Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Tulisan ini memang bisa dibilang super terlambat, karena hari ini, kita udah menjalani bulan kedua di tahun 2021. Tapi, ingatan tentang perjalanan 2020 gak pernah bisa kita lupakan. Setuju? Berbekal tulisan ini, saya pengin banget suatu hari nanti, bisa mengingat perjalanan sulit itu, mengenang bahwa ternyata setidaknya kita bisa bertahan meski harus berjalan terseok-seok. Kegagalan demi kegagalan, penundaan, dan ketidakpastian menghantui kita semua, bahkan masih berlangsung hingga hari ini. Mari ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada diri kita, untuk segala perjuangan yang tak pernah berhenti meski selalu ada tangis dan penyesalan setiap harinya. Semoga tetap masih ada banyak syukur di antaranya.


DISERANG PANDEMI

Covid-19 merupakan hal baru yang tiba-tiba menghantam seluruh manusia di bumi. Seakan hukum seleksi alam, satu per satu gugur dengan sangat mengejutkan. Setiap hari, ada ratusan kubur yang tergali, jutaan manusia berjuang dalam batas hidup dan mati, dan yang lainnya terkurung tanpa bisa saling membantu. Virus ini seperti merenggut kebahagiaan kita tanpa ampun. Meski tak sedikit juga yang bisa pulih, tapi catatan medis tak pernah bisa hilang. Selamanya, tubuh kita akan mengenal penyakit ini. Dan mungkin saja kita masih harus terus hidup berdampingan selama bertahun-tahun, jika tidak segera ditangani.

Bulan Maret esok, tepat satu tahun virus ini menyerang Indonesia. Masih banyak yang akhirnya kena, meskipun sudah memperketat protokol kesehatan, dan selalu berada di dalam rumah. Ketularan dari siapa, coba? Ya, gak ada yang tahu. Banyak sekali orang tanpa gejala di sekitar kita, banyak sekali orang bergejala yang sengaja tidak isolasi mandiri, atau bahkan tidak swab test untuk memastikan apakah dirinya positif atau tidak, banyak sekali orang positif bergejala ringan yang tidak isolasi mandiri dan tetap pergi ke sana-sini, lalu tidak ada yang tahu bahwa ia membawa virus itu pula tersebar ke orang-orang sekitarnya yang akan ikut tertular. Yah, begitulah. Kita tidak bisa selalu mengontrol orang lain, jadi yang bisa kita lakukan hanya menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri dan keluarga di rumah, yang bahkan, masih juga bisa terkena giliran "dikunjungi" tamu tak diharapkan itu. Virus ini bukan hanya merenggut nyawa, tetapi juga kemanusiaan. Tak jarang berita sedih disiarkan, tentang bagaimana pasien tidak tertolong karena rumah sakit kuwalahan, tentang jenazah yang tidak diterima warga, tentang penyintas yang sudah sembuh tapi tetap dikucilkan, tentang pasien yang diusir dari rumah oleh warga karena takut tertular, tentang angka kematian yang terus bertambah namun tak juga ada peningkatan pencegahan dari pemerintah. Dan tak lepas juga dari berbagai macam hoax yang menyerang, lebih kuat dari virus itu sendiri. Hidup kita dibuat sangat lelah, tanpa jeda.

Setahun kemarin, tak hanya virus yang merenggut ketenangan hidup, tetapi juga bencana alam, masalah politik, resesi, kebangkrutan ekonomi, perceraian, dan masih banyak lagi kasus lainnya. Kita seperti dihadapkan pada tahun terberat, yang menuntut kita untuk kuat atau lewat. Semua hal hanya bisa kita yakinkan pada diri sendiri. Sejauh apa kita bisa bertahan, apa yang harus kita lakukan, bagaimana jika itu semua terjadi di dalam keluarga inti kita sendiri, sampai kapan kita harus menghadapi kecemasan ini???

Di dalam keluarga saya pribadi, saya telah menghadapi bahwa salah seorang anggota keluarga serumah harus terkena virus covid-19, selama sebulan lebih harus berjuang untuk pulih agar bisa berkumpul lagi seperti biasa. Dan saya gak mau sampai harus ada kasus kedua, karena itu semua sangat melelahkan. Kesedihan, mental yang down, kecemasan, kesakitan, diri kita yang super sensitif juga akhirnya terdorong keluar memberontak. Salah bertindak atau berkata sedikit saja, bisa kacau seisi rumah. Itu adalah waktu di mana semua keadaan diperas kencang, seakan napas saja tidak keluar dengan lega. Meskipun akhirnya bisa pulih dan beraktivitas seperti semula, sejarah itu tetap membekas selamanya. Menghantam kepala kita untuk lebih waspada. Virus ini tak pandang bulu, siapapun bisa saja terpilih dan tak bisa berbuat apa-apa lagi selain berjuang pulih. Jika ada penyakit bawaan atau termasuk golongan lansia, kesempatan pulih menjadi lebih sedikit, karena kondisi dan tubuh yang berbeda dan lemah mungkin akan kalah.


KEGAGALAN BANYAK RENCANA

Selain menghadapi virus itu, banyak pula kegagalan yang harus kami terima. Ditampar oleh kegagalan memang sakit, gak ada duanya. Tapi kita gak bisa terus menunduk sedih, harus ada lagi momen yang membuat kita bangkit dan berusaha dari nol lagi. Rencana kita untuk mulai membangun rumah sendiri gagal, rencana kita untuk pindah ke luar kota gagal, rencana kita untuk bepergian juga gagal, bahkan sesederhana rencana untuk menginap ke rumah sanak saudara pun juga gagal. Ke mana lagi kita harus berdiri? Kita dipaksa untuk tetap di rumah. No way out! Kebayang banget stresnya dikurung, tanpa bisa berbuat banyak. Tabungan habis, penghasilan berkurang, pekerjaan dibatalkan, itu terjadi pada kita semua sepanjang tahun. Bisa berdiri dengan kaki sendiri saja sudah bersyukur, jangan harap bisa mewujudkan mimpi yang kemarin sudah direncanakan rapi, karena tahun ini memang tahun kegagalan bagi banyak orang. Tetapi kemudian kita sadar, kita gak bisa terus menerus merunduk tanpa melawan. Kita pasti bisa melakukan banyak hal lain, mengumpulkan semangat kembali dari nol, menciptakan hal yang kemarin sudah punah, dan bangun bersama. Tak mau kalah.

Banyak praktisi dan ahli menggelar kelas online, banyak platform yang menyuguhkan pembelajaran online gratis, banyak hobi yang masih bisa disalurkan meski hanya di dalam rumah, banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghibur si Kecil agar tidak bosan di rumah, meski mereka tetap butuh ruang gerak yang luas untuk menyalurkan energinya. Anak-anak butuh bergerak bebas, lepas, dan menghabiskan masa bermainnya dengan puas. Mereka juga merasakan perjuangan karena tidak bisa bermain lepas di ruang terbuka, tidak bisa merasakan bahagianya bermain di playground, bertemu teman sebaya, berenang di waterpark, berjalan-jalan di mall, makan di luar bersama keluarga, semua hanya bisa ditahan untuk bisa dilakukan entah kapan. Saya pribadi, mengikuti kelas online menjahit masker kain, mengikuti kelas memasak, mengajak anak membuat kue/camilan dengan resep sederhana, dan bahkan merayakan ulang tahun anak di rumah hanya dengan keluarga dan saudara dekat, membelikan kue ulang tahun kesukaan dengan pilihannya sendiri, memesan banyak balon, membuka kado bareng-bareng, membelikan mainan edukasi yang bisa dimainkan dengan banyak cara supaya tidak bosan. Kami masih bisa bahagia, meski semua serba terbatas. Meski di tengah penyesalan atas berbagai kegagalan. Meski di antara kecemasan saat virus itu "mampir" di rumah kami. Meski semua mimpi masih harus tertanam jauh di dasar hati. Kami masih bersama, dan akan tetap bersama, menyelimuti diri dengan syukur, dan selalu belajar untuk terus maju. Berjalan perlahan lebih baik dibanding diam di tempat, bukan?


Kelas online menjahit face mask bareng Imaji Studio


Ini hasilnyaaa, bagus banget yaaa :) btw ini jahit tangan loh!


Pada akhirnya, tahun 2021 membuat kami merasa harus bisa menebus segala kekurangan tahun lalu, lebih banyak bersyukur, lebih banyak berusaha, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan hanya karena kecemasan. Kami sadar betul sudah banyak yang hilang; semangat, mimpi, harapan, tapi di tahun ini, kami ingin bertumbuh.

Haiii, Moms! Maaf bangettt absen nge-blog hampir setahunan. Memang susah banget ya untuk belajar konsisten tuh. Padahal banyak yang mau ditulis dan di-share, tapi kadang ada aja yang bikin ketunda, lalu lupa, lalu keterusan males deh :(

Nah, karena saya baru ingat bahwa saya punya janji tulisan yang belum selesai ditulis, maka mari kita selesaikan yuk. Hehehe. Masih dalam episode manajemen ASIP, di tulisan kali ini saya akan membahas hal-hal berikut:


✔️ Rumus pumping

✔️ Power pumping

✔️ Let Down Reflex, dan

✔️ Hindmilk & Foremilk


Kalau kalian butuh baca dulu tulisan sebelumnya, silakan kunjungi Manajemen ASIP part I dan part II ini, yuk. Lalu, baru kita lanjut baca tulisan ini. Semoga bermanfaat ya untuk Buibuk yang sedang berjuang memberi ASI exclusive ke baby.


✔️ RUMUS PUMPING

Kenapa sih, pumping aja pakai rumus segala? Emang gak ribet ya? Bukannya tinggal pompa-pompa aja? Ets, tunggu dulu. Bagi working mom, hal ini pasti penting banget buat dipelajarin, karena ya udah ninggal baby kerja, masa gak maksimal juga sih kasih ASI-nya? Apalagi 6 bulan pertama itu eksklusif loh, tanpa makanan tambahan, dan belum lagi banyak juga ibu yang optimis gak mau tambah sufor untuk anaknya. Maka, rumus pumping ini akan membantu ibu untuk bisa mendapatkan ASI yang baik dan cukup untuk anak. Gak seribet yang dibayangkan kok. Dulu pun saya berpikir begitu, tapi karena keinginan saya kuat untuk kasih ASI tanpa sufor, jadi saya berusaha pelajari ini semua semaksimal mungkin, walaupun pada masanya akan ada banyak kendala dan mungkin membutuhkan bantuan sufor juga, ya gak masalah. Saya gak anti sufor kok, hanya saja saya mau mengusahakan ASI dulu semaksimal mungkin, sehingga penggunaan sufor hanya diperlukan di saat-saat tertentu saja. Setelah dijalani, ternyata gak seribet yang dipikirkan loh. Oiya, sebagai update, akhirnya saya bisa memberikan hak ASI ke anak saya selama full dua tahun, lalu menyapihnya dengan lancar loh, alhamdulillah hihi. Buat yang mau baca pengalaman saya menyapih, silakan klik link ini ya :)


Nah, kembali ke rumus pumping, saya menerapkan hal-hal berikut ini:

  1. Dalam satu sesi, durasi saya melakukan pumping adalah 20 menit di satu payudara. Biasanya, bisa menghasilkan 200ml ASIP kalau lagi deras. Tapi pernah juga 170ml tuh hasil perah dua payudara loh. Semua tergantung banyak kondisi juga.
  2. Dalam sehari, saya bisa pumping sebanyak 7-8x sesi, dalam jeda pumping 2-3 jam. Gak jarang juga pernah telat sampai 4-5 jam karena harus meeting di kantor klien, atau ada banyak pekerjaan dengan deadline tajam, atau pas lagi ada event dan gak ada tempat buat pumping. Duh, rasa nyerinya payudara pas lagi kenceng dan penuh tuh masih kebayang loh, gak enak banget.
  3. Usahakan dalam sehari, ada satu sesi POWER PUMPING. Penjelasan detail akan menyusul di bawah ya. Silakan simak terus.
  4. Saat saya di rumah, saya tetap direct breastfeeding, lalu dilanjut pumping lagi. Tapi durasi dan hasilnya pasti akan lebih singkat dan sedikit karena udah disedot baby duluan. Jadi tinggal sisanya aja sedikit yang penting payudara kosong maksimal, supaya supply ASI tetap tinggi. Ingat terus bahwa kunci ASI adalah SUPPLY & DEMAND. Semakin tinggi demand terhadap ASI, maka akan semakin tinggi pula supply yang diterima oleh tubuh.
  5. Silakan konsumsi ASI booster jika dibutuhkan. Dulu, saya cuma cobain beberapa aja tapi gak sering karena ternyata ASI saya cukup. Dan saya gak tau seberapa efektifnya mengonsumsi booster dengan hasil ASIP yang didapatkan. Tapi, jika memang butuh karena supply ASI seret, silakan coba beberapa yang paling sesuai sama kamu. Yang paling penting dan gak boleh dilupakan adalah asupan bergizi dan air putih.

Sekadar kesimpulan dan ilustrasi, jadwal pumping saya di awal-awal baby masih berumur 0-6 bulan itu seperti ini:


SESI 1 : Pukul 03.00 AM (pasang alarm biar bangun)

SESI 2 : Pukul 06.00 AM (sebelum berangkat kerja)

SESI 3 : Pukul 10.00 AM (baru sampai kantor)

SESI 4 : Pukul 12.00 PM / 01.00 PM (sambil break dan lunch)

SESI 5 : Pukul 04.00 PM

SESI 6 : Pukul 07.00 PM (sebelum pulang kantor)

SESI 7 : Pukul 10.00 PM (sampai rumah dan sudah bebersih badan)

SESI 8 : Pukul 12.00 AM (tengah malam wajib kebangun dulu dari tidur). Lalu lanjut lagi di jam seperti sesi 1. Begitu terus setiap hari.


Kurang tidur? Jelas. Bahkan sering banget pumping sambil ketiduran saking masih ngantuknya. Seiring bertambahnya usia, ketika anak sudah mulai MPASI dan jadwal nenennya sudah makin berkurang, jadwal pumping saya pun ikut menyesuaikan menjadi hanya 5-6x sehari. Tapi kalau stok ASIP di rumah udah tiris, saya harus kejar tayang lagi supaya stoknya bisa cukup terus. Saya mulai jarang pumping ketika anak sudah berusia 9 bulan, dan saya sudah resign dari kantor. Tapi demand ASI masih tetap tinggi karena anak terus direct breastfeeding. Jadi jangan takut ASI habis atau kering, selagi terus dipompa/dikeluarkan, maka ASI akan tetap diproduksi lagi oleh tubuh.


✔️ POWER PUMPING

Apa itu power pumping?

Power pumping itu teknik yang menyerupai fase anak growth spurt. Biasanya, produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan anak, jadi, again, jangan takut ASI habis. Sekadar mengingatkan, bahwa semua baby akan mengalami fase growth spurt, yang mana artinya baby mengalami percepatan pertumbuhan, sehingga ia akan lebih banyak merasa haus dan ingin menyusu. Lebih banyak dan sering dari biasanya, akan lebih sering rewel dan selalu nempel sama mamanya untuk menyusu, lalu kemudian pertumbuhan badannya akan terlihat lebih cepat jika diperhatikan. Yes, fase ini akan berlangsung selama beberapa hari, dan biasanya muncul saat newborn, atau di bulan kedua atau ketiga, lalu bisa berulang kembali. Nah, karena frekuensi menyusu anak yang sangat banyak saat growth spurt inilah, yang juga membuat tubuh memproduksi ASI lebih banyak menyesuaikan kebutuhan baby. Untuk working mom, hal ini penting juga untuk meningkatkan kuantitas ASIP. Maka, jika kita tidak bisa menyusui langsung anak kita di rumah, kita ciptakan sendiri fase growth spurt tersebut dengan pumping.


Gimana caranya?

Power pumping bisa dilakukan, bahkan disarankan selalu dilakukan minimal satu sesi setiap harinya, selama durasi SATU JAM, supaya tubuh terus mengirimkan sinyal untuk memproduksi ASI lebih banyak lagi. Mari kita bikin simulasinya:


20 menit double pumping)

(atau 10 menit pumping kanan, 10 menit pumping kiri)

--- istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)

---istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)

---istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)

---istirahat 10 menit---

10 menit double pumping

(atau 5 menit pumping kanan, 5 menit pumping kiri)


Total 60 menit.


Perbedaan power pumping dengan pumping biasa adalah durasinya. Biasanya, pumping dilakukan satu kali per sesi per payudara, misal 20 menit payudara kanan dan 20 menit payudara kiri, atau hingga payudara sudah dirasa kosong. Lalu selesai. Total 40 menit tanpa istirahat/jeda. Nah, power pumping ini dilakukan selama 60 menit dengan istirahat/jeda selama 10 menit dan 5 menit. Jeda ini dibuat agar payudara gak cepat ledes, dan masih tetap bisa memancing LDR (Let Down Reflex), makanya bisa bikin ASIP deras dan hasilnya banyak. Mudah banget kan ya, Buibuk? Kuncinya adalah harus bisa sempetin power pumping selama satu jam, jadi silakan disesuaikan saja jam berapa yang ideal untuk melakukan power pumping ini. Kalau saya dulu biasanya sambil break lunch di kantor. Pumping sambil makan di depan laptop sambil browsing bacaan atau buka socmed atau apapun yang santai. Selesai pumping biasanya ya selesai break juga, jadi bisa langsung lanjutin selesain kerjaan.


✔️ LET DOWN REFLEX

Lalu, let down reflex itu apa sih?

Jawaban paling sederhana adalah ketika kita pumping, lalu tiba-tiba merasa aliran ASI sangat deras selama beberapa detik, kemudian kembali normal lagi. Nah, saat ASI tiba-tiba deras itulah yang dinamakan fase let down reflex. Kuncinya, kita harus dalam keadaan sangat relakssss banget, gak boleh stres atau tegang. Saat LDR terjadi, kita juga akan merasakan sesuatu yang menggelitik di payudara, gak jarang juga akan rembes di payudara sebelahnya. Nah, kalau sedang direct breastfeeding, baby akan puas banget karena bisa minum ASI tanpa harus banyak effort mengenyot puting dulu karena alirannya sudah lancar. Let down reflex ini juga berfungsi untuk mengeluarkan hindmilk dengan mudah. Hindmilk yang bersifat kental dan memiliki banyak lemak biasanya akan keluar di sesi akhir pumping atau menyusui, tapi karena teksturnya yang kental, agak susah untuk keluar dan bisa jadi menumpuk di saluran payudara. Itulah mengapa kadang kita menemukan banyaknya benjolan kecil-kecil di dekat puting saat kita merabanya. Semoga penjelasan sederhana saya bisa dimengerti ya, Buibuk. Maaf banget kalau beberapa kalimat mungkin terbaca membingungkan, hehe. Boleh tanya loh di kolom komentar kalau masih ada yang bingung :)


Note: Jika sesi menyusui sangat singkat, setelah menyusui bisa dilanjut pumping sebentar untuk mengosongkan payudara dan mengeluarkan hindmilk yang mungkin belum dihisap oleh baby.


✔️ HINDMILK & FOREMILK

Di atas, saya sempat menyebutkan tentang hindmilk yang memiliki tekstur kental dan kaya akan lemak. Apa sih sebenarnya hindmilk itu? Apa pula foremilk itu?

ASI memiliki dua kandungan, kadang teksturnya pun terlihat menjadi dua lapis jika ditaruh di dalam botol. Apa perbedaan kedua kandungan ASI ini? Foremilk merupakan kandungan ASI yang lebih encer, berwarna lebih cerah, dan biasa disebut ASI depan karena keluar secara lancar di awal sesi menyusui atau pumping, sedangkan hindmilk disebut ASI belakang karena dihasilkan belakangan saat sesi menyusui/pumping hampir selesai. Teksturnya pun lebih kental dari foremilk dan warnanya agak pekat. Foremilk kaya akan protein, karbohidrat, vitamin, yang mampu mengatasi rasa haus baby dan baik untuk perkembangan otak, sedangkan hindmilk kaya akan lemak yang dapat membuat baby kenyang. Nah, kedua kandungan ini sama pentingnya untuk baby, sehingga sesi menyusui/pumping disarankan hingga satu payudara kosong dulu, baru pindah ke payudara lainnya, agar baby tidak hanya mendapat foremilk, tapi juga sempat menghisap hindmilk yang dihasilkan belakangan.


Jika selesai pumping dan ASI dimasukkan ke dalam kulkas, akan sangat tampak bahwa ASI akan berwujud dua lapis. Lapisan atas itu hindmilk-nya, yang lebih kental dan pekat, sedangkan lapisan bawah adalah foremilk. Ini sangat normal ya, bukan pertanda bahwa ASIP rusak atau basi. Saya pernah baca di IG @asiku.banyak, bahwa kedua kandungan ini tidak perlu dikocok agar menyatu, karena dikhawatirkan akan merusak komponen ASI. Lebih disarankan untuk digoyangkan pelan saja. Lagipula, saat dipindah dari botol ASIP ke botol dot juga pasti dua lapisan ini akan tercampur kok, jadi tidak perlu dikocok kencang-kencang yah.



Image source: https://exclusivepumping.com/foremilk-hindmilk-imbalance/

Nah, sepertinya manajemen ASIP part III cukup sampai sini yah. Saya coba ingat-ingat lagi untuk saya tulis di part selanjutnya, karena kayaknya udah dua tahunan stop pumping, dan udah hampir setahun sukses menyapih, jadi harus baca ulang refrensi yang dulu pernah saya baca, sambil buka-buka catatan dan ingat-ingat lagi apa yang belum saya share. Semoga bersabar membacanya dan banyak manfaat yang didapat ya. Jangan lupa share ke teman seperjuangan yang sedang membutuhkan ilmu ini, supaya semakin banyak ibu yang semangat memberikan ASI ke anaknya hingga selesai masa menyusui. Pasti akan makin melow deh kalau udah dekat-dekat waktu menyapih, karena akan kangen banget sama fase menyusui ini walaupun banyak repot dan sakitnya, hehe. Sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya, Buibuk!












Hello!

Hari ini saya akhirnya menstruasi guyssss setelah menunggu keterlambatan selama sembilan hari wowww. Hampir aja rasanya mau beli testpack karena insecure hahahaha, soalnya saya masih belum siap untuk hamil lagi dan merasa kayaknya main aman deh kemarin masa sih bisa kecolongan? 🤣🤣🤣 dan ternyata yaa cuma telat ajaaaa, tapi lama banget sampai sembilan hari padahal biasanya cuma 2-3 hari aja.

Oke anyway, berhubung lagi menstruasi, saya jadi kepikiran untuk tulis review dan pengalaman saya menggunakan menstrual pad. Apa sih menstrual pad ituuuu?

Nah, ini dia penampakannya:



Jadiii... menstrual pad adalah pengganti disposable sanitary pad alias pembalut sekali pakai, yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali, gak langsung buang gitu aja lalu jadi sampah. Saya agak lumayan nyesel karena baru dapat pencerahan untuk menggunakan menstrual pad di umur saya yang sudah lebih dari 1/4 abad ini, karena itu artinya saya udah pakai disposable sanitary pad selama puluhan tahun dan menjadi salah satu penyumbang sampah di Indonesia yang tidak bisa terurai huhuhu. Tapi yasudahlah, saatnya saya sadar dan melakukan sesuatu untuk berupaya mengurangi sampah yang dihasilkan dari diri saya sendiri. FYI, disposable sanitary pad itu adalah salah satu jenis sampah yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai, bahkan lebih lama daripada botol plastik loh. NAHLOH! (Sumber: Instagram Story @sustaination)



Jadi, saya memang berniat untuk mengganti pembalut sekali pakai dengan menstrual pad karena saya belum berani pakai menstrual cup walaupun sudah baca banyak sekali review yang menenangkannnn hahaha. Tapi, setelah saya melahirkan dan nifas, saya lama sekali gak mens, sampai akhirnya setelah anak saya hampir masuk di tahun kedua, barulah saya mens hahaha lama bangettt. Akhirnya buru-buru deh saya beli di Shopee pakai instant delivery dan sampai sekarang, sudah lima kali menstruasi, akhirnya saya bisa tulis review sekarang tentang penggunaan menstrual pad ini, karena sangat yakin, bahwa ini adalah salah satu opsi terbaik untuk mulai beralih dan tidak menyampah.

Menstrual pad yang saya gunakan ini mereknya GG. Saya gak tahu banyak merek lain, tapi kayaknya ada banyak sekali merek menstrual pad, bahkan lokal punya, yang bisa jadi pilihan. Silakan cari review-nya di Google sendiri ya. Nah, GG ini memiliki dua lapisan dan tanpa inner tambahan, jadi langsung dijahit jadi satu gitu ya, tapi menurut saya, tidak mengurangi kualitas penyerapan darah menstruasi. Lapisan dalam terbuat dari microfleece, sangat lembut dan nyaman digunakan, serta breatheable. Sedangkan lapisan luar terbuat dari Polyurethane Laminate/PUL (0,8 mil) yang waterproof dan dapat mencegah kebocoran. So far, saya gak pernah tembus selama menggunakan menstrual pad, bahkan saat malam hari dan di hari pertama yang notabene arusnya masih sangat deras. Yang bikin nyaman lagi, menspad memiliki kancing di bagian sayapnya untuk mengunci di celana dalam, jadi mencegah geser atau terlipat dan menyebabkan kebocoran. Beda banget deh sama kalau kita pakai pembalut biasa yang sayapnya gak nempel kuat di celana, sering kelipet dan nyelip akhirnya pembalutnya geser lalu bocor deh.

Lapisan microfleece-nya lembut banget yaa.

Kancingnya sangat kuat dan gak gampang lepas.


Terus cara penggunaannya gimana?
Sama persis kok kayak pakai pembalut biasa. Diganti setelah pemakaian beberapa jam atau kalau sudah terasa penuh, lalu dicuci aja langsung. Yang paling disarankan adalah mencuci tanpa menggunakan sabun/deterjen dengan pewangi, pelembut, serta pemutih, karena residu deterjen dianggap dapat merusak lapisan penyerap pada menstrual pad, sehingga nantinya lapisan tersebut lama kelamaan tidak dapat menyerap cairan darah menstruasi secara maksimal. Tahu kan, kalau residu deterjen dapat tetap menempel di kain, meskipun sudah dibilas berkali-kali dengan air hangat? Nah, residu deterjen tersebut juga bisa membuat area vital alergi atau kemerahan atau gatal-gatal jika tidak cocok dengan penggunaan deterjennya. Lalu paling aman pakai apa dong? Ada yang bilang pakai deterjen khusus clodi dan pakaian bayi, tapi ada juga yang beranggapan bahwa deterjen tersebut tetap meninggalkan residu, walaupun mungkin tidak sebanyak residu deterjen biasa. Ada juga yang menyarankan dicuci dengan menggunakan lerak, atau ya direndam aja pakai air hangat lalu dibilas seperti biasa. Takut masih bau amis karena gak pakai pewangi? Tenang, darah menstruasi gak sebandel itu kok hilangnya, bau amisnya pun gak ada setelah dicuci. Kalau nodanya susah hilang, bisa direndam di air campuran white vinegar dan baking soda. Untuk metode ini, saya belum pernah coba, karena di rumah gak nyetok white vinegar dan baking soda, dan lerak juga (tapi soon saya memang ada rencana untuk membelinya). Nah, saya pribadi masih mencuci dengan deterjen biasa setiap saya mau ganti menstrual pad yang baru, lalu langsung jemur. GG menstrual pad ini cepet banget kering loh, I'm happyyyy! Kebetulan, saya juga gak ada keluhan apa-apa di area vital selama ini. Untuk menyiasati residu deterjen yang mungkin tersisa, setiap bulannya, setiap selesai masa menstruasi, saya langsung melakukan stripping. Sama seperti apa yang selalu saya lakukan dengan clodi dan training pants milik Biandul. Setiap bulan atau maksimal dua bulan sekali harus dilakukan stripping.

Ini penampakan lerak yang bisa digunakan untuk mencuci menstrual pad. Sumber gambar ambil dari Google.

Step by step melakukan stripping. Sumber gambar ambil dari Google.


Gimana sih, caranya stripping?
Direndam dengan air hangat/panas, lalu dicuci dan bilas seperti biasa dan dijemur. Tanpa sabun, tanpa pemutih, tanpa pelembut/pewangi. Kalau clodi dan training pants Biandul masih sering meninggalkan bau pesing, makanya saya harus sering-sering stripping. Mungkin karena residu itu juga kali ya. Nah, tapi GG menstrual pad ini gak pernah kecium amis sama saya. Yaa, paling ada nyisa noda coklat yang samar banget, cuma keliatan kalau kita lihat dari dekat banget aja gitu. Sisanya aman banget. Kalau mau aman cuci pakai lerak boleh banget loh karena bisa memperpanjang umur penggunaan menstrual pad. Untuk metode pencucian pakai lerak boleh cari di Google sendiri.

Berapa lama menstrual pad bisa digunakan?
3 tahun, 7 tahun, bahkan saya pernah dengar ada yang masih bisa dipakai hingga 10 tahun! Waw! 10 tahun gak pakai pembalut sekali pakai tuh sungguh sebuah langkah penghematan pengeluaran lohhh! Belum lagi juga ikut partisipasi dalam mengurangi sampai yang sulit terurai. Bayangin aja berapa buah kamu membutuhkan pembalut, kalau masa menstruasi kamu sekitar 7-8 hari? Dengan menstrual pad, kamu cuma beli satu kali untuk penggunaan bertahun-tahun, berpuluh-puluh kali menstruasi. Asal penggunaan dan cara mencucinya bisa apik, pasti menstrual pad akan bisa digunakan terus selama bertahun-tahun, just like your whole clothes. No more buying disposable sanitary pad! Byeee...

Berapa harga satuannya?
Gak mahaaaal... Asli! Untuk ukuran menstrual pad yang paling kecil, seukuran pantyliners, bisa kamu dapatkan seharga Rp20,000. Lalu untuk ukuran medium, seukuran pembalut harian, harganya sekitar Rp30,000. Dan untuk night mode yang lebih panjang lagi ukurannya, harganya sekitar Rp40,000. Kamu bisa aja dapetin harga yang lebih murah atau mahal, tergantung diskonan atau mungkin merek yang berbeda. Murah kaaaaannn. Nah, karena gak mungkin cuma nyetok 1 buah doang, kita harus beli banyak dulu doong? Gapapa modal agak besar di awal, tapi kan setelahnya gak perlu beli-beli lagi.

Harus nyetok berapa buah?
Tergantung kebutuhan, beb. Kalau saya, mungkin akan lebih banyak butuh yang day mode, apalagi kalau di hari pertama lagi heavy banget, pasti akan lebih sering ganti pembalut daripada di hari ke-4 atau 5, dst. Jadi saya beli 4 day, 2 night, dan 2 pantyliners. Nanti beli lagi kalau ternyata dirasa kurang. Tapi ternyata karena GG menstrual pad ini cepet banget kering pas dijemur, saya jadi merasa cukup punya segitu aja. Karena hari ini pakai dan cuci, besok pakai yang lain dan yang kemarin dicuci udah kering dan siap dipakai lagi. Begitu terus setiap hari selama masa menstruasi. Apalagi saya lebih banyak di rumah dan jarang ke mana-mana yang sampai seharian di luar rumah gitu kan. Nginep-nginep atau liburan selama tanggal menstruasi aja belum pernah selain ke rumah Ibu saya. Kebutuhan ini akan sangat berbeda untuk kalian yang sangat tinggi tingkat mobilitasnya atau pekerja kantoran.

Gimana untuk wanita kantoran yang seharian ada di luar rumah dan gak bisa nyuci langsung?
Tiap mau ganti menspad, yang kotor taruh dulu di sanitary napkin bag (alias pouch untuk nyimpen menspad yang kotor sementara), ada juga kok yang jual banyaaakk banget, boleh cari sendiri yaah.

Contoh sanitary napkin bag yang diambil dari salah satu toko di Shopee:


Nanti sampai rumah baru deh rendam pakai white vinegar dan baking soda trs cuci dan jemur. Tapi jadinya musti nyetok lebih banyak lagi karena seharian aja kita bisa ganti berapa kali yakan? Apalagi di hari pertama dan kedua yang lagi heavy banget. Memang, jadinya akan agak ribet dan extra effort, but I prefer doing this dibanding bayangin berapa banyak sampah pembalut kotor dari 1 wanita aja selama seminggu menstruasi? Dikali ada berapa juta wanita subur yang masih aktif menstruasi di negeri ini? Wkwk pusing ya mikirinnya berat banget 🤣🤣🤣 Tapi ya namanya perubahan memang akan butuh lebih banyak usaha karena meninggalkan yang instan. Again, ini harus disesuaikan dengan kondisi kalian ya. Kalau memang dirasa belum mampu, ya nabung aja dulu sampai kebeli. Jangan maksa. Kalau di rumahnya, akses air bersih sulit, juga jangan memaksakan untuk menggunakan menstrual pad, karena kalau treatment pencuciannya gak bisa bersih dan malah menimbulkan penyakit di area vital, lebih repot lagi loh. Jadi, cobalah untuk membuat perubahan saat kita memang sudah siap dan mampu. Bukan cuma karena ikut-ikutan orang karena lagi hype, atau malah gak dipelajarin dulu cara-caranya lalu malah jadi pake dengan cara asal. Nooo...

Kayaknya udah kepanjangan deh pembahasan kali ini, hehe. Maaf yaa kalau lebih banyak basa-basi dan curhatnya, tapi semoga manfaatnya lebih banyak lagi :) Saya akhiri dengan kesimpulan plus dan minusnya yaa untuk penggunaan menstrual pad kali ini. Semoga bisa membantu!

(➕) Kelebihan penggunaan menstrual pad
  • Dapat mengurangi sampah pembalut sekali pakai.
  • Dapat menghemat anggaran pengeluaran, karena hanya butuh sekali beli saja.
  • Dapat digunakan berkali-kali selama bertahun-tahun.
  • Treatment dan pencucian sangat mudah.
  • Tidak meninggalkan bau amis setelah dicuci, noda darah menstruasi juga mudah hilang.
  • Cepat kering saat dijemur.
  • Terdapat kancing di bagian sayap yang bisa mengunci di celana dalam, sehingga mencegah kebocoran.
  • Tekstur kain lembut dan breatheable, rasanya gak kayak pakai pembalut, gak ganggu.
  • Gak pernah bocor dan nembus ke celana/baju luar.
  • Harga relatif murah dan mudah dicari di online shop.
  • Bisa dilipat sehingga ukurannya kecil dan tidak memakan banyak tempat.

(➖) Kekurangan penggunaan menstrual pad
  • Agak lebih ribet karena harus dicuci dan jemur dulu setiap mau ganti pembalut baru, tidak seperti pembalut sekali pakai yang bisa langsung buang.
  • Modal awal pembelian agak mahal karena harus nyetok beberapa buah untuk ganti-ganti sehari-hari.
So far, saya coba ingat-ingat lagi tapi gak kepikiran lagi kekurangan menstrual pad selain dua poin di atas. Mungkin akan saya update kalau tetiba kepikiran lagi nanti. See? Lebih banyak banget kelebihannya kan daripada kekurangannya? Buat yang udah yakin mau beralih, semoga dilancarkan dan istiqomah sama pilihannya yaa! (Jih kayak lagi ngajak orang nutup aurat aja hahahaha). Dannnn, terima kasih telah mau berusaha untuk mengurangi sampah :)


Sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Cheers.
Drama ini adalah drama yang paling saya takutkan sejak lama..... akhirnya, mau gak mau, suka gak suka, harus saya lalui juga. MENYAPIH. Kenapa?

Pertama, menyapih artinya adalah menghentikan proses menyusui, yang mana proses tersebut adalah proses yang paling saya sukai selama ini. Menyusui adalah bagian dari bonding bagi saya dan Biandul. Sambil menyusui, kami bisa saling berpelukan, bercanda, lalu ketiduran bersama. Indah ya :") Walaupun banyak ribetnya juga, sih. Misalnya, saya jadi sering harus nahan kebelet pup atau pipis karena Biandul gak mau lepas nen, lagi mau makan tiba-tiba dia minta nen, pas lagi pergi juga agak ribet kalau anak minta nen, belum lagi drama puting luka karena digigit si bocah. Hiiihh!


Baca juga: Menghadapi Bayi yang Suka Gigit Puting

Kedua, ya dramanya ini sendiri. WALAAAHHH! Kebayang gak sih, nangisnya akan kayak apa ketika dia minta nen tapi gak dikasih? Biandul tuh termasuk monster nenen, ngambek dikit minta nen, gak mau diajak main sama orang pura-pura minta nen ke kamar, abis jatuh/kenapa-kenapa nangis lalu minta nen, ngantuk pun kudu nen dulu. Gak pernah tuh ada cerita dia ngantuk lalu ketiduran kayak anak orang-orang yang di Internet/Instagram hahaha. Dia kudu ngamuk ngambek gak jelas minta nen dulu, baru bisa merem. Lalu, gimana nasib pertiduran dia kalau udah gak boleh nenen? Mari duduk santai sejenak, siapkan teh/kopi, lalu baca cerita proses saya menyapih Biandul di sini.


SOUNDING SEJAK 6 BULAN SEBELUMNYA

Saya sudah bertekad untuk langsung menyapih Biandul sehabis ia ulang tahun dan tiup lilin. Itu saya ulang terus-menerus walaupun berakhir dengan jawaban iya iya aja tanpa tahu bener gak sih dia udah paham? Kuncinya, percaya dulu. Percaya sama anak. Percaya bahwa ia bisa melewatinya. Percaya bahwa ia cukup pintar untuk menangkap dan mengerti maksud dari omongan orangtuanya.

"Nanti kalau sudah tiup lilin, tandanya Bian sudah jadi big boy. Big boy itu tidak nenen lagi, minumnya susu di gelas. Gapapa ya?" Lalu dibalas dengan "Gapapa" a la bayi baru sotoy berbicara sambil angguk-angguk sok ngerti. Oke, tiap hari, tiap lagi nen, tiap lagi ngapain aja saya terus sounding sambil counting down. Tiga bulan lagi, dua bulan lagi, sebulan lagi, dua minggu lagi, seminggu lagi, dst...

Janji saya untuk tiup lilin tentu akan saya tepati, bahkan saya mengolah sendiri kue ulang tahunnya. Lebih ke penasaran dan ingin coba-coba, jadilah momen ulang tahun anak adalah waktu yang tepat untuk belajar membuat kue. Lalu, iseng bilang ke suami kalau kita bisa gak sih sekalian aqiqah aja pas nanti Bian ulang tahun? Suami saya menyanggupi, lalu kami menabung dua bulan sebelumnya, mencari vendor paket aqiqah yang cocok, dan tadaaa... akhirnya Biandul resmi ditebus dari pegadaian! Hahaha.


BELAJAR PERCAYA SAMA ANAK

Again, saya tekankan, bahwa kepercayaan adalah salah satu hal yang wajib dipersiapkan, selain kesiapan mental dan fisik ibu & anak. Menyapih tentu butuh kesiapan fisik dan mental, baik ibu dan juga anak. Ibu dan anak harus dalam keadaan sehat dan bugar, jangan memaksakan ketika sakit. Ibu sakit pasti gak punya tenaga, sedangkan menyapih itu sangat melelahkan. Sangat. Jika anak sakit pun pasti akan lebih butuh perhatian dan rasa nyaman yang ia dapat dari ibunya, bagaimana jika rasa nyaman itu adalah dengan menyusui, lalu ia tidak mendapatkan hal itu? So, perhatikan dulu kesehatan fisik sebelum mulai menyapih. Pun dengan mental, tiada yang lebih memusingkan daripada mendengar bayi menangis tanpa henti selama berjam-jam karena menginginkan sesuatu yang tidak didapatkan. Wajar, jadi ibu harus sabar. Di sinilah mental akan diuji. Perasaan akan lebih sensitif, peka, dan mudah tersinggung. Suami harus paham juga kondisi ini, sehingga diharapkan mampu membantu, sekecil apapun bantuan itu, karena proses ini memang akan lebih baik jika dijalani bersama-sama.

Lalu, bagaimana dengan kepercayaan kepada anak?
Percayalah bahwa kami, ibu dan anak, bisa saling menguatkan dan melewati proses ini. Selama Bian menangis dan meneriakkan "NENENNN" terus-menerus selama berjam-jam, gak bosan-bosan saya bilang, "Bian bisa ya, Nak, bobo tanpa nenen. Kan sudah jadi big boy. Mama percaya, Bian pasti bisa. Mama masih sayang sama Bian walaupun udah gak nenen." Itulah mantra kekuatan untuk sang anak. Kalau mau menerapkan metode menyapih sesuai kenyamanan masing-masing, itu hak ibu kok. Bagi saya, percaya sama anak adalah kunci, yang saya yakin bisa dibawa terus sama Biandul sampai ia dewasa. Kunci bahwa Mamanya akan selalu percaya sama dia.

Keluarga dari pihak suami sempat menyarankan beberapa cara; membawa Biandul ke pengobatan supaya disembur aja, lalu gak usah ada drama nangis behari-hari, atau putingnya dioles dengan berbagai macam dari lipstik, daun brotowali, bahkan hingga balsam. Saya terima saran mereka, tapi, pada akhirnya, keputusan saya adalah menggunakan kepercayaan saya terhadap Bian. Siapa lagi yang mau percaya sama Bian kalau bukan dimulai dari ibunya sendiri?


SIAPIN CAMILAN KESUKAAN ANAK, YANG BANYAKK

Camilan, susu, makanan kesukaan Biandul kudu siap di kamar karena dia pasti butuh pengalihan selain nenen. Saya stok susu UHT besar, lalu tuang ke cangkir kecilnya setiap dia minta susu. Iya, Biandul belum pernah saya kasih sufor, dulu anaknya gak doyan. Gak tau kalau sekarang, karena belum pernah coba lagi dan malas nyeduhnya hahaha jadi pilih UHT yang udah siap minum aja lah hehehe. Coklat Chacha, donat, wafer, dan segala jajanan kesukaannya. Iyaaa coklat teruuus, coklat semuaaa, gapapaaaa. Asal sikat giginya gampang mah gapapa deh, abis gimana dong sumber kenyamanan satu-satunya udah mau direbut balik, masih gak boleh juga makan jajanan kesukaan. Kasian amat hehehe. Saya bukan ibu perfeksionis yang harus selalu kasih anak makanan sehat, dia tetap ikut makan makanan yang saya makan walaupun bisa dibilang gak ada sehat-sehatnya. Tapi, itu kan gak setiap hari juga laaah, jadi, ya balik lagi aja anaknya doyan apa, ibunya mau kasih apa. Gituu.


CARI KEGIATAN LAIN SEBELUM TIDUR, SUPAYA LUPA NENEN

Yang ini, hasilnya bisa beragam dan gak sama, tapi gak menutup kemungkinan juga susah nemunya, atau malah gampang. Ada yang dikasih HP aja, tontonin Youtube sampe ketiduran, ada yang bacain buku, ada yang digendong terus sampe ketiduran, dan masih banyak lagi. Kalau di Bian, saya belum nemuin kegiatan rutinnya, tapi, sejauh ini, biasanya Bian mainan mobil-mobilannya di atas kasur sampe dia capek sendiri. Kadang, kalau saya udah ngantuk duluan, saya tinggal merem aja (walaupun jadinya dikit-dikit kebangun sih), nanti lama-lama dia akan ikut tidur kalau sudah capek atau bosan. Di awal-awal masa sapih, hampir tiap sesi tidur selalu ada tangisan jerit-jerit. Sayanya maksa tidur, anaknya ngantuk, tapi gak mau tidur. Mungkin karena nunggu dinenenin juga kali yah. Ini akan terbentuk sendiri aja sesuai kebiasaan masing-masing ibu dan anak. Kuncinya, sabar. Sabar begadang, sabar pusing, sabar dengerin anak nangis. Tahan marahnya, buk. Tahan....


SAATNYA PROSES MENYAPIH

Jeng! Kalau semua sudah siap, ayo kita mulai sapih, Buibuk! Saya memilih untuk menyapih Bian secara bertahap, gak langsung full disapih siang-malam. Tujuannya; 1. Sambil nyicil nurunin produksi ASI yang sudah mulai jarang disedot, 2. Supaya Biandul gak langsung kaget, 3. Perkara kesiapan mental juga nyicil sih biar saya gak kaget juga hehe. Jadi, kalau siangnya udah pusing liat Biandul ngamuk karena gak dikasih nenen, biarlah tidur malam kami berdua tenang karena Biandul masih dikasih boleh nenen.

Malah bikin anak bingung gak, sih, kok siang gak boleh tapi malam boleh? Yaa, mungkin akan bingung, tapi kan tetap dikomunikasikan. "Siang gak usah nenen ya, tapi nanti malam Bian boleh nenen sebelum bobo." Dan kami lebih bahagia menjalani hari jika sudah gelap wkwkwk.

Nah, untuk runutannya kemarin, alhamdulillah bisa sesuai plan, karena memang di awal saya dah komit sama diri sendiri untuk menyelesaikan persapihan ini segera.

Day 1 - 19 Okt : Tidur siang tanpa nenen, tidur malam masih nenen. Tapi karena Biandul masih terbiasa kebangun ketika tidur untuk minta nen, jadi hari pertama ini dia tidur siang hanya 1 jam aja. Itupun karena kecapean nangis dan terpaksa menerima keadaan kalau gak boleh nenen.

Day 2 - 20 Okt : Tidur siang tanpa nenen, tidur malam masih nenen. Kali ini agak chaos karena tidur siangnya cuma setengah jam, ngamuk karena kebangun minta nen tapi gak dikasih. Jadi gak bisa tidur lagi. Payudara saya belum terasa bengkak tapi pas malam berasa banget penuhnya karena 24 jam gak keluarin ASI, baru akhirnya pas nenenin Bian malemnya, payudara kosong lagi.

Day 3 - 21 Okt : HAPPY BIRTHDAY BIANDRA! Ultah Bian yang sesungguhnya tuh hari ini, hahaha tapi kita majuin 2 hari karena berbarengan aqiqah. Hari ini mulai FULL menyapih siang-malam. Siang bisa tidur setelah dibujuk makan Chacha, minum susu, baca buku, main mobilan, dipijit, terakhir digendong sejam sambil nangis-nangis. Malamnya lebih ngamuk lagi karena udah beneran gak dikasih nenen. Begadanglah kami sampai jam 1-2 pagi sebelum akhirnya dia bisa tidur. Sampai pagi. Gak kebangun kayak biasanya.

Day 4 - 22 Okt : Payudara udah mulai kenceng banget, sakit kalau kesentuh. Akhirnya beli kol di pasar, masukin freezer 15 menit, lalu kompres di payudara sampai kolnya layu. Diulang terus setiap 2-3 jam. Pas mandi sempet marmet sebentar cuma biar gak kepenuhan aja, tapi gak sampe kosong. Sedih plus legaaa banget rasanya. Sedih liat ASI muncrat-muncrat di kamar mandi tapi udah gak keminum lagi (sayang banget hu), lega karena rasanya payudara agak enteng, gak kayak lagi bawa batu di dada :(
Tidur siang Biandul masih bingungin, tapi udah lebih ngerti karena udah mulai gak minta nenen. Tapiiii, gak mau aja gitu disuruh tidur. Adaaa aja alasannya. Akhirnya baru bisa tidur sore dan lamaaaa banget sampe maghrib baru bangun. Jadi malemnya dia melek lebih lama, lalu kami baru tidur malam sekitar jam 2-3 pagi. Besoknya sama-sama bangun kesiangan. Saya kecapean banget rasanya, but I'm beyond proud because my son was so cooperative.

Day 5 - 23 Okt : Udah gak ada drama minta nenen lagi, bahkan udah lupa banget. Tapi kendalanya adalah susah disuruh tidur. Jadi setiap hari memang akan ada sesi tidur yang sebelumnya dipenuhi dengan suara tangisan dulu huhu. Rasanya ngeliat itu setiap hari tuh kayak semacam mikir, anak saya tuh kayak anak gak bahagia ya selalu nangis setiap hari :") But this too shall pass, indeed.

Kayaknya day 6 dan seterusnya sama deh permasalahannya, susah disuruh tidur. Tapi udah gak pernah minta nenen lagi. Akhirnyaaaaaaa...

And, guess what??
Nafsu makan Biandul langsung naik drastisss loh! Selain doyan ngemil, sekarang anaknya bisa minta makan kalau laper. Karena udah gak dikasih nenen lagi, jadi mau gak mau ya kalau laper itu makan. Jam 11-12 malem aja bahkan sering minta makannnn, jadi gimana gak kudu nyetok lauk sampai tengah malem coba? Hehehehe. Alhamdulillahh. Bener ternyata kata banyak orang yang bilang kalau anak biasanya selepas sapih langsung doyan makan. Ini yang saya tunggu sejak lamaaaa, secara susah banget ngajak anak ini makan, sampai hampir stress mamaknya :")

Nah, Buibuk yang sedang mempersiapkan masa sapih, semangat ya! Fase ini memang harus kita lewatin sama-sama, pasti akan berakhir kok, dan akan sukses kalau dari kita dulu, ibunya, percaya diri. Takut itu pasti. Apalagi harus dengerin tangisan anak sampai ngamuk-ngamuk, gak tega. Belum lagi kehilangan bonding time saat menyusui berdua sambil pelukan, pasti kangen banget nanti. Jadi, puas-puasin aja dulu. Setelah tiba saatnya semua selesai, selesaikanlah juga dengan cinta, sama seperti perjuangan awal saat ibu dan bayi belajar saling memberi dan menerima ASI sebagai bentuk kasih sayang dan tanggung jawab. Ikhlas :)
Halo, Moms!

Ada yang udah nungguin tulisan series Manajemen ASIP dari saya, nggak? Nggak yah? Wkwk. Gapapa sih, saya share sebisanya yang pernah saya baca dan lakukan, supaya bisa jadi bahan pelajaran buat ibu/calon ibu yang mau sukses ASI sampai anaknya dua tahun. Kita lanjutin yuk seri ke-2 dari episode Manajemen ASIP! Btw, saya masih full ASI dan sekarang anak saya udah menuju 20 bulan loh. Sebentar lagi nyapih huhu *drama*



So, here we go, Mommies!

Namanya jadi ibu baru, apalagi working mom, pasti akan bingung gimana caranya bisa tetap kasih ASI ke baby walaupun masih juga harus sambil bekerja ke luar rumah. Nah, sekarang udah banyak banget ilmu ASI yang bisa diterapkan loh! Walaupun kedengerannya agak ribet, trust me... ini sebenernya sederhana. Apalagi kalau nanti udah menjalaninya setiap hari. Kunci utama adalah: KONSISTEN dan PERCAYA.

Konsisten bahwa ibu mau tetap memberikan ASI untuk anak, dan percaya bahwa ibu bisa memberikan ASI untuk anak. Karena sesungguhnya ASI itu adalah hak anak, sehingga selagi kita bisa kasih, ya kita WAJIB kasih. Kecuali ada indikasi medis atau keadaan yang mungkin tidak membolehkan ibu memberikan ASI, baik sementara atau seterusnya, then you need the second plan: Sufor. It's okay. Sufor bukan racun kok, Bu. Ada kalanya kita perlu kasih sufor tapi, again, untuk kondisi tertentu ya. Selagi masih bisa ASI, ya mari berjuang bersama untuk mengASIhi! ❤️

Cara memberikan ASI pun bisa ada 2 cara ya: 
1. Direct breastfeeding 
2. Kasih ASIP (ASI perah), pakai pumping. 

Ibu yang tidak bisa menyusui secara langsung karena beberapa hal, bisa tetap memberikan ASI dengan cara menyediakan ASI perah di rumah, melalui teknik pompa (pumping), lalu susui dengan media seperti cup feeder, pipet, sendok, gelas, dot, dll. Nah, dalam hal ini, ibu perlu belajar cara menyimpan ASI di rumah agar bisa diberikan ke anak, karena nyimpennya gak bisa sembarangan loh, Bu! Perbedaan suhu dan waktu menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi kelayakan ASI untuk diberikan pada anak. Yuk, kita bahas satu-satu :)

A. Tabel Manajemen ASIP

Tabel manajemen ASIP ini saya rangkum dari beberapa sumber, di antaranya: kellymom.com dan IG @asiku.banyak.



ASIP fresh adalah ASI segar yang baru saja selesai dipompa. Jika ASI berada di suhu ruangan setelah selesai dipompa, paling ideal dapat diberikan ke anak maksimal 4-8 jam (sesuai suhu ruangan). Setelah itu, sebaiknya tidak diberikan lagi, apalagi jika sudah terkena liur bayi (sudah diberikan ke bayi melalui media gelas, dot, dll, sebaiknya tidak dimasukkan ke kulkas lagi ya). Kalau saya dulu tidak lebih dari 4 jam pasti langsung ganti ASIP baru. Tapi kalau ambil dari kulkas kan biasanya per 100ml, jadi setelah dihangatkan, biasanya langsung diminum habis sama baby, jadi gak ada sisa untuk disimpan lagi. Lalu beberapa jam ke depan hangatkan 100ml lagi untuk sesi menyusui berikutnya.

ASIP beku yang dicairkan adalah ASIP fresh yang telah dibekukan di freezer, lalu dicairkan untuk diberikan ke baby. Sebaiknya tidak dibekukan lagi ya jika sudah dicairkan. Itulah mengapa penyimpanan ASIP dibagi per 100ml untuk sekali sesi menyusui agar tidak terlalu banyak sisa jika baby sudah kenyang menyusu. Saya pakai kantung ASI dan botol kaca untuk ASI yang ukurannya sama-sama 100ml. Jadi kalau sekali pumping bisa dapat sekitar 500ml itu berarti dibagi menjadi 5 botol/kantung ASI. Cara mencairkannya: 
Dari freezer, turunkan dulu ke chiller, tunggu hingga mencair 
Setelah mencair, baru hangatkan di suhu ruang, atau rendam dengan air hangat, atau masukkan ke bottle warmer hingga suhunya menjadi hangat kuku untuk diminum ke baby. Kalau baby suka ASIP dingin, gapapa banget loh langsung dikasih. 

Media penyimpanan ASIP (paling baik) bisa dengan 2 cara: 
1. Dengan kantung ASI, banyak sekali merek yang dijual. Dulu saya pakai Gabag. 
• Kelemahan: kantung ASI hanya bisa sekali pakai lalu buang, sehingga kita harus beli ulang terus jika stok sudah habis. 
• Kelebihan: muat banyak jika ditata di cooler bag atau kulkas, karena bentuknya yang ramping dan efisien. 

2. Dengan botol kaca ASI ukurannya 100ml. Saya juga beli sekitar 50an botol. 
• Kelemahan: tidak muat banyak jika ditata di cooler bag atau kulkas, karena bentuknya yang tidak ramping. Jadi kalau pakai kantung ASI bisa muat 9 kantung di cooler bag, kalau pakai botol kaca hanya muat 6 botol saja. Tiap malam juga harus siap capek cuciin botol ASI yang kotor, lalu disteril, baru bisa digunakan lagi untuk menyimpan ASIP baru. 
• Kelebihan: awet banget karena hanya sekali beli dan bisa digunakan berulang kali. Harga pun jauh lebih murah daripada kantung ASI. 

B. IMPORTANT THINGS!

Menyimpan ASIP memang tricky buat yang belum paham, makanya saya baca dan cari tahu berulang-ulang bahkan sejak saya hamil 4 bulan. Tiap malam jadi bacaan pengantar tidur sampai saya khatam dan merasa yakin bahwa nanti saya bisa menyediakan ASIP di rumah untuk Biandul selagi saya kerja di kantor. Semata-mata karena saya mau berusaha kasih ASI ke Biandul semampu saya, semaksimal yang bisa saya lakukan. Makanya, baca-baca ini tuh gak bisa sekali baca langsung paham, karena ternyata prakteknya di awal-awal memang agak keliatan bikin pusing. Tapi, again, lama-lama gampang banget kok menyesuaikannya. Jangan lupa ya komunikasikan juga ke orang rumah supaya mereka bisa bantu kasih ASIP ke baby dengan cara yang tepat, selagi kita sedang tidak bisa memberikan ASI secara langsung.

Setelah tau cara menyimpan ASIP sesuai suhu dan tempatnya, ada beberapa HAL PENTING yang perlu diketahui agar ASIP layak disajikan untuk baby. Selamat menyimak!

1. Flow penyimpanan ASIP.


Dulu, saya selalu usahakan kasih ASIP fresh dulu, lalu selang-seling dengan ASIP beku, karena kualitas ASIP fresh lebih baik daripada yang beku, tapi ASIP beku masih tetap layak diberikan kok :) ASIP fresh yang sudah hampir 3 hari di dalam kulkas dan belum terminum, saya masukkan ke freezer, tapi Biandul tetap minum ASIP fresh yang masih cair di kulkas. Jika cadangan ASIP fresh sudah menipis, baru cairkan ASIP beku, sampai cadangan ASIP fresh bertambah dan jumlahnya aman. Lalu, bekukan lagi ASIP fresh yang belum terminum sejak 3 hari setelah pemerahan. Begitu terus perputaran ASIP.

Oiya, saya pakai kulkas satu pintu dan tidak menyimpan bahan makanan/sisa lauk yang menyebabkan aroma tercampur di dalam kulkas ya, karena akan berpengaruh juga terhadap kualitas ASIP. Kalau ada pun, sisa lauk/makanan tersebut saya simpan dalam kotak tertutup agar aromanya tidak bercampur dan menjadi tidak sedap karena lumayan membuat aroma ASIP juga terganggu. So, please make sure that you can keep your refrigerator clean.

Kalau kulkasmu memang dipakai untuk menyimpan bahan makanan/sayur yang terlalu penuh dan khawatir memengaruhi aroma ASIP, kamu bisa sewa freezer/kulkas khusus ASI. Ada banyaakk banget kok. Tapi, coba pertimbangkan keputusan lainnya juga yah dengan suami dan keluarga lain :)

2. Mencairkan, membekukan, dan mencampur ASIP.

ASIP fresh, yang baru selesai diperah, biasanya hanya bertahan sekitar 4 jam untuk dikonsumsi, maka sebaiknya jangan tunda masukkan ASIP ke kulkas segera setelah selesai pumping ya. Jika hasil pumping kamu 550ml, dan kamu memakai kantung ASI per 100ml, maka akan menghasilkan 5 kantung full dan 1 kantung isi setengah. Nanti pada sesi pumping berikutnya bisa dicampur ASAL suhunya harus sama juga dan TIDAK LEBIH DARI 24 JAM. Misal ASIP pada sesi pumping sebelumnya sudah suhu ruangan maka bisa langsung campur dengan ASIP sesi pumping berikutnya karena hanya beda 3 jam saja. Kalau ASIP sudah masuk ke kulkas, maka ASIP yang baru selesai diperah bisa dimasukkan ke dalam kulkas dulu selama beberapa jam baru kemudian dicampur. Saya sering melakukan ini agar menghemat botol ASIP supaya bisa saya gunakan untuk sesi pumping berikutnya. Jadi semua botol ASIP terisi 100ml untuk sekali porsi minum.

Lalu, kalau mau mencairkan ASIP beku, usahakan jangan langsung masukkan ke warmer, atau lebih parahnya lagi direndam di air mendidih karena perubahan susu yang mendadak akan merusak komponen ASIP. Yang sebaiknya bisa dilakukan adalah turunkan dulu ke chiller atau kulkas bawah hingga ASIP mencair semua, lalu baru hangatkan atau bisa langsung kasih ke baby kalau doyan dingin (Biandul sering gak sabaran akhirnya dikasih ASIP dingin dan dia doyan loh hehe).

Hal yang sama bisa dilakukan juga untuk membekukan ASIP ya. Bisa taruh di kulkas bawah/chiller dulu hingga suhunya dingin baru dipindah ke freezer agar tidak terjadi perubahan suhu yang mendadak/ekstrem.

3. ASIP memiliki dua lapisan, tapi usahakan untuk tidak dikocok agar dua lapisan tersebut tercampur ya. Cukup digoyang pelan-pelan saja. Lapisan itu disebut Hindmilk dan Foremilk dan itu wajar adanya, bukan karena ASIP-nya rusak. Akan saya bahas di tulisan berbeda nanti.

Nah, kayaknya segini dulu yah tulisannya. Lanjut di postingan lainnya ya, karena selain akan membahas hindmilk dan foremilk, saya juga akan membahas RUMUS PUMPING loh. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
Newer Posts Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes