Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia
  • • Home
  • • About Me
  • • Media Kit
  • • Advertorial
  • • Contact Me
Serial Netflix Ginny & Georgia baru saja menayangkan season 2 di awal Januari 2023. Kehidupan Georgia, sebagai ibu tunggal dari dua anak dan sering berpindah-pindah, menemukan lebih banyak drama, konflik, dilema, risiko, dan pada saat yang bersamaan juga menemukan nilai hidup yang berbeda di kota Wellsburry.

https://www.netflix.com

Pada saat saya menonton season 1 di tahun 2021 lalu, saya pikir ini drama biasa aja, yang isinya tentang bonding ibu dan anak dan drama keluarga. Ternyataaa, lebih dari itu, series ini mengangkat tema mental health yang berhasil digali dengan sangat dalam oleh Sarah Lampert. Bahkan, Netflix menyediakan sebuah ruang bagi semua orang yang butuh support dan bantuan dalam hal mental issue di website www.wannatalkaboutit.com, dan hal ini juga disiarkan di setiap akhir episodenya, yang semakin meningkatkan awareness penonton bahwa serial ini mengandung banyak unsur emosionalnya.

Saya lanjut menantikan season 2, yang ternyata konflik di dalamnya semakin intens dan padat. Meskipun begitu, drama ini masih tergolong ringan untuk ditonton karena vibe-nya enak banget. Kita jadi diingatkan tentang banyak hal yang sering kita temui di keseharian; persahabatan, pasangan, kehidupan masa muda, hubungan dengan keluarga, sampai dengan how to deal with traumas. Yap, trauma masa lalu memang menjadi hal yang kadang susah untuk kita lepaskan, dan hal itu dapat memperburuk hubungan kita di masa depan dengan orang-orang di sekitar kita.

Ketika saya selesai menyelesaikan semua episode Ginny & Georgia, saya bisa bilang bahwa series ini the best banget! Saya berani kasih rating 10/10★ karena banyak banget kesan yang bisa saya ambil dari sebagian besar karakter di dalamnya, dan wajib disadari bahwa kesehatan mental itu penting banget. Mau ikut saya bedah satu-satu? Yuk baca sampai akhir!

Disclaimer: saya berusaha untuk gak kasih tahu lebih banyak cuplikan karena khawatir malah jadi spoiler, jadi semoga setelah membaca ini, kamu tidak kesal karena merasa kena spoiler yaaaa.

SINOPSIS

Georgia Miller adalah seorang ibu tunggal yang memiliki dua orang anak, Virginia (Ginny) dan Austin, dinamakan sesuai dengan temnpat lahir mereka. Kisah hidup Georgia cukup kelam dan bisa dikatakan buruk serta penuh dengan trauma, sehingga kehidupannya pun tidak ada yang bisa dibanggakan. Ia banyak menyimpan rahasia itu dari anak-anaknya, dan berjuang mencari kehidupan yang aman, nyaman, dan settled.

Jika ada masalah, Georgia lebih memilih untuk lari dan pindah. Ginny dan Austin tak pernah dilibatkan untuk hal apapun, kecuali menuruti semua rules dari Georgia. Mereka berkali-kali pindah sekolah dan hampir tidak pernah memiliki teman karena selalu menjadi anak baru. Saat akhirnya mereka pindah ke kota Wellsburry, Georgia merasa kali ini kehidupannya akan berbeda.

https://widyasty.com

Georgia mendapatkan pekerjaan dan memacari walikota Wellsburry, Paul Randolph. Ginny memiliki teman bahkan pacar di sekolah barunya. Austin masih berusaha beradaptasi di sekolah. Tetapi, apakah Wellsburry benar-benar tempat yang tepat bagi mereka untuk menetap dengan aman? Tentu tidak semudah itu. Apalagi Ginny sudah tumbuh remaja, dan Georgia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan rahasia, karena Ginny sanggup dan berani untuk mencari tahu segalanya, termasuk alasan Georgia menerapkan bad parenting ke anak-anaknya selama ini.

Baca juga: Kesalahan Parenting yang Dilakukan oleh Wanda/Scarlet Witch

Hal-hal itu membuat Ginny cukup depresi karena sering adu argumen dengan Georgia. Semua yang Georgia lakukan tampak misterius dan mencurigakan. Ia bahkan tidak lagi bisa memercayai ibunya sendiri. Belum lagi masalah asmara dan persahabatan di sekolahnya yang juga menyita pikirannya.

KEHIDUPAN DI WELLSBURRY

Ada alasan tersendiri bagi Georgia tentang pilihannya pindah ke Wellsburry. Kisah masa lalunya pun kerap ditayangkan sebagai flashback, dan semua itu sangat berhubungan dengan semua keputusan yang diambil oleh Georgia, misalnya; mengajak Ginny menggunakan alat kontrasepsi saat tahu Ginny memiliki pacar, menyimpan dua senjata api diam-diam, menggelapkan keuangan di tempatnya bekerja, dan masih banyak hal lain yang Ia akui tak terpuji, tapi demi bisa melindungi anak-anaknya, semua akan tetap Ia lakukan. That's a bad parenting!

Georgia tidak pernah mempelajari bagaimana menjadi orangtua yang baik. Ia hanya selalu belajar cara mencurangi segala hal agar bisa bertahan hidup dan tidak terpisah dari anak-anaknya, meski hidupnya tidak akan pernah aman. Tetapi, di samping itu, kehidupan kita semua tentu sama, tak pernah lepas dari masalah yang selalu menghantui kita, di manapun berada. Membuat kita merasa tak aman dan bernapas lega.

Di Wellsburry, semua orang memiliki sisi gelapnya masing-masing, masalah yang terasa seperti ancaman di setiap detik. Membuat semua orang lupa menikmati kebahagian hari ini, sibuk mencemaskan hal buruk yang terus terjadi. Mari kita bongkar satu per satu, yuk!

GEORGIA MILLER

Trauma masa lalu tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah tirinya membuat Georgia, yang dulu bernama Mary, lari dari rumah dan mulai hidup berpindah-pindah. Ketika Ia selalu merasa bahwa hidup ini didesain dan dirangcang untuk laki-laki, maka tak ada tempat untuk perempuan. Dunia selalu meremehkan perempuan, dan laki-laki merasa berkuasa di dunia ini. Maka, satu-satunya jalan adalah beradaptasi dan bertahan. Itu yang selalu dilakukan Georgia, meski dengan cara yang tidak wajar.

https://widyasty.com

Bad parenting yang dilakukan Georgia selama seluruh season Ginny & Georgia bakal bikin kita super gregetan, karena benar-benar menyebalkan. Saya langsung ikut kesal ketika Ginny selalu merasa bahwa Georgia tidak memiliki batasan terhadap privasi anaknya. Semua hal harus ikut aturannya. Ginny harus terbuka dan memercayainya, tapi bahkan Ia tidak pernah terbuka kepada Ginny. Jika masa lalu saya seperti itu, saya rasa juga tidak akan sanggup membuka semua luka itu untuk diketahui oleh anak-anak saya.

Tidak mudah baginya membuka luka lama, meskipun ke anaknya sendiri. Ia bahkan berkata pada Ginny, "If you  knew, you'd never look at me at the same way. There'd be no coming back from that". Damn! Saya, yang tadinya menyalahkan Georgia karena jadi ibu yang buruk selama ini kepada kedua anaknya, langsung dibuat paham bahwa semua yang Ia alami sejak kecil terlalu kelam untuk dibuka dan diperlihatkan ke anak-anaknya. Ia hanya ingin anaknya memiliki masa kecil yang indah, dan tidak melihat bahwa ada sejarah kelam yang panjang yang membayangi kehidupannya selamanya. Tapi, Ginny pun tidak keterlaluan. Sebagai anak remaja yang sudah paham melihat kondisi di depan matanya, Ia pasti penasaran kenapa ibunya selalu punya masalah yang dirahasiakan darinya. Sebesar apa masalah itu?

Luka masa lalu yang tidak disembuhkan, akan terus menghantui hidup kita selamanya, membuat kita hidup dalam neraka dan penyiksaan. Bahkan lebih dari itu, semuanya aka memengaruhi kehidupan orang-orang di sekitar kita juga; pasangan, anak-anak, keluarga.

Baca juga: Sudahkah Kita Berdamai dengan Masa Kecil?

VIRGINIA MILLER

Berbeda dengan pengalaman di sekolah-sekolah sebelumnya, Ginny tidak pernah memiliki teman/sahabat. Tapi di Wellsburry, ia langsung diterima hangat oleh Max, anak Ellen yang rumahnya bersebrangan dengan Ginny. Max punya gang di sekolah, yang kemudian perlahan menerima Ginny juga menjadi bagian dari geng itu. Tak hanya itu, Ginny juga memiliki kekasih untuk pertama kalinya, meskipun harus dibumbui dengan drama perselingkuhan dengan Marcus, saudara kembar Max. Kehidupan Ginny di Wellsburry ternyata benar-benar berbeda, dan Ia sangat menyukainya.

Ginny, yang sudah memasuki usia 16 tahun, mulai merasa sadar bahwa sudah saatnya Georgia tidak mengatur hidupnya lagi. Tetapi, semua kebohongan Georgia yang mulai terbuka satu-satu, membuatnya sering bertengkar dan tidak lagi memercayai siapapun. Ginny bahkan bilang bahwa Ia tidak pernah merasa punya suara. "Of course, I hurt myself. When you don't have a voice, you have to scream somehow". Sudah lama sejak Ia merasa ingin menyakiti dirinya sendiri, dan Ia selalu berusaha menutupi itu dari semua orang lain.

Perilaku self-harm yang dilakukan Ginny merupakan salah satu sinyal bahwa Ginny butuh pertolongan. Kondisi mentalnya yang tidak stabil karena kehidupannya dengan Georgia membuatnya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, dan Ia merasa puas setelah melukai dirinya sendiri. Pada akhirnya, ketika Ia memberitahu Ayahnya, Ginny mendapatkan sesi terapi agar dapat mendistraksi diri dari perasaan ingin melukai diri sendiri, dan mencari sumber dari masalah itu.

AUSTIN

Anak kedua Georgia ini baru berusia 9 tahun. Berbeda dengan Ginny yang lebih cepat beradaptasi, ternyata Austin sering bermasalah dengan teman sekelasnya, Zach. Zach sering menyombongkan hidupnya yang serba mewah dan normal, dan menganggap bahwa Austin aneh karena hidup dalam dunia khayalan Harry Potter. Saat Austin tidak bisa mengontrol dirinya, Ia menusuk tangan Zach dengan pensil runcing. Meskipun sudah diberitahu oleh pihak sekolah bahwa Austin butuh terapi, Georgia tetap tidak melakukannya karena tidak percaya bahwa psikolog dapat membantu permasalahan orang hanya dengan mendengar ceritanya saja, like..... hellooooo! Kok lu ngeremehin mental anak lu gitu sih??!

Austin lebih banyak diam dan hampir tidak pernah protes. Mungkin karena Ia masih kecil, Ia hanya dapat mengikuti peraturan yang dibuat Georgia saja. Sebagai laki-laki, Ia tidak memiliki sosok ayah sebagai role model, karena ayahnya di penjara. Jika marah, Austin akan melakukan aksi diam dan tidak berbicara kepada siapapun selama berbulan-bulan, dan memendam itu bukan cara yang aman untuk menyelesaikan masalah.

GENG MANG (MAX, ABBY, NORAH, GINNY)

Pada awalnya, saya mengira geng ini toxic banget, karena cuma Max yang menerima Ginny sebagai temannya. Berbeda dengan Abby dan Norah yang malah merasa pertemanannya terganggu sejak Ginny datang. Mereka bahkan pernah menjebak Ginny untuk mencuri di toko perhiasan dan malah sembunyi tangan. Tetapi, lama kelamaan hubungan mereka malah semakin erat. Mereka punya masalahnya masing-masing, dan tetap bisa ada untuk saling mendukung.

https://widyasty.com
Geng MANG saat acara the sleepover di sekolah Wellsburry. Kompak pakai piyama dan baju kembar ❤

Max, si lesbian, sibuk dengan perasaannya yang sering dibuat patah hati oleh pasangannya, kadang lebih sering merasa bahwa dunia harus berpusat pada dirinya dan jarang melihat bahwa teman lainnya membutuhkan support yang lebih banyak. Abby depresi karena jadi anak broken home, orangtuanya cerai dan ayahnya begitu cepat punya pacar lagi, sedangkan Ia tak pernah merasa dicintai oleh siapapun, bahkan pacar. Bentuk tubuhnya pun bukan hal yang Ia sukai. Ia sering menggunakan solasi di bagian pahanya agar kakinya terlihat kecil dan jenjang, karena Ia takut dilihat gendut. Norah adalah satu-satunya yang tidak ter-expose kehidupan pribadinya. Kisah asmaranya dengan pacarnya pun lancar dan langgeng selama beberapa tahun.

Yang bikin saya suka, chemistry keempat orang ini terlihat natural banget, seakan mereka bestie beneran gitu di kehidupan nyata, karena setiap melihat scene mereka bersama, saya tidak melihat mereka sedang berakting. Keren banget! Jadi kangen sama geng waktu di sekolah dulu deh, ehehehe.

MARCUS

Saudara kembar Max ini digambarkan sebagai bad boy yang tertutup. Berbeda dengan Ginny, Ia lebih suka menyendiri dibandingkan  bergaul dengan teman atau keluarga. Meskipun begitu, ternyata Ia dan Ginny saling tertarik dan merasa fitted each other. Marcus pernah berada di kondisi paling rendah, saat depresi tiba-tiba menyerangnya, membuatnya selalu merasa tidak pantas untuk dimiliki oleh siapapun, termasuk Ginny. Ia hanya mabuk dan menutup diri di kamar, bolos sekolah, dan tidak mau ditemui oleh siapa-siapa. Apalagi dulu Ia pernah ditinggal sahabatnya meninggal karena sakit kanker, dan kondisinya sangat terpuruk.

https://widyasty.com
Marcus & Ginny, pasangan ter-the best di serial Ginny & Georgia

Sisi baik yang saya lihat dari series Ginny & Georgia ini adalah, bahwa sebagian besar orang di lingkungan ini sangat aware dengan mental health, dan tidak pernah ragu untuk melakukan sesi terapi jika terlihat kecenderungan yang mengarah ke depresi.

EVERYTHING WE KNOW ABOUT GINNY & GEORGIA

Selain mengangkat tema mental health, series Ginny & Georgia juga mengangkat isu rasisme yang dilakukan oleh guru Ginny di sekolah, karena selalu bersikap tak acuh bahkan mendiskriminasi semua siswa berkulit hitam. Saat Ginny masuk ke kelasnya, Ginny beberapa dibuat tidak nyaman dan merasa dipojokkan oleh gurunya ini. Untungnya, Max, Hunter, dan beberapa teman lainnya justru mendukung untuk melawan guru ini.

Isu besar lain yang diangkat adalah tentang betapa beratnya menjadi orangtua, betapa sulitnya bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-anak, dan seberapa besar kita bisa membuat anak-anak tumbuh sebagai orang bijak, yang selalu dapat berpikir jernih tentang semua keputusan agar tidak ada penyesalan. Menjadi orangtua tidak hanya bertugas membuat anak aman, sehingga melakukan segala cara, tetapi juga menjadi teladan yang pantas dicontoh agar anak tidak melakukan kesalahan yang dilakukan orangtuanya.

Season 2 berjalan sangat intens, seakan semua episode penuh dengan konflik tanpa membiarkan kita menarik napas jeda. Saat Ginny & Georgia semakin menemukan jalan buntu untuk tetap bersama menjalani kehidupan, Ginny semakin memandang bahwa ibunya adalah sosok yang sangat buruk dan tidak bisa dibanggakan, bahkan tidak bisa menjadi seseorang yang dapat dijadikan sandaran saat Ia butuh dukungan. Ia tidak bisa lagi percaya dengan semua yang Georgia katakan dan lakukan. Ia hampir selalu marah pada ibunya dan menutup mata atas kasih sayangnya.

Georgia mengakui bahwa semua yang dilakukan adalah buruk dan tidak pantas untuk dibanggakan. Tetapi, Ia melakukannya untuk melindungi dirinya dan anak-anaknya. Ternyata hal itu merupakan beban untuk Ginny. "I'll do anything for you", bermakna pengorbanan yang juga sekaligus beban bagi orang yang dilindungi. Sebaliknya, seburuk apapun yang Georgia lakukan, Ia tetap mencintainya dengan tulus. Ia tetap mampu berdamai dengannya, meskipun sangat sering saling berteriak saat egonya tak mau diajak mengalah.

Lalu, apa hal baik yang bisa dilihat dari Georgia?
  1. Karena usianya yang masih muda, Georgia kadang menempatkan diri sebagai teman Ginny dan berusaha berpikiran terbuka. Ia sangat bahagia ketika Ginny memiliki kehidupan normal sebagai remaja pada umumnya. Meskipun Ginny melakukan beberapa kenakalan, Ia memberi nasehat yang bijak pada Ginny, alih-alih hanya menghukumnya untuk efek jera.
  2. Georgia mampu bertanggung jawab atas dua anaknya, meski tanpa dibantu oleh pasangannya. Ia tetap membersarkan dua anaknya, dan berjuang agar tidak kehilangan kedua anaknya (meskipun caranya salah dan tetap tidak bisa dibenarkan).
  3. Georgia selalu punya ide bagus yang membuat semua orang tertarik. Pekerjaannya di kantor walikota cukup lancar karena beberapa ide Georgia cukup sukses dilakukan selama masa kampanye Paul. Dia pernah bilang saat pertemuannya pertama kali dengan Paul, "You give me lemons, you'll have lemonade, lemon pie, and lemon meringue". That's mean dia bisa melakukan pekerjaan apa saja.
  4. She's beautiful, sexy, hot! That's it! Hahaha. Bajunya bagus-bagus banget, makeup-nya juga cantik. Apalagi cara bicaranya yang penuh percaya diri, beuh!
https://widyasty.com
Austin, Ginny, Georgia, dan Paul Randolph, sang Walikota Wellsburry

Ada dua scene yang paling menyentuh dan bikin nangis di season 2, yaitu di episode 3, saat Georgia bilang pada Ginny, "You can think I'm the worst mother, I'm not worthy anything, but you are". Ginny sangat marah karena baru tahu tentang rahasia kelam yang disimpan Georgia selama ini, tapi Georgia akhirnya menumpahkan semua perasaannya, tentang alasan mengapa Ia melakukan itu, tentang bagaimana Ia berjuang dan bertahan sejauh ini hanya demi anak-anaknya agar bisa memiliki masa depan.

Di episode 6, saya kembali dibuat menangis saat akhirnya Georgia tahu bahwa Ginny sering melukai dirinya sendiri. Ia menangis dan berkali-kali memeluk Ginny, meminta maaf atas perbuatannya selama ini yang membuat Ginny tersiksa, hingga harus merasa depresi dan melukai dirinya sendiri. Ia menyesal karena tidak menyadari hal itu. Setelah kejadian itu, Georgia selalu berusaha ada di samping Ginny, menghabiskan waktu bersama, menjadi ibu yang baik dan friendly. Georgia seakan tidak rela jika anaknya harus ikut menanggung sakitnya, karena masalah yang dihadapinya. Bahkan, Ia bilang, "You give all that pain to me, I can handle this" sambil terus memeluk Ginny.

Wah, kalau ngomongin serial ini rasanya banyak yang pengin dibahas, saking banyaknya pesan moral yang bisa kita ambil sejak dari episode pertama. Kita tidak pernah bisa belajar menjadi orangtua, karena proses belajarnya tanpa henti seumur hidup. Selama itu pula kita mungkin akan melakukan kesalahan, dibenci oleh anak atas semua peraturan yang kita buat, merasa menjadi sosok orangtua yang gagal, tapi kasih sayang yang kita berikan akan selalu nyata untuk dirasakan.

Nah, gimana, udah penasaran mau nonton? Udah, gak usah ditunda-tunda. Serial ini saya jamin bagus banget, dan seharusnya menjadi peringkat satu di Top10 Netflix sih, haha. Kalau setuju sama poin yang saya tulis, jangan lupa share tulisan ini ya. Kalau mau tambahin juga boleh banget tulis komentarnya! Terima kasiih.
"This isn't school. It's a prison!"

Berapa banyak ya kira-kira anak yang berpikiran seperti ini? Kenapa sekolah, yang seharusnya menjadi tempat sumber pendidikan, malah menjadi tempat yang kejam dan penuh penghukuman?

Nah, bahas-bahas tentang sekolah, saya pengin banget nih share rekomendasi film musikal terbaru yang baru aja selesai saya tonton di Netflix, berjudul Roald Dahl's Matilda the Musical. Kamu bisa ajak anak nonton bareng juga, sambil mengisi waktu liburan Natal dan tahun baru, buat yang lagi gak ke mana-mana nih, karena filmnya mengandung banyak sekali pesan moral tentang sifat buruk yang harus dihindari.

https://widyasty.com


SINOPSIS ROALD DAHL'S MATILDA THE MUSICAL

Matilda, adalah seorang anak jenius, yang sayangnya kehadirannya tidak pernah diharapkan oleh orangtuanya. Mereka bahkan sampai lupa mendaftarkan sekolah. Tetapi, Matilda tumbuh sebagai anak cerdas karena satu-satunya hal yang senang Ia lakukan di luar rumah adalah membaca. Tempat favoritnya adalah perpustakaan berjalan milik Mrs. Phelps. Matilda hampir selalu tenggelam di dalam khayalan dan cerita yang diciptakan oleh kepalanya. Dan, Mrs. Phelps adalah teman bercerita yang selalu menemani Matilda setiap hari.

Suatu hari, Matilda akhirnya didaftarkan di sekolah yang bernama Crunchem Hall. Sayangnya, di sana ada kepala sekolah yang dikenal kejam, jahat, dan sangat membenci anak-anak, Agatha Trunchbull. Semua murid yang bersekolah di sini tampak takut dan sangat patuh, karena tidak sanggup jika harus dihukum di dalam sebuah ruangan sempit dan menakutkan, yang disebuh Chokey. Trunchbull tidak ragu menghukum, membentak, bahkan melempar muridnya yang tidak patuh. Ia sangat benci ketika ada yang berani mengatakan TIDAK padanya. Semua harus tunduk, takut, dan patuh padanya, karena Ia tidak pernah mau dikalahkan oleh anak-anak kecil yang dianggap lemah dan tak berdaya.

Untungnya, ada satu orang guru yang sangat baik dan mencintai anak-anak, Miss Honey. Ia selalu bisa menghidupkan kelas dengan cara mengajarnya yang sangat menyenangkan. Ia mampu menenangkan murid yang takut, membela yang tidak bersalah, meskipun tetap tidak bisa melawan Trunchbull. Miss Honey sangat tertarik ketika tahu bahwa Matilda memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak seumurnya. Bahkan, secara perlahan Matilda menyadari bahwa Ia memiliki kemampuan telekinetis, yang mampu menggerakkan benda hanya dengan kemampuan pikirannya.

Singkat cerita, semenjak Matilda masuk ke sekolah itu, Ia menjadi tokoh revolusi bagi semua murid karena berani melawan Trunchbull. Baginya, kita akan terus dianggap lemah jika tidak berani melawan pem-bully. Ia mampu membela semua temannya yang tidak bersalah dan dihukum oleh Trunchbull secara tidak adil. Bahkan, dengan kemampuan telekinesisnya, Ia menghancurkan Chokey milik Trunchbull, bahkan menjahilinya sampai Ia ketakutan dan bahkan pergi dari sekolah itu.


Sekolah adalah penjara, benar adanya jika yang terjadi di dalamnya hanyalah relasi kuasa, yang menyebabkan murid merasa menjadi pihak yang lemah dan harus tunduk pada peraturan yang dibuat oleh pendidik di sekolah tersebut. Nyatanya, hal ini pun masih banyak terjadi di kehidupan nyata, sehingga banyak juga anak-anak yang tidak memiliki ketertarikan oleh kegiatan sekolah. Selain itu, bisa saja pem-bully-nya justru teman sesama murid, yang merasa dirinya paling kuat sehingga harus selalu memuaskan diri dengan menyiksa temannya yang dianggap lemah.

PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH

Yang paling saya ingat dari kata-kata Mrs. Phelps adalah, "the best way to deal with bullies, is tell someone. Straight away. They thrive on silence." dan saya sangat setuju sekali. Pem-bully akan selalu merasa menang jika melihat lawannya takut dan diam. Matilda lebih memilih untuk melawan karena Ia tidak mau terus selalu berada di posisi yang lemah.

Matilda tidak pernah ragu akan sikapnya. Bahkan, saat buku-bukunya disobek oleh Ayahnya, Ia melawannya dengan sedikit aksi jahil yang membuat Ayahnya kapok. Menurut saya, anak wajib dibekali dengan sikap tegas seperti itu, agar bisa bertahan membela diri jika ada yang merundung di lingkungannya di luar rumah. Dengan begitu, anak tidak akan merasa bahwa dirinya lemah dan selalu kalah.

PESAN DAN KESAN UNTUK PENONTON

THE CHILD IS A MIRACLE
Bagi semua orangtua, anak mungkin anugerah dan keajaiban yang hadir di hidup mereka. Tapi, beda dengan orangtua Matilda yang tidak menginginkan anak. Ayahnya bahkan hanya mau anak laki-laki, dan selalu menganggap anaknya laki-laki, meskipun kenyataannya Matilda adalah perempuan. Maka, ini bisa menjadi sebuah catatan untuk kita semua, bahwa kita harus menyiapkan diri sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Mereka harus mendapatkan haknya sebagai anak dan manusia, menjamin hidupnya, dan memastikan bahwa mereka tumbuh di keluarga yang baik.

Saya pernah menonton film yang menggambarkan betapa anak adalah keajaiban yang perlu disyukuri oleh orangtuanya. Baca di sini: Miracles from Heaven

ADEGAN YANG KASAR
Selama menonton, ada baiknya anak selalu sambil diajak berbicara, karena ada banyak dialog kasar dalam film. Selain itu, ada juga adegan yang lumayan bikin merinding, misalnya saat Trunchbull menarik rambut murid, memutarnya berkali-kali, sebelum akhirnya anak tersebut dilempar jauh ke luar sekolah, hanya karena Ia tidak suka rambut muridnya dikuncir dua. Sumpah, adegan ini bikin saya mau nangis karena ngilu banget. Meskipun di film ini anaknya baik-baik saja setelah terlempar, tapi ini kan film fantasi yaaa. Di kehidupan nyata tidak mungkin baik-baik sajaaaa.

Adegan kasar ini sebaiknya jangan sampai dinormalisasikan atau malah ditiru oleh anak setelah menonton filmnya.

BAHASA YANG BURUK
Orangtua Matilda juga sering memanggilnya dengan sebutan buruk, seperti idiot, nasty little creep, troublemaking goblin, little gargoyle, dan masih banyak lagi, yang kalau diterjemahkan artinya sungguh sangat keji. Trunchbull juga menyebut semua muridnya sebagai maggots, yang artinya belatung. Bahasa-bahasa ini memang sangat kasar dan buruk, sehingga riskan sekali untuk didengar oleh anak-anak, jika tanpa dibarengi oleh advise dari orangtua. Makanya, film ini direkomendasikan untuk anak yang berumur 7 tahun ke atas, dan wajib didampingi oleh orangtua.
https://widyasty.com
Si jahat Agatha Trunchbull, yang diperankan oleh Emma Thompson

SOUNDTRACK-NYA EARGASM BANGET
Nah, kalau dari soundtrack, banyak lagu yang iramanya asik dan menghibur. Meskipun liriknya banyak dan cepat sehingga sulit dihafalkan anak, tapi nadanya enak banget kok buat didengerin bareng. Apalagi playlist-nya juga udah ada di aplikasi streaming. Namanya film musikal, sudah pasti akan ada banyak lagu di sela-sela scene film, pastikan anak gak keburu bosan nontonnya. Tapi, beda anak pasti beda respon ya, karena ada anak yang suka lagu-lagu, ada juga yang gak suka.

Lagu yang saya suka banget itu yang judulnya When I Grow Up, karena liriknya bagus banget dan bikin anak semangat untuk punya mimpi, kira-kira mereka punya harapan apa ya saat mereka besar nanti? Ada juga yang judulnya Revoluting Children, dinyanyikan ketika semua murid berpesta merayakan hari besar mereka karena sudah berevolusi dan berani melawan Trunchbull di sekolah. Semua berkat Matilda yang hebat! Ditutup dengan lagu Still Holding My Hand, ketika akhirnya Matilda memutuskan untuk tinggal bersama Miss Honey yang sangat menyayanginya, dan tidak ikut dengan orangtuanya yang ingin pindah ke Spanyol. Wah, romantis banget sih.
https://widyasty.com
Matilda & Miss Honey, saat menyanyikan lagu Still Holding My Hand

Overall, karena saya suka banget sama semua sinematografi, plot, konsep cerita, dan scoring-nya, saya bisa banget kasih bintang lima ★ ★ ★ ★ ★ untuk film ini. Segitu puasnya nonton, apalagi kalau kamu suka sama film fantasi semacam ini dan suka drama musikal. Pasti bisa menikmati banget deh film ini dari awal sampai akhir. Film fantasi lain yang pernah saya tonton lumayan banyak, misalnya; Charlie & the Chocolate Factory, Miss Peregrine's Home for Peculiar Children, Edward Scissorhand, Alice in Wonderland, dan masih banyak lagi yang mungkin lupa saya sebutkan. Semuanya bagus dan recommended buat ditonton.

Baca rekomendasi film favorit saya yang lainnya untuk teman tahun baruan yuk: List Drama Lucu untuk Ditonton di Rumah

Kamu sendiri kalau mau nonton film ini, kira-kira sebaiknya akan ajak anak nonton bareng juga gak? Jangan lupa mampir ke komentar saya dan share opini kamu juga ya! 😊
Kamu pasti pernah deh ngerasa penat banget sama rutinitas harian dan masalah yang kadang adaaa aja munculnya di hidup ini. Apalagi dua tahun belakangan ini kita lagi overwhelmed banget sama kasus pandemi Covid-19 yang gak selesai-selesai di Indonesia. Kapan bisa hidup bebas tanpa khawatir lagi ya? Kalau udah begini, kamu butuh rehat dulu deh dari suasana yang gak enakin, berusaha santai dan lakuin hal-hal yang disukai dulu. Kalau udah tenang dan ngerasa refresh, baru bisa mulai lagi menata kehidupan yang kadang kayak benang kusut ini, hehe. Ayok tetap semangat dong!

Baca juga: Masalah Pernikahan yang Paling Sering Dikeluhkan

Kalau saya sendiri, semenjak menikah sering banget nonton film bareng sama suami sambil makan/ngemil. Semenjak punya anak, kegiatan itu jadi hilang. Sekarang bahkan kita masih sering nonton tapi di ponsel sendiri-sendiri karena beda jam santainya. Saya lebih sering nonton kalau anak udah tidur, atau sambil nunggu ngantuk terus ikut ketiduran deh. Yang penting sih tetap punya aktivitas yang menyenangkan ya supaya gak stres karena di rumah mulu dan ngurus toddler yang lagi kritis-kritisnya ini.

Kebanyakan film yang saya tonton itu ada di Netflix dan Disney+ karena cuma langganan dua aplikasi streaming itu aja. Dulu sih waktu belum ada aplikasi ini, nontonnya dari website bajakan bareng suami hehe jangan ditiru yaaa, kadang minta copy-annya sama teman sekantor dulu yang hobi banget ngumpulin film sampai punya dua hard disk external yang isinya cuma film semuaa.

https://widyasty.com

Saya tuh penonton dari semua genre film, dari semua negara, dari semua kategori. Mulai dari romance, komedi, thriller, animasi, mulai dari western, lokal, Korean, Thailand, Bollywood, semua yang saya suka ya saya tonton. Gak spesifik cuma suka nonton drakor doang atau western doang. Ketika saya lagi butuh film yang memacu adrenaline, saya cari film thriller, psychological mystery, horror, atau action. Ketika saya lagi bete banget dan butuh hiburan, saya akan cari film komedi. Ketika saya lagi overwhelmed banget dan butuh santai, saya cari film drama yang konfliknya gak terlalu tegang, drama keluarga, atau re-watch aja film-film yang pernah saya tonton dan gak ada konfliknya, jadi cuma drama biasa aja yang santai dan nyaman ditonton kayak drakor Hospital Playlist dan Reply 1989. BTW, sekarang lagi on going Hospital Playlist Season 2, lho.

Baca juga: Review Episode Favorit Black Mirror di Netflix

Nah, karena sekarang saya lagi santai juga, jadi kepikiran mau kasih review singkat tentang film-film dengan genre drama yang super santai buat ditonton dan konfliknya gak berat deh. Ini campuran dari beberapa negara ya, jadi gak terlalu Asian banget atau Western banget, dan pastinya ada di Netflix. Here we go!


YES DAY NETFLIX MOVIE (2021)

Sepasang kekasih selalu menghabiskan waktu bersama dengan seru, setiap ada kemauan, gak pernah ada kata TIDAK. Mereka selalu melakukan banyak hal gila bersama, hingga akhirnya mereka memiliki tiga anak, dan kondisi itu membuat mereka selalu khawatir dan lebih sering berkata TIDAK daripada YA. Ini kayaknya relate banget ya sama semua ibu-ibu. Anaknya loncat-loncat, gak boleh. Anaknya manjat-manjat, gak boleh. Anaknya mau ikutan masak, gak boleh. Bahkan saat anaknya udah mulai remaja dan mau pergi sama teman-teman aja gak boleh juga karena khawatir ini itu.

Suatu hari, anak-anaknya yang selalu kesal karena orangtuanya gak seru, bertaruh apakah orangtuanya mampu menghabiskan waktu 24 jam bersama anak-anak dengan satu syarat: NEVER SAY NO, JUST SAY YES! Orangtuanya mengiyakan YES DAY ini karena berharap itu bisa memperbaiki hubungannya dengan anak-anak, dan mengembalikan masa-masa seru dulu waktu mereka masih bebas melakukan apa saja.



Ternyata, itu semua gak mudah. Ayahnya hampir menyerah di pertengahan hari, dan masih colongan ngurusin pekerjaannya (padahal peraturannya adalah gak boleh kerja dan pegang hp selama 24 jam). Ibunya hampir masuk penjara karena berkelahi dengan orang di arena permainan anak. Anak tertuanya nekat datang ke konser meskipun sebelumnya sudah dilarang. Setelah hari ini, hubungan keluarga ini akan memiliki pandangan yang berbeda dari hari kemarin.


THE DEADLINE SERIES (8 EPISODES, 2018)



Tiga perempuan bersaudara memiliki struggle masing-masing dan harus terus melanjutkan kehidupan setelah kehilangan Ayahnya yang meninggal karena penyakit kanker. Mereka memiliki deadline dalam hidupnya masing-masing, dan itu semua gak mudah untuk dihadapi.



Anak pertama, Aom, berusia hampir 40 tahun. Ia sudah menikah tetapi belum juga memiliki anak. Ketika sedang menjalankan program hamil, atasan tempatnya bekerja juga memberikan challenge kepada Aom dalam sebuah projek yang akan membuat Aom naik jabatan, dan dua hal itu gak mudah dicapai sekaligus.

Anak kedua, Ai, berusia 30 tahun namun belum juga menikah dan punya pasangan. Ia sangat terobsesi menjadi artis terkenal. Berbagai audisi sudah diikuti tapi kariernya tetap saja belum membuahkan hasil. Setelah berjuang terus, Ai akhirnya berhasil menjadi actrees dan bahkan menang Award.

Anak ketiga, Aey, mengidap penyakit kanker di umurnya yang ke-20. Ia harus terus menjalani kemoterapi yang menyakitkan, bolak-balik ke rumah sakit, tapi memiliki dua kakak dan satu sahabat yang selalu supportive. Apakah ia akan sembuh, atau menyerah seperti Ayahnya?


THE HOUSE ARREST OF US SERIES (13 EPISODES, 2020)



Sebelumnya, saya belum pernah nonton drama Philippines sih, jadi ini kayaknya pertama kalinya deh gak sengaja nonton karena lihat preview-nya di Netflix lucu banget. Ternyata sepanjang nonton benar-benar dibikin sakit perut karena ketawa terus. Apalagi setelah nonton jadi cari tahu tentang aktornya, yang ternyata pasangan sungguhan di real life. Daniel Padilla dan Kathryn Bernado tuh udah 7 tahun pacaran dan udah banyak main film bareng jugaaa, mana cakep banget lagi astagaaaa! 😍

Drama ini bercerita tentang sepasang kekasih yang berencana menikah, tapi terhalang restu orangtua. Keluarga pihak perempuan, Q (Queencess), adalah keluarga kaya raya. Q sendiri adalah anak tunggal yang sangat dimanja oleh orangtuanya. Sedangkan Korics adalah seorang Director yang berasal dari keluarga sederhana. Perbedaan inilah yang membuat keluarga Q menolak lamaran keluarga Korics.

Saat Korics datang bersama keluarganya untuk melamar, bersamaan juga dengan itu himbauan lockdown datang di negara Filipina karena virus Corona, yang membuat keluarga ini gak bisa pulang dan terjebak di rumah keluarga Q selama berminggu-minggu. Selama tinggal dalam satu rumah, banyak banget hal yang bikin dua keluarga ini berantem, dan yang gemesnya lagi, jadi makin menguji kekuatan cinta Q dan Korics, apakah tetap yakin untuk melanjutkan pernikahan atau malah menyerah dan mengakhiri hubungan.



Yakin deh nonton film ini gak bakal nyesel karena terhibur banget! Ditambah lagi opening song-nya catchy banget deh, lagu Marry Your Daughter juga jadi soundtrack di series ini, lagu paling romantis yang di-play sejuta umat sebagai wedding playlist 🤣

Ketiga drama tersebut sebenarnya punya parenting advice masing-masing yang tersembunyi dan bisa kita jadikan pelajaran selama berperan menjadi orangtua dalam mengasuh anak. Ambil baiknya, lupakan buruknya. Jadi makin punya cerminan dan gambaran bahwa menjadi orangtua itu gak hanya mikirin bahwa anak bisa tumbuh sehat dan pintar, makan makanan bergizi, dan punya kehidupan ideal. Masalah lainnya juga akan datang seiring pertumbuhan anak hingga mereka siap menempuh hidupnya masing-masing. Siapkah kita menghadapi segala fase hidup yang anak kita alami, dan kita tetap bisa menjadi orangtua terbaik di mata mereka?

Sebenarnya masih banyak lagi film yang mau disebut, tapi kayaknya udah kepanjangan. Akan saya bahas di lain kesempatan ya. Udah ada yang pernah kamu tonton belum? Untuk melihat review film lainnya, silakan kunjungi LAMAN INI.

Kamu juga kalau punya rekomendasi film seru dan santai boleh banget loh tulis di komentar, supaya saya bisa nambah watch list nih. Selamat menonton! 😉
Older Posts Home

SEARCH THIS BLOG

ARCHIVE

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  April 2025 (1)
      • 4 Tips Sebelum Membeli Baju Busui Friendly
    • ►  January 2025 (1)
  • ►  2024 (7)
    • ►  August 2024 (1)
    • ►  July 2024 (1)
    • ►  June 2024 (3)
    • ►  May 2024 (1)
    • ►  April 2024 (1)
  • ►  2023 (11)
    • ►  October 2023 (1)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  March 2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
    • ►  January 2023 (3)
  • ►  2022 (16)
    • ►  December 2022 (3)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (4)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  March 2022 (3)
    • ►  February 2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (50)
    • ►  December 2021 (3)
    • ►  November 2021 (4)
    • ►  October 2021 (8)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (5)
    • ►  June 2021 (5)
    • ►  May 2021 (5)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (4)
    • ►  February 2021 (2)
  • ►  2020 (1)
    • ►  September 2020 (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  November 2019 (2)
    • ►  June 2019 (1)
    • ►  May 2019 (2)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (7)
    • ►  July 2018 (1)
    • ►  February 2018 (5)
    • ►  January 2018 (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  July 2017 (5)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  May 2017 (3)

COMMUNITY

BloggerHub Indonesia BloggerHub merupakan komunitas yang menaungi blogger di seluruh Indonesia. Siapapun kamu yang memiliki blog dan aktif dalam dunia ngeblog, dapat bergabung dengan BloggerHub dan mantapkan ilmu blogging-mu di sini.
Mothers on Mission MoM Academy adalah komunitas binaan langsung di bawah Mothers on Mission. Dengan memiliki misi “Mom harus pintar, bahagia dan produktif”, MoM Academy berkembang dengan begitu pesat. Saat ini sudah memiliki pengurus di 6 regional: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Special Regional (Campuran dari luar kota) yang tergabung dalam komunitas WA Group.
Powered by Blogger.
Kumpulan Emak2 Blogger Grup ini dibuat untuk menjalin persahabatan & memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di media sosial, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Beautynesia Beautynesia is part of Detik Network media portal. 4 years already Beautynesia have became one of the fastest growing Indonesian female media start up. We are now at 30 millions view and continue to grow, our mission is to support Indonesia Female market

ABOUT AUTHOR

Widyanti Asty Hello! Welcome to my site. Please take a seat and enjoy reading. Click HERE to know more about me.

CATEGORIES

PARENTING & FAMILY
PERSONAL STORIES
BEAUTY & SELFCARE
LIFESTYLE
PREGNANCY DIARY
REVIEW
ADVERTORIAL
OPINIONS

GET IN TOUCH

INFORMATION

ABOUT ME
CONTACT ME
MEDIA KIT

Copyright © 2016 Widyanti Asty | Parenting Blogger Indonesia. Created by OddThemes