔️ Rumus pumping

✔️ Power pumping

✔️ Let Down Reflex, dan

✔️ Hindmilk & Foremilk


Kalau kalian butuh baca dulu tulisan sebelumnya, silakan kunjungi Manajemen ASIP part I dan part II ini, yuk. Lalu, baru kita lanjut baca tulisan ini. Semoga bermanfaat ya untuk Buibuk yang sedang berjuang memberi ASI exclusive ke baby.


✔️ RUMUS PUMPING

Kenapa sih, pumping aja pakai rumus segala? Emang gak ribet ya? Bukannya tinggal pompa-pompa aja? Ets, tunggu dulu. Bagi working mom, hal ini pasti penting banget buat dipelajarin, karena ya udah ninggal baby kerja, masa gak maksimal juga sih kasih ASI-nya? Apalagi 6 bulan pertama itu eksklusif loh, tanpa makanan tambahan, dan belum lagi banyak juga ibu yang optimis gak mau tambah sufor untuk anaknya. Maka, rumus pumping ini akan membantu ibu untuk bisa mendapatkan ASI yang baik dan cukup untuk anak. Gak seribet yang dibayangkan kok. Dulu pun saya berpikir begitu, tapi karena keinginan saya kuat untuk kasih ASI tanpa sufor, jadi saya berusaha pelajari ini semua semaksimal mungkin, walaupun pada masanya akan ada banyak kendala dan mungkin membutuhkan bantuan sufor juga, ya gak masalah. Saya gak anti sufor kok, hanya saja saya mau mengusahakan ASI dulu semaksimal mungkin, sehingga penggunaan sufor hanya diperlukan di saat-saat tertentu saja. Setelah dijalani, ternyata gak seribet yang dipikirkan loh. Oiya, sebagai update, akhirnya saya bisa memberikan hak ASI ke anak saya selama full dua tahun, lalu menyapihnya dengan lancar loh, alhamdulillah hihi. Buat yang mau baca pengalaman saya menyapih, silakan klik link ini ya :)


Nah, kembali ke rumus pumping, saya menerapkan hal-hal berikut ini:

  1. Dalam satu sesi, durasi saya melakukan pumping adalah 20 menit di satu payudara. Biasanya, bisa menghasilkan 200ml ASIP kalau lagi deras. Tapi pernah juga 170ml tuh hasil perah dua payudara loh. Semua tergantung banyak kondisi juga.
  2. Dalam sehari, saya bisa pumping sebanyak 7-8x sesi, dalam jeda pumping 2-3 jam. Gak jarang juga pernah telat sampai 4-5 jam karena harus meeting di kantor klien, atau ada banyak pekerjaan dengan deadline tajam, atau pas lagi ada event dan gak ada tempat buat pumping. Duh, rasa nyerinya payudara pas lagi kenceng dan penuh tuh masih kebayang loh, gak enak banget.
  3. Usahakan dalam sehari, ada satu sesi POWER PUMPING. Penjelasan detail akan menyusul di bawah ya. Silakan simak terus.
  4. Saat saya di rumah, saya tetap direct breastfeeding, lalu dilanjut pumping lagi. Tapi durasi dan hasilnya pasti akan lebih singkat dan sedikit karena udah disedot baby duluan. Jadi tinggal sisanya aja sedikit yang penting payudara kosong maksimal, supaya supply ASI tetap tinggi. Ingat terus bahwa kunci ASI adalah SUPPLY & DEMAND. Semakin tinggi demand terhadap ASI, maka akan semakin tinggi pula supply yang diterima oleh tubuh.
  5. Silakan konsumsi ASI booster jika dibutuhkan. Dulu, saya cuma cobain beberapa aja tapi gak sering karena ternyata ASI saya cukup. Dan saya gak tau seberapa efektifnya mengonsumsi booster dengan hasil ASIP yang didapatkan. Tapi, jika memang butuh karena supply ASI seret, silakan coba beberapa yang paling sesuai sama kamu. Yang paling penting dan gak boleh dilupakan adalah asupan bergizi dan air putih.

Sekadar kesimpulan dan ilustrasi, jadwal pumping saya di awal-awal baby masih berumur 0-6 bulan itu seperti ini:


SESI 1 : Pukul 03.00 AM (pasang alarm biar bangun)

SESI 2 : Pukul 06.00 AM (sebelum berangkat kerja)

SESI 3 : Pukul 10.00 AM (baru sampai kantor)

SESI 4 : Pukul 12.00 PM / 01.00 PM (sambil break dan lunch)

SESI 5 : Pukul 04.00 PM

SESI 6 : Pukul 07.00 PM (sebelum pulang kantor)

SESI 7 : Pukul 10.00 PM (sampai rumah dan sudah bebersih badan)

SESI 8 : Pukul 12.00 AM (tengah malam wajib kebangun dulu dari tidur). Lalu lanjut lagi di jam seperti sesi 1. Begitu terus setiap hari.


Kurang tidur? Jelas. Bahkan sering banget pumping sambil ketiduran saking masih ngantuknya. Seiring bertambahnya usia, ketika anak sudah mulai MPASI dan jadwal nenennya sudah makin berkurang, jadwal pumping saya pun ikut menyesuaikan menjadi hanya 5-6x sehari. Tapi kalau stok ASIP di rumah udah tiris, saya harus kejar tayang lagi supaya stoknya bisa cukup terus. Saya mulai jarang pumping ketika anak sudah berusia 9 bulan, dan saya sudah resign dari kantor. Tapi demand ASI masih tetap tinggi karena anak terus direct breastfeeding. Jadi jangan takut ASI habis atau kering, selagi terus dipompa/dikeluarkan, maka ASI akan tetap diproduksi lagi oleh tubuh.


✔️ POWER PUMPING

Apa itu power pumping?

Power pumping itu teknik yang menyerupai fase anak growth spurt. Biasanya, produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan anak, jadi, again, jangan takut ASI habis. Sekadar mengingatkan, bahwa semua baby akan mengalami fase growth spurt, yang mana artinya baby mengalami percepatan pertumbuhan, sehingga ia akan lebih banyak merasa haus dan ingin menyusu. Lebih banyak dan sering dari biasanya, akan lebih sering rewel dan selalu nempel sama mamanya untuk menyusu, lalu kemudian pertumbuhan badannya akan terlihat lebih cepat jika diperhatikan. Yes, fase ini akan berlangsung selama beberapa hari, dan biasanya muncul saat newborn, atau di bulan kedua atau ketiga, lalu bisa berulang kembali. Nah, karena frekuensi menyusu anak yang sangat banyak saat growth spurt inilah, yang juga membuat tubuh memproduksi ASI lebih banyak menyesuaikan kebutuhan baby. Untuk working mom, hal ini penting juga untuk meningkatkan kuantitas ASIP. Maka, jika kita tidak bisa menyusui langsung anak kita di rumah, kita ciptakan sendiri fase growth spurt tersebut dengan pumping.


Gimana caranya?

Power pumping bisa dilakukan, bahkan disarankan selalu dilakukan minimal satu sesi setiap harinya, selama durasi SATU JAM, supaya tubuh terus mengirimkan sinyal untuk memproduksi ASI lebih banyak lagi. Mari kita bikin simulasinya:


20 menit double pumping)

(atau 10 menit pumping kanan, 10 menit pumping kiri)

--- istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)

---istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)

---istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)

---istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)


Total 60 menit.


Perbedaan power pumping dengan pumping biasa adalah durasinya. Biasanya, pumping dilakukan satu kali per sesi per payudara, misal 20 menit payudara kanan dan 20 menit payudara kiri, atau hingga payudara sudah dirasa kosong. Lalu selesai. Total 40 menit tanpa istirahat/jeda. Nah, power pumping ini dilakukan selama 60 menit dengan istirahat/jeda selama 10 menit dan 5 menit. Jeda ini dibuat agar payudara gak cepat ledes, dan masih tetap bisa memancing LDR (Let Down Reflex), makanya bisa bikin ASIP deras dan hasilnya banyak. Mudah banget kan ya, Buibuk? Kuncinya adalah harus bisa sempetin power pumping selama satu jam, jadi silakan disesuaikan saja jam berapa yang ideal untuk melakukan power pumping ini. Kalau saya dulu biasanya sambil break lunch di kantor. Pumping sambil makan di depan laptop sambil browsing bacaan atau buka socmed atau apapun yang santai. Selesai pumping biasanya ya selesai break juga, jadi bisa langsung lanjutin selesain kerjaan.


✔️ LET DOWN REFLEX

Lalu, let down reflex itu apa sih?

Jawaban paling sederhana adalah ketika kita pumping, lalu tiba-tiba merasa aliran ASI sangat deras selama beberapa detik, kemudian kembali normal lagi. Nah, saat ASI tiba-tiba deras itulah yang dinamakan fase let down reflex. Kuncinya, kita harus dalam keadaan sangat relakssss banget, gak boleh stres atau tegang. Saat LDR terjadi, kita juga akan merasakan sesuatu yang menggelitik di payudara, gak jarang juga akan rembes di payudara sebelahnya. Nah, kalau sedang direct breastfeeding, baby akan puas banget karena bisa minum ASI tanpa harus banyak effort mengenyot puting dulu karena alirannya sudah lancar. Let down reflex ini juga berfungsi untuk mengeluarkan hindmilk dengan mudah. Hindmilk yang bersifat kental dan memiliki banyak lemak biasanya akan keluar di sesi akhir pumping atau menyusui, tapi karena teksturnya yang kental, agak susah untuk keluar dan bisa jadi menumpuk di saluran payudara. Itulah mengapa kadang kita menemukan banyaknya benjolan kecil-kecil di dekat puting saat kita merabanya. Semoga penjelasan sederhana saya bisa dimengerti ya, Buibuk. Maaf banget kalau beberapa kalimat mungkin terbaca membingungkan, hehe. Boleh tanya loh di kolom komentar kalau masih ada yang bingung :)


Note: Jika sesi menyusui sangat singkat, setelah menyusui bisa dilanjut pumping sebentar untuk mengosongkan payudara dan mengeluarkan hindmilk yang mungkin belum dihisap oleh baby.


✔️ HINDMILK & FOREMILK

Di atas, saya sempat menyebutkan tentang hindmilk yang memiliki tekstur kental dan kaya akan lemak. Apa sih sebenarnya hindmilk itu? Apa pula foremilk itu?

ASI memiliki dua kandungan, kadang teksturnya pun terlihat menjadi dua lapis jika ditaruh di dalam botol. Apa perbedaan kedua kandungan ASI ini? Foremilk merupakan kandungan ASI yang lebih encer, berwarna lebih cerah, dan biasa disebut ASI depan karena keluar secara lancar di awal sesi menyusui atau pumping, sedangkan hindmilk disebut ASI belakang karena dihasilkan belakangan saat sesi menyusui/pumping hampir selesai. Teksturnya pun lebih kental dari foremilk dan warnanya agak pekat. Foremilk kaya akan protein, karbohidrat, vitamin, yang mampu mengatasi rasa haus baby dan baik untuk perkembangan otak, sedangkan hindmilk kaya akan lemak yang dapat membuat baby kenyang. Nah, kedua kandungan ini sama pentingnya untuk baby, sehingga sesi menyusui/pumping disarankan hingga satu payudara kosong dulu, baru pindah ke payudara lainnya, agar baby tidak hanya mendapat foremilk, tapi juga sempat menghisap hindmilk yang dihasilkan belakangan.


Jika selesai pumping dan ASI dimasukkan ke dalam kulkas, akan sangat tampak bahwa ASI akan berwujud dua lapis. Lapisan atas itu hindmilk-nya, yang lebih kental dan pekat, sedangkan lapisan bawah adalah foremilk. Ini sangat normal ya, bukan pertanda bahwa ASIP rusak atau basi. Saya pernah baca di IG @asiku.banyak, bahwa kedua kandungan ini tidak perlu dikocok agar menyatu, karena dikhawatirkan akan merusak komponen ASI. Lebih disarankan untuk digoyangkan pelan saja. Lagipula, saat dipindah dari botol ASIP ke botol dot juga pasti dua lapisan ini akan tercampur kok, jadi tidak perlu dikocok kencang-kencang yah.



Image source: https://exclusivepumping.com/foremilk-hindmilk-imbalance/

Nah, sepertinya manajemen ASIP part III cukup sampai sini yah. Saya coba ingat-ingat lagi untuk saya tulis di part selanjutnya, karena kayaknya udah dua tahunan stop pumping, dan udah hampir setahun sukses menyapih, jadi harus baca ulang refrensi yang dulu pernah saya baca, sambil buka-buka catatan dan ingat-ingat lagi apa yang belum saya share. Semoga bersabar membacanya dan banyak manfaat yang didapat ya. Jangan lupa share ke teman seperjuangan yang sedang membutuhkan ilmu ini, supaya semakin banyak ibu yang semangat memberikan ASI ke anaknya hingga selesai masa menyusui. Pasti akan makin melow deh kalau udah dekat-dekat waktu menyapih, karena akan kangen banget sama fase menyusui ini walaupun banyak repot dan sakitnya, hehe. Sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya, Buibuk!












Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes